“Menakjubkan urusan orang beriman! Sungguh semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim)Hal ini tidak lepas dari dua pemandangan dua kutub ekstrim yang benar-benar terpisah jauh. Kutub pertama golongan yang hidup penuh kemewahan sedangkan kutub lainnya golongan yang hidup dalam kemelaratan.
Dalam balutan gedung-gedung tingggi pencakar langit, perumahan-perumahan mewah, dan pusat-pusat perbelanjaan yang megah terdapat gubuk-gubuk rewot, rumah-rumah tak berbentuk dan beratap, juga pedagang-pedagang kecil tak bermodal.
Kedua kutub ini sama-sama berada dalam ujian. Apakah mau bersyukur dan bersabar. Bagi yang di uji dengan kekayaan maka haruslah banyak bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Sedangkan bagi yang miskin haruslah pandai bersabar dan itu baik baginya.
Kita Sangat Kaya
Jika kita mengeluh dengan hidup yang pas-pasan, maka saya pernah melihat di jembatan penyebrangan dua kakak adik yang masih kecil tersenyum riang saat berbagi hasil ngamen atau meminta-minta. Padahal bisa saja mereka belum makan atau tak punya rumah.
Jika kita mengeluh dengan rumah yang sempit, maka di Jakarta banyak orang yang tidur di pinggiran jalur kereta, emperan toko, dan jembatan penyebrangan.
Jika kita mengeluh dengan makanan yang tak pernah berganti menu, di sana ada banyak orang yang makan sekali dalam sehari sudah bersyukur.
Sungguh, saat merenungi pemandangan-pemandangan itu, rasa syukur akan hadir di hati. Sungguh kita sangat kaya. Kaya dengan berbagai nikmat Allah yang tak terhitung.
Dunia Dalam Genggaman Kita
Kedua kutub ini sama-sama berada dalam ujian. Apakah mau bersyukur dan bersabar. Bagi yang di uji dengan kekayaan maka haruslah banyak bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Sedangkan bagi yang miskin haruslah pandai bersabar dan itu baik baginya.
Kita Sangat Kaya
“Kekayaan bukanlah banyak harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” (Hadis riwayat Bukhari Muslim)Bahagia itu sederhana, asal hati pandai bersyukur, semua akan terasa indah. Itulah satu hikmah yang saya rasakan di Jakarta.
Jika kita mengeluh dengan hidup yang pas-pasan, maka saya pernah melihat di jembatan penyebrangan dua kakak adik yang masih kecil tersenyum riang saat berbagi hasil ngamen atau meminta-minta. Padahal bisa saja mereka belum makan atau tak punya rumah.
Jika kita mengeluh dengan rumah yang sempit, maka di Jakarta banyak orang yang tidur di pinggiran jalur kereta, emperan toko, dan jembatan penyebrangan.
Jika kita mengeluh dengan makanan yang tak pernah berganti menu, di sana ada banyak orang yang makan sekali dalam sehari sudah bersyukur.
Sungguh, saat merenungi pemandangan-pemandangan itu, rasa syukur akan hadir di hati. Sungguh kita sangat kaya. Kaya dengan berbagai nikmat Allah yang tak terhitung.
Dunia Dalam Genggaman Kita
“Barangsiapa di antara kalian merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberi makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.” (HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)Masihkah diri mengeluh dan tak bersyukur?
Share This Article
hidup pas-pasan kok mengeluh, lha wong kalo butuh pas ada duit, pengen beli motor pas ada duit, lapar pas ada makan, pengen ini itu pas ada yg menuhi ^_^
ReplyDeleteHe he.. hebat..
DeleteDi Jakarta juga banyak cobaan, hati-hati ust... :D
ReplyDeletemakasih atas nasehatnya ust..
DeleteIntinya awali hari dengan bersyukur, ya ^^ karena selama kita menyandarkan diri pada Yang Di Atas pada rejeki tiap hari tercukupi.
ReplyDeleteTerima kasih tulisannya ^^
Yuk, ikutan GA ku ^^
http://noniq.blogspot.com/2013/08/1-giveaway-noniq-diary-x-firmoo.html
Selalu bersyukur dan tersenyum..
DeleteSegera menluncur..
sykur dan sabar kunci kebahagian sorg muslim.., salam kenal.., folbek ya.., makasih *smile
ReplyDeleteSudah akh.. Makasih sudah berkunjung..
Delete