Kuala Lumpur, Rihlah dalam menjelajahi kota ini memang belum selesai, tapi pelajaran berharga dari setiap perjalanan selalu meninggalkan kesan yang mendalam dalam hati.
Beberapa hari yag lalu, kami bertemu dengan dua orang istimewah. Dua orang yang berbeda namun telah mengajarkan kami banyak hal yang bermanfaat.
Yang pertama adalah seorang kakek, orang besar, terkenal, banyak harta, asli Indonesia dan sehat. Sedangkan orang kedua adalah seorang pemuda, orang kecil, tak terkenal, asli Malaysia dan LUMPUH.
Baiklah, kita mulai dari orang pertama.
Beliau adalah Dr Abdullah Yasin. Seorang alumni dari Universitas Islam Madinah dan Imam Mohammad Ibnu Sa'ud - Riyadh - Arab Saudi. Pernah bekerja di Unit Dakwah Islamic Counselor Kedutaan Arab Saudi Kuala Lumpur selama puluhan tahun. Beliau asli Indonesia namun telah menjadi warga Negara Malaysia.
Usia beliau memang sudah cukup tua (67 tahun lebih), tapi semangat beliau masih jelas terkobar. Terlebih dalam bidang dakwah, sungguh kami dapat merasakan semangat dakwahnya meskipun dalam pertemuan yang sekejap itu.
Satu pesan berharga yang beliau titipkan kepada kami para pemuda, yaitu untuk selalu menjaga waktu. Ya, Islam sangat menekankan umatnya untuk menghargai waktu. Jika orang barat berkata: “don't put off till tomorrow what you can do today?” maka islam berkata:
" إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء"
Dari dua ungkapan diatas, dapat kita simpulkan bahwa islam sangat menghargai waktu. Orang barat masih menunggu jeda sehari untuk tidak menunda sedangkan islam memberikan waktu setengah hari saja, yaitu antara pagi dan petang.
Itulah nasehat yang paling beliau tekankan dalam pertemuan yang singkat tersebut.
Selanjutnya kita salami orang kedua.
Jujur, sampai detik penulisan artikel ini, kami tidak tahu nama orang itu. Malam itu sempat kami tanya namun skarang lupa lagi. Tapi, apalah arti sebuah nama? (alasan orang yang tak mau atau susah hafal nama, hehe).
Meskipun kami lupa namanya, tapi kawan, pelajaran yang ia berikan tidak kalah berharga dari orang pertama. Dia memang orang kecil, tak terkenal, dan bahkan lumpuh, namun dari dirinya kembali kami sadari bahwa setiap kita ada dalam kenikmatan yang berlimpah. "فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kami bertemu dengannya saat berkunjung ke Universitas Malaya. Dia duduk di kursi roda. Kondisinya memang tak separah Abdullah Bani’mah (orang yang kami ceritakan dalam tulisan “Hadiah Untuk Kawan”) tapi mereka berdua memiliki cerita yang hampir sama.
Seperti yang diceritakan oleh seorang kawan, bahwa dulu dia adalah seorang pemuda normal seperti kami. Namun sebuah peristiwa membuat ia menjadi seperti sekarang ini.
Kawan, lihatlah betapa mudahnya bagi Allah untuk mencabut semua nikmat yang ada pada diri kita, jika ia mau maka Dia Hanya Berkata: "Jadi, maka jadilah". Untuk itu masihkah kita tak takut dan tak kembali padaNya? Ataukah kita menuggu teguran yang lebih keras untuk mau bertobat dan berubah? Semoga kita manjadi hamba-hambaNya yang senantiasa bersyukur dan bertobat.
Kembali ke pemuda tadi, meskipun dengan segala keterbatasan yang dia miliki, tak menghalangi semangat dan tekatnya untuk pergi shalat di Masjid. Dan hati inipun tambah takjub saat tahu ternyata antara masjid dan asramanya ada jarak cukup jauh yang memisahkan keduanya.
Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan semangat anak-anak muda yang seumuran dengannya saat ini. Anak-anak muda yang memiliki tubuh yang sehat, akal yang cerdas, dan kaki yang kuat. Bahkan diantara anak muda itu ada yang tahu bahwa hukum shalat berjama’ah di mesjid bagi kaum lelaki adalah wajib. Namun sayang sekali mereka tidak sanggup melangkahkan kaki ke masjid seperti pemuda tadi.
Bukankah seorang sahabat pernah meminta keringanan pada nabi untuk shalat dirumah? Sebab dia buta dan tak ada orang yang bisa menuntunnya kemasjid. Namun apa jawaban Rasul, apakah kau mendengarkan adzan? Dia menjawab: Na’am (iya) ya Rasulallah. Maka nabi berkata: maka penuhilah panggilan itu.
Jadi bagi mereka yang dikaruniakan mata yang bisa melihat, kaki yang bisa berjalan dan berlari, tubuh yang sehat dan bugar, perintah untuk shalat berjamaah di masjid pastilah lebih wajib bagi mereka.
Kawan, kaki adalah nikmat yang sangat berharaga, tak percayalah? Lihatlah Messi yang menjadi terkenal berkat kakinya, Ronaldo yang menjadi jutawan dengan kakinya, dan atlet-atlet lainnya yang mendapatkan berbagai hadiah dan penghargaan berkat kakinya.
Kaki yang kita miliki mungkin tak sehebat Messi dan sekuat Ronaldo, tapi adakah yang rela memotong kakinya dengan imbalan emas sebesar gunung? Mungkin ada, tapi hanya mereka yang gila dan terdesak.
Kawan, tak semua orang bisa berjalan dan berlari sepertimu. Tak semua orang bisa melompat dan menendang sepertimu. Untuk itu syukurilah nikmat ini dengan menggunakan kedua kaki itu untuk mendekatkan diri padaNya.
Mesjid itu tak jauh, hanya malas yang mungkin terlalu besar. Mesjid itu tak jauh, hanya semangat yang mungkin melemah. Mesjid itu cukup dekat, sedekat stadion sepak bola bagi mereka yang suka menonton bola, sedekat bioskop bagi mereka yang suka nonton flim, sedekat Bali bagi mereka yang suka berwisata, sedekat Mall bagi mereka yang suka berbelanja, dan sedekat warnet (cc) bagi mereka yang suka online.
Kawan, jadilah pemuda yang hatinya selalu terpaut di masjid. Wa rojulun qolbuhu mu’alqun fil masajid, dan seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Itulah salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah di hari yang tak ada naungan kecuali dariNya. Semoga kita menjadi bagian dari mereka di akhirat kelak. aamiin.
Spesial untuk kawan-kawanku tercinta, semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita agar senantiasa istiqomah mendirikan shalat berjama’ah di masjid. Semoga bermanfaat. (kawanmu, Senyum Syukur)
Repost : Segambut, 17 Des 2012.
Share This Article
habis shubuhan ngaji disini dulu aah..
ReplyDeletemakasih snyum syukuuur sudah merefresh kan ku kembali...
awali hari ini dengan Basmalah serta senyum dan syukuuur
Sama-sama..
Deleteterima kasih sudah mengingatkan,
ReplyDeletesangat bermanfaat
Aamiin..
DeleteAlhamdulillah, insya Allah saya bisa istiqomah sholat di masjid... terima kasih artikelnya...
ReplyDeleteAlhamdulillah.. :D
Deletesubhanallah, kakak bertemu dengan orang-orang istimewa itu.
ReplyDeletealhamdulillah..
Deleteuwaaa >.<
ReplyDeletemengena banget~
terimakasih sudah mengingatkan...
Sama-sama..
DeleteNasehat-nasehat hebat. Semoga bisa mengamalkannya.
ReplyDeleteaamiin
Deletesama-sama.. semoga bermanfaat.
ReplyDeletenasehat-nasehat yang sangat luar biasa. Semoga kita semua bisa mempraktekkannya ya mas :)
ReplyDeleteaamiin
DeleteIslam itu indah jika diamalkan dengan baik
ReplyDeleteContohnya dua lelaki beda generasi dan kondisi di atas ;)
Betul sekali Kang..
Deleteartikel yang sungguh menyadarkan diri ini, bahwa sehat adalah karunia dari ALLAH semata...maka manfaatkan kesehatan selagi ada untuk beribadah kepada Sang Khaliq......salam :-)
ReplyDeletesalam
Delete:D
saya jadi penasaran dengan mas seyum syukur ini.. siapa sebenarnya.. ???
ReplyDeletesemua tulisan yang saya baca, benar2 memberikan semacam 'cahaya' ke hati saya, terimakasih bnyak
Saya bukan manusia jadi-jadian Mas.. hehe
DeleteSenyum-syukur ya Senyum Syukur..
Masyaallah
ReplyDeletebaarakallahu fiiki..
DeleteBenar :'( bila2 mASA saja Allah boleh tarik nikmat yg ada pada kita huh
ReplyDeletebetul tu.. jom jaga diri dalam taat..
Delete