Kemarin kita berjumpa lagi
Tak ada saling sapa
Tak ada saling tatap
Dingin
***Cinta adalah materi yang takan pernah habis untuk dibahas. Tak terhitung buku, novel, komik, atau catatan sederhana yang hadir karena cinta. Entah berakhir bahagia atau penuh luka, cinta selalu menarik untuk dibicarakan, dicatat, dan dirayakan.
Tenang Kawan, ini murni tentang melamar dia, bukan melamar menjadi publisher seperti catatan pertama, ^^ .
Tema Terhangat
Akhir-akhir ini topik yang selalu terulang dalam pembicaraan saya adalah Menikah. Entah bersama teman, guru, ustad, bahkan bapak-bapak yang baru kenal selalu berujung pada pernikahan. Apalagi kalau menelpon ke rumah, topik itu selalu menjadi yang terhangat.
Saat bicara bisnis, bumbunya pasti nikah. Bicara makanan, ujung-ujungnya nikah. Bahkan bicara dalil, tak terasa berakhir dengan nikah. Saya selalu heran bagaimana semua ini bisa terjadi? Ataukah ini pertanda bahwa waktunya telah tiba? Saya pun masih ragu.
Pintu Pernikahan
Beberapa hari yang lalu saya membaca novel “Rantau 1 Muara”. Salah satu bagian paling menarik dalam novel itu adalah proses Alif melamar Dinara. Kata Alif, “Aku sudah biasa menulis surat sejak di Pondok Madani dulu, tapi surat kali ini berbeda. Ini surat tentang masa depan. Jauh lebih sulit daripada menulis surat untuk melamar beasiswa. Ini surat untuk melamar calon istri”
Saya sangat setuju dengan kalimat di atas. Karena melamar adalah perjuangan mendapatkan calon pendamping hidup. Seorang yang akan menjadi ibu untuk anak-anak kita. Teman berjuang, bercanda, berbagi, dan bercakap seumur hidup. Jika sampai salah atau gagal, tentu kecewa akan menyelimuti hati.
Saya belum tahu bagaimana seorang lelaki berani menghadap wali. Menghadapi segala resiko yang akan terjadi. Tanpa takut, tanpa ragu, melangkah pasti melamar pujaan hati. Sesuatu yang ingin saya miliki saat ini.
Saya tak habis pikir bagaimana seorang lelaki bisa meluluhkan ayah si gadis. Rela memberikan anak gadis yang telah dibesarkan dengan sepenuh jiwa kepada lelaki yang baru dikenal. Sepertinya logika tak mampu menjawab tanya ini.
Berani Melamar
Saya pernah tertegun dengan nasehat seorang teman. Katanya, “Lihatlah pemuda jalanan, diantara mereka ada yang berani menyatakan cinta padahal dengan niat berlapis nafsu. Kenapa kau yang berniat suci tak berani menghadap wali? Apa yang membuatmu takut tak bernyali?!”
Nasehat sederhana ini semoga bisa menjadi motivasi untuk mereka yang siap melangkah. Ingat, gunung dikejar tak kemana. Tapi jodoh? Dia punya kaki untuk berlari, punya hati untuk memilih, bisa lenyap ditelan bumi dan mungkin jatuh ke lain hati, jangan sampai menyesal nanti, camkan, sekarang atau tidak sama sekali. Hehe, serius amat kata-katanya.
Kawan, menurut saya jodoh itu seperti mati. Sesuatu yang pasti terjadi. Kalau tiba waktunya, cinta itu akan indah bersemi, setelah restu dari sang wali, tentu dengan pernikahan yang resmi.
Setiap orang tahu kondisi masing-masing. Jika telah yakin silahkan melangkah dengan pasti. Namun jika ragu menyelimuti qolbu, sebaiknya bersabar dulu. Yang penting bisa menjaga diri dan mampu mempersilahkan orang lain untuk mendahului. Karena cinta tak pernah meminta untuk menanti. Jika siap pergi melamar. Jika belum, berani bersabar. Namanya jodoh takan kemana.
Beberapa hari yang lalu saya membaca novel “Rantau 1 Muara”. Salah satu bagian paling menarik dalam novel itu adalah proses Alif melamar Dinara. Kata Alif, “Aku sudah biasa menulis surat sejak di Pondok Madani dulu, tapi surat kali ini berbeda. Ini surat tentang masa depan. Jauh lebih sulit daripada menulis surat untuk melamar beasiswa. Ini surat untuk melamar calon istri”
Saya sangat setuju dengan kalimat di atas. Karena melamar adalah perjuangan mendapatkan calon pendamping hidup. Seorang yang akan menjadi ibu untuk anak-anak kita. Teman berjuang, bercanda, berbagi, dan bercakap seumur hidup. Jika sampai salah atau gagal, tentu kecewa akan menyelimuti hati.
Saya belum tahu bagaimana seorang lelaki berani menghadap wali. Menghadapi segala resiko yang akan terjadi. Tanpa takut, tanpa ragu, melangkah pasti melamar pujaan hati. Sesuatu yang ingin saya miliki saat ini.
Saya tak habis pikir bagaimana seorang lelaki bisa meluluhkan ayah si gadis. Rela memberikan anak gadis yang telah dibesarkan dengan sepenuh jiwa kepada lelaki yang baru dikenal. Sepertinya logika tak mampu menjawab tanya ini.
Berani Melamar
Saya pernah tertegun dengan nasehat seorang teman. Katanya, “Lihatlah pemuda jalanan, diantara mereka ada yang berani menyatakan cinta padahal dengan niat berlapis nafsu. Kenapa kau yang berniat suci tak berani menghadap wali? Apa yang membuatmu takut tak bernyali?!”
Nasehat sederhana ini semoga bisa menjadi motivasi untuk mereka yang siap melangkah. Ingat, gunung dikejar tak kemana. Tapi jodoh? Dia punya kaki untuk berlari, punya hati untuk memilih, bisa lenyap ditelan bumi dan mungkin jatuh ke lain hati, jangan sampai menyesal nanti, camkan, sekarang atau tidak sama sekali. Hehe, serius amat kata-katanya.
Kawan, menurut saya jodoh itu seperti mati. Sesuatu yang pasti terjadi. Kalau tiba waktunya, cinta itu akan indah bersemi, setelah restu dari sang wali, tentu dengan pernikahan yang resmi.
Setiap orang tahu kondisi masing-masing. Jika telah yakin silahkan melangkah dengan pasti. Namun jika ragu menyelimuti qolbu, sebaiknya bersabar dulu. Yang penting bisa menjaga diri dan mampu mempersilahkan orang lain untuk mendahului. Karena cinta tak pernah meminta untuk menanti. Jika siap pergi melamar. Jika belum, berani bersabar. Namanya jodoh takan kemana.
***
Ketika waktu
Kau melirik malu
Aku berharap ragu
Cinta terkadang lucu
Selucu kemarin yang kelabu
Saat rindu bertatap bisu
***
Share This Article
Kalau belum berani melamar keterlaluan, kan ada dukun untuk membantunya :)
ReplyDeletehehe.. bisa aja Mas.. :)
Delete@mas Dj : wah mas Dj manas manasin nih.. ckckckckckc.
ReplyDelete“Lihatlah pemuda jalanan, diantara
mereka ada yang berani
menyatakan cinta padahal dengan
niat berlapis nafsu. Kenapa kau
yang berniat suci tak berani
menghadap wali? Apa yang
membuatmu takut tak
saya sangat setuju dengan motivasi di atas mas... saya juga makin panas nih untuk cari calon dan melamarnya wkwkwkwkwk
semoga dipermudah dan dipercepat.. aamiin :)
DeleteYang penting harus siap lahir dan batin dulu apabila ingin melamar seseorang ^^
ReplyDeleteBisa jadi, hehe :)
DeleteKalau sudah siap lahir-bathin maka segerakanlah untuk melamar.
ReplyDeleteSalam kenal !
Siap!
DeleteLaksanakan :)
Saya pernah mengalami masa itu
ReplyDeleteDulu pernah mengisi pengajian remaja/ pemuda, pulang ngisi pengajian banyak pemudi2 yang nyapa. Makanya ustadz pun bergerak cepat merekomendasikan beberapa pemudi siap nikah. Duh, ini masa yang lucu kalau diingat.
Jadi, semangatlah segera melamar :)
Siap Kang.. bantu carikan ya.. hehe
DeleteHehe...kirain antum de' yg udah mw melamar akhwat....pastinya akhwat pilhanmu adalah seorang akhwat yg tertutup rapi dan hny menampakkan keindahannya di hadapanmu....:)....Aamiin....
ReplyDeleteInginnya seperti itu.. ko' tahu Teh.. hehe
Deletepake lagu ini bng ngelamarnya https://www.youtube.com/watch?v=J1L08pAATEc :)
ReplyDeletewah, sampe pake lagu segala..
Delete