Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Senyum Itu Paspor

Beberapa hari lalu seorang dosen membagikan satu pepatah terkenal di negaranya, Sudan. Kata beliau, 
“Senyum itu paspor. Senyum tulus dari hati bisa membawa pemiliknya kemana saja ^^”

Thailand mengingatkan saya akan pepatah ini. Saat bahasa tak lagi sama, maka senyum menjadi penghangat yang dimengerti oleh semua orang. Cukup mengembangkan bibir dan tersenyum tulus, maka orang di sekitar akan menjadi teman dan penolong dalam setiap kesulitan.

Sukabumi, dua tahun di sana mengajarkan saya akan masyarakat yang suka tersenyum dan lembut khas Sunda. Senyum sesederhana apapun bentuknya, ketika lahir dari hati akan menawarkan keakraban yang menghangatkan.


Di Makassar saya mengenal seorang ustad yang bibirnya tak pernah lepas dari senyum. Dengan dakwah dan senyumnya, atas izin Allah beliau telah berhasil merintis banyak pesantren dari nol hingga memiliki ratusan santri. Setelah pesantren yang dirintis kokoh, dia pergi ke tempat lain untuk merintis pesantren baru. Senyum tulusnya masih terkenang hingga kini.

Di Batam saya punya murid yang selalu tersenyum. Bukan teman saja yang senang bergaul, bahkan guru pun betah berbagi ilmu dengannya dalam waktu yang lama. Karena senyum itu selalu menawan dan menyejukkan hati.

Kangar, Perlis, Malaysia juga mengajarkan hal yang sama. Kampung tua itu dipenuhi wajah-wajah yang selalu tersenyum. Membuat hati ingin kembali mengunjungi untuk kedua kalinya. Ingin merasakan lagi keakraban dan keramahan penduduknya.

Gorontalo, itulah tempat yang membuat saya tersenyum jika mengingatnya. Banyak kenangan yang terjadi di sana. Banyak orang yang saya rindukan di sana. Kampung halaman yang penuh kenangan. Ada rumah yang selalu dihiasi senyum. Ada keluarga yang selalu menyambut dengan senyum. Semoga bisa pulang kampung tahun ini ^^

***

Baru-baru ini saya pindah kos. Ketika mengunjungi kos lama, seorang kawan bertanya, “gimana kos barunya? Betah gak?”

Kawan, pengalaman mengajarkan saya, bahwa kebahagian itu adalah pilihan. Agar bahagia, kitalah yang harus berusaha mewujudkan kebahagiaan itu. Senyum tulus adalah cara paling mudah menciptakan kebahagian di lingkungan yang baru. Saat tersenyum hati telah memancarkan kebahagiaan kepada orang-orang sekitar. Jika mereka bahagia, insyaAllah kita akan bahagia ^^

Jadi jangan pernah mengharapkan senyum, jika kita enggan memulai senyum. Mulai dan hiasilah hari dengan senyum dan rasakan keajaibannya!
Karena senyum itu bukan hanya untuk orang yang bahagia, tapi tersenyumlah maka hati akan bahagia. Dan bukan karena telah pergi kemana saja lantas hati tersenyum, tapi tersenyumlah maka kau akan pergi kemana saja, insyaAllah. Karena senyum itu paspor ^^
Semoga bermanfaat, sampai jumpa di puncak kesuksesan.



Setiap kota, telah diberi link hidup.
Bisa diklik untuk kisah selengkapnya :)

Tulisan pertama di kos baru,
Jati Padang 21 April 2014



Share This Article


12 comments:

  1. inilah senyum syukur penebar senyum. mudah kemana saja dan diterima :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. gimana kabarnya Kang? saya pengen ke Cibinong lagi.. hehe

      Delete
  2. senyum, mudah tapi sangat berharga

    ReplyDelete
  3. saya setuju sekali sob...bahwa senyum bisa menjadi paspor. Wah banyak sekali tempat yang telah disinggahinya sob

    ReplyDelete
  4. Ada seseorang yang pernah berkata seperti ini kepada saya, "senyum itu membuat hati tentram dan nyaman jadi jangan cemberut nanti cepet tua".
    Well, apapun yang dikatakan orang mengenai seulas senyum, yang pasti kita tak akan pernah rugi untuk memberikan senyuman :)

    ReplyDelete
  5. Senyum 30 menit dalam sehari itu bikin awet muda lo Pak Ustadz. Mari tersenyum. Agar bahagia selalu, karena bahagia itu sederhana.

    ReplyDelete