Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Penjelajah Malam II

"Malam ibarat pakaian. Pakaian yang menutupi kebaikan orang-orang yang ikhlas, juga pakaian yang menyelimuti kejahatan orang-orang yang lalai"


Malam yang paling berkesan bagi saya adalah saat masih SMA. Ketika melihat langit malam dengan teleskop sederhana, menentukan nama dan posisi bintang, menambah kekaguman atas ciptaan Allah. Saat itu kami bisa melihat benda-benda langit yang sangat jauh menjadi lebih dekat. Sungguh sangat-sangat indah.

Malam favorit saya saat berada di kampung nenek. Sampai saat ini kampung nenek belum ada listrik, sehingga saat malam hari, bintang akan bersinar terang, memancarkan segala keindahannya, tanpa gangguan usil cahaya-cahaya kota. Saya tambah bahagia lagi, saat menyadari itu adalah langit yang sering dilihat ibu ketika kecil, J.

Malam paling menakjubkan buat saya, saat meninggalkan bandara Soekarno Hatta menuju Kuala Lumpur Internasional Airport. Saat mimpi menuju luar negeri tinggal selangkah lagi. Saat diri terbang di antara dua Negara. Malam yang diselimuti gerimis itu mengajarkan saya, jika kita mau maka akan selalu ada jalan. Sungguh menakjubkan!

Malam terpanjang saya adalah saat menyebrangi lautan dari Tanjung Priuk menuju Makassar bersama seorang teman. Kami tidur di selasar kapal karena tak ada tempat lagi. Sampai-sampai para penumpang bercanda, mungkin jika sudah tenggelam barulah kapal ini tak menerima penumpang lagi.

Malam terpanjang kedua saya adalah saat melintasi hutan Sulawesi dari Palu ke Gorontalo bersama kakek. Kami naik mobil rental, duduk dikursi paling belakang ditemani barang bawaan penumpang lainnya. Dan malam terpanjang yang pernah saya lewati adalah bertualang dari dua ujung Malaysia, Perlis ke Johor seorang diri. Butuh keberanian lebih untuk melakukan semua itu. Tengoklah peta sejauh apa perjalannan itu. Sungguh sangat panjang dan melelahkan.

Malam yang membuat saya selalu terperangah adalah malam-malam yang saya lewati di Sukabumi selama dua tahun. Di sana banyak penjelajah malam, jika saya hanya terpana dengan keindahan langit malam, mereka lebih asyik dengan Pencipta langit malam. Mereka betah berjam-jam berdiri menghadap Sang Pencipta. Sungguh, mereka benar-benar penjelajah malam sejati.

Malam tak terlupakan buat saya, tentu adalah malam terakhir bersama Ayah. Mengenangnya membuat hati senang dan juga sedih. Sungguh benar-benar tak terlupakan.

Ada satu malam yang membuat saya bingung, bingung mau ditaruh di mana, ketika saya berjalan dengan seseorang, saat itu kami hampir berpegangan tangan. Ini sudah lama sekali, namun hanya itu kenangan indah yang saya miliki dengannya. Mungkin dia sudah lupa. 

Malam yang paling saya impikan adalah mengisi malam-malam terakhir Ramadhan di Masjidil Haram dan juga Masjid Nabawi tentunya bersama orang-orang tercinta. Semoga dalam waktu dekat, mimpi ini bisa menjadi kenyataan seperti mimpi-mimpi saya sebelumnya.

***

Kawan, malam selalu mempunyai cerita tersendiri. Ingat, banyak orang mendapatkan tempat tertinggi buah amalnya di malam hari, banyak pula yang jatuh ke dasar kehinaan juga akibat perbuatannya di malam hari.

Malam adalah pakaian. Pakaian yang menutupi kebaikan oang-orang yang ikhlas, juga pakaian yang menyelimuti kejahatan orang-orang yang lalai. Sebuah syair arab mengatakan.

Jika kau dalam kegelapan malam,
Dan nafsumu mengajakmu untuk berbuat nista,
Ingatlah bahwa Pencipta gelap melihatmu.

Malam, selalu mempunyai cerita tersendiri. Cerita yang menentukan baik buruknya jiwa di siang hari. Untuk itu hiasilah waktu malam dengan hal-hal yang bermanfaat.

Akhirnya, semoga kita bisa menjadi penjelajah malam yang mengisi malam-malamnya dengan amal dan kebaikan. Aamiin.

Share This Article


2 comments:

  1. saya senang melihat langit malam, mas. apalagi kalau langitnya bertabur bintang. wuiihh :) btw, salam kenal ya mas.

    ReplyDelete