Dalam kertas impian, Thailand bukanlah salah satu Negara yang ingin kami kunjungi. Namun dengan segala hikmah dibaliknya, kami ditakdirkan menginjakan kaki di sana.
Ada tiga hadiah yang berhasil kami dapatkan ketika berada disana, yaitu senyum, salam, dan suara.
Senyum
Ketika di Thailand kami semakin sadar bahwa senyum adalah bahasa universal semua manusia. Ketika kau tersenyum itu tandanya kau bahagia, senang, dan seakan-akan berkata, “Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?”
Salam
Ketika di Thailand kami semakin sadar bahwa senyum adalah bahasa universal semua manusia. Ketika kau tersenyum itu tandanya kau bahagia, senang, dan seakan-akan berkata, “Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?”
Salam
Jika senyum adalah bahasa universal semua manusia maka salam adalah bahasa universal umat islam. Salam yang kami maksud adalah ucapan, “asalamu ‘alaikum warahmatullah”. Saat mendengar hal itu, betapa bahagianya hati didoakan oleh orang yang tak dikenal dan pertama kali dijumpai. Sungguh ini adalah persaudaran lintas Negara yang kokoh dan menyejukkan.
Suara
Kami tiba di Thailand pada hari jumat menjelang shalat jum’at. Karena mesjid yang sangat dekat serta perjalanan yang tak begitu melelahkan, akhirnya kami putuskan untuk shalat jum’at. Sebab seorang musafir tak wajib shalat jum’at dan boleh menjama’ serta qoshor shalatnya.
Ketika khatib menyampaikan khutbah, tak ada satupun yang kami pahami kecuali muqaddimah khutbah serta ayat dan hadist yang disampaikan dalam bahasa Arab. Karena khatib menyampaikan khutbah sesuai bahasa kaumnya, yaitu bahasa Thailand.
Kemudian, setelah shalat ashar, terjadi peristiwa yang membuat kami mengambil banyak hikmah didalamnya. Dengan penuh keramahan beberapa orang jama’ah menyapa dan mengajak kami berbicara. Tentunya mereka bebicara dengan bahasa ibunya sehingga kami tak faham dengan apa yang mereka katakan.
Dengan bahasa inggris yang terbata-bata kami katakan bahwa kami adalah orang Indonesia dan tak faham dengan bahasa mereka. Sepertinya mereka faham dengan apa yang kami katakan dan setelah itu kami berbicara dengan bahasa orang bisu, yaitu bahasa isyarat.
Peristiwa yang singkat itu mengingatkan kepada seorang yang berada jauh di kampung halaman. Kepada seorang tuna wicara dan rungu (bisu dan tuli) yang beberapa kali menyempatkan diri mengunjungi rumah kami.
Pernah suatu ketika, saat sedang duduk santai bersama keluarga diteras rumah, dia datang dan ikut duduk bersama kami. Diapun mulai bercerita dengan gaya bahasanya sendiri. Tangannya tak pernah diam mengisyaratkan setiap makna yang ingin disampaikan. Menunjuk ke dada, langit, pintu, dan banyak lagi agar kami faham dengan apa yang disampaikan.
Namun, sebaik bagaimanapun orang bisu itu menjelaskan, kami yakin ada begitu banyak makna yang tak bisa dia sampaikan secara utuh. Mungkin dia bisa, tapi tidak semua penyimak bisa memahami apa yang dia sampaikan.
Sebagai contoh, suatu kali orang itu menunjuk kamar mandi dan mengisyaratkan gaya orang sedang mandi. Kami yang ada disekitarnya berbeda pendapat dalam menafsirkan isyarat tersebut. Ada yang bilang dia ingin mandi, ada pula yang bilang bahwa dia mengabarkan bahwa dikamar mandi itu ada orang yang sedang mandi. Apapun tafsiran yang benar dari gaya itu, intinya kami tak bisa memahami secara utuh apa yang ia sampaikan.
Saat bercakap-cakap dengan beberapa orang Thailand tadi, kami merasakan apa yang dirasakan oleh orang bisu itu. Meskipun hanya sesaat tapi itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Kami sadar bahwa nikmat berbicara, berkata-kata, dan bisa menyampaikan apa yang diinginkan adalah nikmat yang begitu besar. Apalagi jika orang-orang faham dan mengerti dengan apa yang kita katakan dan inginkan.
Tidak sakitkah hatimu saat kau berbicara dan orang-orang tak mengerti dengan apa yang kau katakan? Atau saat kau punya cerita yang sangat indah untuk dibagi tapi tak tahu bagaimana cara menceritakannya? Atau kau punya berita penting yang harus diketahui oleh masyarakat sekitar namun mereka tak faham dengan apa yang kau sampaikan?
Tentunya setiap hati akan merasakan sakit dan kesedihan yang mendalam. Setiap hati akan merasa sunyi meskipun ditempat yang ramai dan merasa senyap walaupun ditempat yang bising. Untuk itu hendaklah setiap hati senantiasa bersyukur karena bisa bersuara, berbicara, dan berkomunikasi. Pergunakan kenikmatan ini untuk kebaikan dan kebenaran. Seperti sabda nabi: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)
Kawan, tidak semua orang didunia ini bisa berbicara seperti dirimu. Kami yakin disekitarmu juga ada orang yang mengalami nasib yang sama seperti orang kami ceritakan tadi. Mereka yang ditakdirkan tak bisa berbicara, mendengar, bahkan ada juga yang tak bisa melihat. Tentunya pada penciptaan itu ada hikmah bagi mereka yang merenung dan berpikir.
Kawan, jika berbicara tentang orang bisu dan buta kami teringat dengan video yang penuh inspirasi dibawah ini. Semoga video ini bisa memberikan kita semangat dan motivasi untuk selalu berjuang dan memperjuangkan hidup kita. Selamat menikmati.
Suara
Kami tiba di Thailand pada hari jumat menjelang shalat jum’at. Karena mesjid yang sangat dekat serta perjalanan yang tak begitu melelahkan, akhirnya kami putuskan untuk shalat jum’at. Sebab seorang musafir tak wajib shalat jum’at dan boleh menjama’ serta qoshor shalatnya.
Ketika khatib menyampaikan khutbah, tak ada satupun yang kami pahami kecuali muqaddimah khutbah serta ayat dan hadist yang disampaikan dalam bahasa Arab. Karena khatib menyampaikan khutbah sesuai bahasa kaumnya, yaitu bahasa Thailand.
Kemudian, setelah shalat ashar, terjadi peristiwa yang membuat kami mengambil banyak hikmah didalamnya. Dengan penuh keramahan beberapa orang jama’ah menyapa dan mengajak kami berbicara. Tentunya mereka bebicara dengan bahasa ibunya sehingga kami tak faham dengan apa yang mereka katakan.
Dengan bahasa inggris yang terbata-bata kami katakan bahwa kami adalah orang Indonesia dan tak faham dengan bahasa mereka. Sepertinya mereka faham dengan apa yang kami katakan dan setelah itu kami berbicara dengan bahasa orang bisu, yaitu bahasa isyarat.
Peristiwa yang singkat itu mengingatkan kepada seorang yang berada jauh di kampung halaman. Kepada seorang tuna wicara dan rungu (bisu dan tuli) yang beberapa kali menyempatkan diri mengunjungi rumah kami.
Pernah suatu ketika, saat sedang duduk santai bersama keluarga diteras rumah, dia datang dan ikut duduk bersama kami. Diapun mulai bercerita dengan gaya bahasanya sendiri. Tangannya tak pernah diam mengisyaratkan setiap makna yang ingin disampaikan. Menunjuk ke dada, langit, pintu, dan banyak lagi agar kami faham dengan apa yang disampaikan.
Namun, sebaik bagaimanapun orang bisu itu menjelaskan, kami yakin ada begitu banyak makna yang tak bisa dia sampaikan secara utuh. Mungkin dia bisa, tapi tidak semua penyimak bisa memahami apa yang dia sampaikan.
Sebagai contoh, suatu kali orang itu menunjuk kamar mandi dan mengisyaratkan gaya orang sedang mandi. Kami yang ada disekitarnya berbeda pendapat dalam menafsirkan isyarat tersebut. Ada yang bilang dia ingin mandi, ada pula yang bilang bahwa dia mengabarkan bahwa dikamar mandi itu ada orang yang sedang mandi. Apapun tafsiran yang benar dari gaya itu, intinya kami tak bisa memahami secara utuh apa yang ia sampaikan.
Saat bercakap-cakap dengan beberapa orang Thailand tadi, kami merasakan apa yang dirasakan oleh orang bisu itu. Meskipun hanya sesaat tapi itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Kami sadar bahwa nikmat berbicara, berkata-kata, dan bisa menyampaikan apa yang diinginkan adalah nikmat yang begitu besar. Apalagi jika orang-orang faham dan mengerti dengan apa yang kita katakan dan inginkan.
Tidak sakitkah hatimu saat kau berbicara dan orang-orang tak mengerti dengan apa yang kau katakan? Atau saat kau punya cerita yang sangat indah untuk dibagi tapi tak tahu bagaimana cara menceritakannya? Atau kau punya berita penting yang harus diketahui oleh masyarakat sekitar namun mereka tak faham dengan apa yang kau sampaikan?
Tentunya setiap hati akan merasakan sakit dan kesedihan yang mendalam. Setiap hati akan merasa sunyi meskipun ditempat yang ramai dan merasa senyap walaupun ditempat yang bising. Untuk itu hendaklah setiap hati senantiasa bersyukur karena bisa bersuara, berbicara, dan berkomunikasi. Pergunakan kenikmatan ini untuk kebaikan dan kebenaran. Seperti sabda nabi: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)
Kawan, tidak semua orang didunia ini bisa berbicara seperti dirimu. Kami yakin disekitarmu juga ada orang yang mengalami nasib yang sama seperti orang kami ceritakan tadi. Mereka yang ditakdirkan tak bisa berbicara, mendengar, bahkan ada juga yang tak bisa melihat. Tentunya pada penciptaan itu ada hikmah bagi mereka yang merenung dan berpikir.
Kawan, jika berbicara tentang orang bisu dan buta kami teringat dengan video yang penuh inspirasi dibawah ini. Semoga video ini bisa memberikan kita semangat dan motivasi untuk selalu berjuang dan memperjuangkan hidup kita. Selamat menikmati.
Satu hal lagi, saat berada di Thailand kami teringat dengan ma’had kami tercinta. Sebab disana kami kembali menggunakan bahasa Arab secara penuh dalam percakapan sehari-hari. Ustad yang membawa kami tak pandai bahasa melayu, kami juga belum lancar dengan bahasa melayu, sehingga bahasa Arablah yang kami pilih untuk berkomunikasi sehari-hari.
Perjalanan ke Thailand sungguh sangat mengesankan. Semoga dalam tulisan-tulisan selanjutnya kami bisa bercerita lebih banyak lagi.
Semoga bermanfaat
Padang Besar, Thailand 10 Desember 2012
Share This Article
Mengenai salam, saya memang sangat suka dengan orang yang berucap salam, tapi bagaimana dengan orang usil di jalanan yang menucap salam tapi niatnya menggoda. if you know what i mean :)
ReplyDeleteItu tergantung niatnya Mbak.. itu namanya usil..
Deletesalut denganmu sobat, selalu menyajikan hikmah yang didapat
ReplyDeleteSaya patut bersyukur atas pertautan ini
Allah Maha Hebat
Saya bersyukur dengan apa yang telah Allah karuniakan ;)
Saya juga senang bisa berkenalan dengan Kang Haris
DeleteJika senyum adalah bahasa universal semua manusia maka salam adalah bahasa universal umat islam. Salam yang kami maksud adalah ucapan, “asalamu ‘alaikum warahmatullah”. Saat mendengar hal itu, betapa bahagianya hati didoakan oleh orang yang tak dikenal dan pertama kali dijumpai. Sungguh ini adalah persaudaran lintas Negara yang kokoh dan menyejukkan.
ReplyDeleteSaya kebayang akan hal ini .... pasti indah rasanya ya ...
Indah sekali Bunda..
Deletewah, abg pendidikan dimana ya? apa di al azhar kairo ya? bisa bahasa arab gitu??
ReplyDeleteLulusan sekolah kehidupan Mas.. hehe
DeleteWah selamat ya bisa dapet hadiah dari thailand ^^
ReplyDeleteAlhamdulillah..
DeleteDi manapun ketika berada selayaknya bersikap santun,ramah dan murah senyum sehingga kehadiran kita menyenangkan semua orang.
ReplyDeleteSaya dua kali ke Bangkok, kota yang padat dan juga ada kemacetan lalu lintas di sana.
Yuk ikut kuisku
Terima kasih artikelnya yang bermakna
Sudah di tengok Pakde, tapi ga ada gambaran sama sekali dengan modelnya.. hehe
DeleteSalam di Thailand itu... Swade Kurb (laki-laki) atau swade Ka (perempuan) dan swade Ja (orang tua pada yang muda). Benar begitu? CMIIW.
ReplyDeleteSaya ini penikmat film Thailand dan sering bremimpi untuk kesana tapi belum ada modal untuk mewujudkan mimpi itu. Yang saya takutkan justru seperti yang diceritakan diatas, perbahasaan dan.... mencari makanan HALAL tentunya. Hikmah yang diberikan dari cerita ini jempolan...
Ga sempat tanya pak Insinyur..
DeleteKalau saya elbih senang lihat iklan thailand, menyentuh lebih-lebih untuk asuransi..
sobat dulu mondok di Thailand gitu?
ReplyDeleteSaya hanya tiga hari di sana Mas..
DeleteOh, tapi keliatannya pinter bahasa Arab gitu ^^
Deletebljrnya waktu di indonesia..
Deletesipp, saya ingin sekali bisa bhs. Arab juga :(
Deletewuih,,,, udah nyampe thailand sob,,,,,
ReplyDeletealhamdulillah kita masih bsa diberi kenikmatan,,,,,,, yg harus dimnfaatkan dg baik,,,, syukron atas pencerahannya
alhamdulillah..
Deletewah, pengen juga nih jadinya ke luar negri :D
ReplyDeletesenyum adalah hal sederhana, namun penuh makna :)
ayo, ke luar negeri!
Deleteayo! ^^
wah kalau saya nggak punya nagan angan untuk liburan keluar negri mas.. mungkin sampai saya mati tidak akan melihat luar negri.. nggak punya uang mas hehehe buat makan saja susahnya minta ampun...
ReplyDeletekalau ada niat, insyaAllah bisa.. :)
Deletebhs isyarat bahasa universal ya? kunjung balik ya
ReplyDeleteSiap Mas..
Deletegreat..di negri manapun kita berada..senyum adalah sarana berkomunikasi yang sungguh indah..dan bernilai ibadah pula,
ReplyDeletebtw-aku juga lagi buat GA, dicari 32 orang blogger yg suka nulis dan corat coret untuk jadi pemenang buat dapatkan gift unik dari Makassar, Tana Toraja dan Martapura Kalimantan Selatan.....salam :-)
GAnya sudah di lihat.. masih cari ispirasi.. hehe
Deleteyess..setuju..senyum ikhlas, gak berharap balasan.. hanya karenaNYA dan untukNYA bisa tersenyum tulus :)
ReplyDeletebtw asiknya bisa kesana..huhu..mauuu..
Alhamdulillah..
Deleteperjalanan yg membawa berkah dan manfaat^^ kunjungi balik ya
ReplyDeletemedia2give.blogspot.com
Ok Mas..
Deletesaya kebetulan sedang di Bkk dan selalu terharu jika bertemu mesjid beserta komunitas muslimnya.. mereka baik dan murah tersenyum
ReplyDeletesenangnya ya bisa jalan-jalan :)
Delete