Unhas,
kampus ini memiliki satu cerita dalam kepingan hidup kami. Setelah lulus dari
Madrasah Aliyah, Alhamdulillah kami diterima di kampus ini pada jurusan Fisika
Murni melalui beasiswa SM SNMPTN. Namun dengan beberapa faktor dan
pertimbangan, akhirnya kami lebih memilih kampus yang ada di pulau Jawa.
Masih tentang Unhas, tak disangka dua tahun kemudian kami ditakdirkan untuk mengunjungi kampus ini. Namun bukan sebagai pelajar melainkan sebagai pengajar. Eh, jangan salah sangka dulu kawan, kami tidak menjadi dosen di Unhas, tapi hanya sebagai teman belajar sekolompok mahasiswa yang tergabung dalam MPM. Kalau tidak salah MPM itu adalah singkatan dari Mahasiswa Pecinta Musholla, maaf ya jika salah, J.
Jika
bercerita tentang MPM maka tentulah mesjid kampuslah yang sering kami kunjungi.
Mesjid yang sangat besar dan megah. Di sampingnya ada danau. Di sekelilingnya
banyak pohon besar yang rimbun. Sejuk dan nyaman kawan, itulah yang kami
rasakan setiap kali mengunjungi mesjid itu.
Tapi, yang
lebih membuat hati ini merasa nyaman dan sejuk adalah suasana mesjid itu. Tak
ada ikhtilat, rokok, ataupun hal-hal yang mengganggu pemandangan seperti di
kampus umum lainnya. Bahkan banyak dari mahasiswinya yang memakai jilbab besar
dan cadar. Sungguh ini adalah suasana kampus umum yang islami.
Terlebih
jika melihat semangat mereka (MPM) dalam berdakwah dan menuntut ilmu syar’i,
membuat hati merasa kecil dan takjub. Bayangkan, dalam kesibukan kuliah yang
super sibuk itu, mereka masih sempat mengurus umat ini, mengajak orang lain
untuk mengenal islam, dan bahkan beberapa dari mereka menyempatkan diri belajar
bahasa arab dengan kami. Sungguh, sekali lagi kami takjub dibuatnya. Karena semangat
ini jarang kami temukan bahkan pada mereka yang benar-benar belajar ilmu
syar’i.
Satu lagi
tentang Unhas, ada satu pengalaman yang sampai saat ini belum kami lupakan di
sana. Sebenarnya itu hanya sebuah percakapan biasa tapi membuat kami menyadari
akan satu hal yang luar biasa. Sesuatu yang telah kami sampaikan dalam
tulisan-tulisan sebelumnya. Yaitu, seperih apapun jalan hidupmu, selama kau mau
merenung dan berpikir, maka kau akan temukan hikmah dari setiap episode
hidupmu.
Percakapan
itu terjadi pada suatu senja. Kalau
tidak salah ingat, sore itu jadwal belajar bahasa Arab, tapi karena kebanyakan
anggota MPM memiliki agenda lain, maka untuk hari itu terpaksa diliburkan.
Namun sebelum pulang, kami sempat berbincang dengan salah seorang pengurus MPM.
Kami lupa
siapa yang pertama memulai, yang jelas hampir sejam kami bercerita. Dari
hal-hal umum sampai pribadi. Dari masalah kampus sampai masalah hidup. Dari
basa-basi sampai menjadi serius. Saat itu kami lebih banyak mendengar daripada bicara.
Dia
bercerita panjang sekali. Yang intinya dia sulit untuk menentukan suatu
pilihan. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan antara dia dan orangtuanya. Dia
lebih suka A tapi orangtuanya ingin dia memilih B. Dia ingin menjadi C tapi
orangtuanya mau dia menjadi D. Namun, sebagai anak yang berbakti dia selalu
mendahulukan keinginan orangtua diatas kemauannya. Inilah contoh anak yang
berbakti. Ya, selama orangtua tidak menyuruh kita untuk bermaksiat maka
berusahalah untuk taat padanya. Namun lebih baik lagi jika kita mampu
mendiskusikan suatu masalah dengan orangtua dengan santun dan penuh adab. Agar
saat menjalani suatu keputusan, hati tak dongkol dan menyesal.
Dari
percakapan ini kami tambah sadar bahwa segala sesuatu itu ada hikmahnya. Namun
dalam tulisan ini kami sulit menyimpulkan hikmah itu. Kami telah berusaha, tapi
kata yang terangkai tak seperti yang diinginkan. Tapi tentunya ia begitu
terasa di hati.
Yang jelas
hikmah itu begitu dalam dan menyentuh hati kami. Membuat kami kembali bersyukur
dan bersyukur kepada Allah. Rupanya dan itu selalu terbukti, dalam setiap
episode perih hidup kita selalu ada hikmah jika hati mau berpikir dan
merenung.
***
- Mungkin
catatan ini kurang jelas. Tapi semoga ada manfaat yang bisa di ambil.
- Tentang MPM,
awalnya kami mengira singkatan dari mahasiswa pecinta masjid, tapi setelah
ditanyakan pada om google jawabannya adalah mahasiswa pecinta musholla.
-Semoga ada
waktu untuk bisa jalan-jalan kesana lagi.
- Untuk lebih lengkapnya silahkan baca: Mencari Penggalan Hikmah, Ketinggalan Pesawat, dan Berburu Hikmah
Share This Article
ijin kopi bagi ke teman2....
ReplyDeletesalam kenal... dari Makassar....
Silahkan..
Deletesemoga bermanfaat.
yang punya blog siapa ya?
ReplyDelete-Pengurus MPM-
Senyum Syukur..
Deletekalo mau berkenalan lewat email saja atau fb.
salam ukhuwah.