Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Sekeping Kenangan Tentang Unhas

Unhas, kampus ini memiliki satu cerita dalam kepingan hidup kami. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah, Alhamdulillah kami diterima di kampus ini pada jurusan Fisika Murni melalui beasiswa SM SNMPTN. Namun dengan beberapa faktor dan pertimbangan, akhirnya kami lebih memilih kampus yang ada di pulau Jawa.

Masih tentang Unhas, tak disangka dua tahun kemudian kami ditakdirkan untuk mengunjungi kampus ini. Namun bukan sebagai pelajar melainkan sebagai pengajar. Eh, jangan salah sangka dulu kawan, kami tidak menjadi dosen di Unhas, tapi hanya sebagai teman belajar sekolompok mahasiswa yang tergabung dalam MPM. Kalau tidak salah MPM itu adalah singkatan dari Mahasiswa Pecinta Musholla, maaf ya jika salah, J.

Jika bercerita tentang MPM maka tentulah mesjid kampuslah yang sering kami kunjungi. Mesjid yang sangat besar dan megah. Di sampingnya ada danau. Di sekelilingnya banyak pohon besar yang rimbun. Sejuk dan nyaman kawan, itulah yang kami rasakan setiap kali mengunjungi mesjid itu.

Tapi, yang lebih membuat hati ini merasa nyaman dan sejuk adalah suasana mesjid itu. Tak ada ikhtilat, rokok, ataupun hal-hal yang mengganggu pemandangan seperti di kampus umum lainnya. Bahkan banyak dari mahasiswinya yang memakai jilbab besar dan cadar. Sungguh ini adalah suasana kampus umum yang islami.

Terlebih jika melihat semangat mereka (MPM) dalam berdakwah dan menuntut ilmu syar’i, membuat hati merasa kecil dan takjub. Bayangkan, dalam kesibukan kuliah yang super sibuk itu, mereka masih sempat mengurus umat ini, mengajak orang lain untuk mengenal islam, dan bahkan beberapa dari mereka menyempatkan diri belajar bahasa arab dengan kami. Sungguh, sekali lagi kami takjub dibuatnya. Karena semangat ini jarang kami temukan bahkan pada mereka yang benar-benar belajar ilmu syar’i.

Satu lagi tentang Unhas, ada satu pengalaman yang sampai saat ini belum kami lupakan di sana. Sebenarnya itu hanya sebuah percakapan biasa tapi membuat kami menyadari akan satu hal yang luar biasa. Sesuatu yang telah kami sampaikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Yaitu, seperih apapun jalan hidupmu, selama kau mau merenung dan berpikir, maka kau akan temukan hikmah dari setiap episode hidupmu.

Percakapan itu terjadi pada suatu senja.  Kalau tidak salah ingat, sore itu jadwal belajar bahasa Arab, tapi karena kebanyakan anggota MPM memiliki agenda lain, maka untuk hari itu terpaksa diliburkan. Namun sebelum pulang, kami sempat berbincang dengan salah seorang pengurus MPM.

Kami lupa siapa yang pertama memulai, yang jelas hampir sejam kami bercerita. Dari hal-hal umum sampai pribadi. Dari masalah kampus sampai masalah hidup. Dari basa-basi sampai menjadi serius. Saat itu kami lebih banyak mendengar daripada bicara.

Dia bercerita panjang sekali. Yang intinya dia sulit untuk menentukan suatu pilihan. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan antara dia dan orangtuanya. Dia lebih suka A tapi orangtuanya ingin dia memilih B. Dia ingin menjadi C tapi orangtuanya mau dia menjadi D. Namun, sebagai anak yang berbakti dia selalu mendahulukan keinginan orangtua diatas kemauannya. Inilah contoh anak yang berbakti. Ya, selama orangtua tidak menyuruh kita untuk bermaksiat maka berusahalah untuk taat padanya. Namun lebih baik lagi jika kita mampu mendiskusikan suatu masalah dengan orangtua dengan santun dan penuh adab. Agar saat menjalani suatu keputusan, hati tak dongkol dan menyesal.

Dari percakapan ini kami tambah sadar bahwa segala sesuatu itu ada hikmahnya. Namun dalam tulisan ini kami sulit menyimpulkan hikmah itu. Kami telah berusaha, tapi kata yang terangkai tak seperti yang diinginkan. Tapi tentunya ia begitu terasa di hati.

Yang jelas hikmah itu begitu dalam dan menyentuh hati kami. Membuat kami kembali bersyukur dan bersyukur kepada Allah. Rupanya dan itu selalu terbukti, dalam setiap episode perih hidup kita selalu ada hikmah jika hati mau berpikir dan merenung.

***

- Mungkin catatan ini kurang jelas. Tapi semoga ada manfaat yang bisa di ambil.

- Tentang MPM, awalnya kami mengira singkatan dari mahasiswa pecinta masjid, tapi setelah ditanyakan pada om google jawabannya adalah mahasiswa pecinta musholla.

-Semoga ada waktu untuk bisa jalan-jalan kesana lagi.

- Untuk lebih lengkapnya silahkan baca: Mencari Penggalan Hikmah, Ketinggalan Pesawat, dan Berburu Hikmah

Share This Article


4 comments:

  1. ijin kopi bagi ke teman2....
    salam kenal... dari Makassar....

    ReplyDelete
  2. yang punya blog siapa ya?
    -Pengurus MPM-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senyum Syukur..

      kalo mau berkenalan lewat email saja atau fb.

      salam ukhuwah.

      Delete