"Malam ibarat pakaian. Pakaian yang menutupi kebaikan orang-orang yang ikhlas, juga pakaian yang menyelimuti kejahatan orang-orang yang lalai"
Malam yang paling berkesan bagi saya adalah saat masih SMA.
Ketika melihat langit malam dengan teleskop sederhana, menentukan nama dan
posisi bintang, menambah kekaguman atas ciptaan Allah. Saat itu kami bisa melihat benda-benda langit
yang sangat jauh menjadi lebih dekat. Sungguh sangat-sangat indah.
Malam favorit saya saat berada di kampung nenek. Sampai saat
ini kampung nenek belum ada listrik, sehingga saat malam hari, bintang akan
bersinar terang, memancarkan segala keindahannya, tanpa gangguan usil
cahaya-cahaya kota. Saya tambah bahagia lagi, saat menyadari itu adalah langit
yang sering dilihat ibu ketika kecil, J.
Malam paling menakjubkan buat saya, saat meninggalkan
bandara Soekarno Hatta menuju Kuala Lumpur Internasional Airport. Saat mimpi menuju luar
negeri tinggal selangkah lagi. Saat diri terbang di antara dua Negara. Malam yang diselimuti
gerimis itu mengajarkan saya, jika kita mau maka akan selalu ada jalan. Sungguh menakjubkan!
Malam terpanjang
saya adalah saat menyebrangi lautan dari Tanjung Priuk menuju Makassar bersama seorang
teman. Kami tidur di selasar kapal karena tak ada tempat lagi. Sampai-sampai
para penumpang bercanda, mungkin jika sudah tenggelam barulah kapal ini tak
menerima penumpang lagi.
Malam
terpanjang kedua saya adalah saat melintasi hutan Sulawesi dari Palu ke Gorontalo
bersama kakek. Kami naik mobil rental, duduk dikursi paling belakang ditemani barang
bawaan penumpang lainnya. Dan malam terpanjang
yang pernah saya lewati adalah bertualang dari dua ujung Malaysia, Perlis ke
Johor seorang diri. Butuh keberanian lebih untuk melakukan semua itu. Tengoklah
peta sejauh apa perjalannan itu. Sungguh sangat panjang dan melelahkan.
Malam yang membuat saya selalu terperangah adalah malam-malam yang saya lewati di
Sukabumi selama dua tahun. Di sana banyak penjelajah malam, jika saya hanya
terpana dengan keindahan langit malam, mereka lebih asyik dengan Pencipta langit
malam. Mereka betah berjam-jam berdiri menghadap Sang Pencipta. Sungguh, mereka
benar-benar penjelajah malam
sejati.
Malam tak terlupakan buat saya, tentu adalah malam terakhir bersama
Ayah. Mengenangnya membuat hati senang dan juga sedih. Sungguh benar-benar tak
terlupakan.
Ada satu
malam yang membuat saya bingung, bingung mau ditaruh di mana, ketika saya
berjalan dengan seseorang, saat itu kami hampir berpegangan tangan. Ini sudah lama
sekali, namun hanya itu kenangan indah yang saya miliki dengannya. Mungkin dia
sudah lupa.
Malam yang
paling saya impikan adalah mengisi malam-malam terakhir Ramadhan di Masjidil
Haram dan juga Masjid Nabawi tentunya bersama orang-orang tercinta. Semoga
dalam waktu dekat, mimpi ini bisa menjadi kenyataan seperti mimpi-mimpi saya
sebelumnya.
***
Kawan,
malam selalu mempunyai cerita tersendiri. Ingat, banyak orang mendapatkan
tempat tertinggi buah amalnya di malam hari, banyak pula yang jatuh ke
dasar kehinaan juga akibat perbuatannya di malam hari.
Malam adalah
pakaian. Pakaian yang menutupi kebaikan oang-orang yang ikhlas, juga pakaian
yang menyelimuti kejahatan orang-orang yang lalai. Sebuah syair arab
mengatakan.
Jika kau
dalam kegelapan malam,
Dan nafsumu
mengajakmu untuk berbuat nista,
Ingatlah
bahwa Pencipta gelap melihatmu.
Malam,
selalu mempunyai cerita tersendiri. Cerita yang menentukan baik buruknya jiwa
di siang hari. Untuk itu hiasilah waktu malam dengan hal-hal yang bermanfaat.
Akhirnya, semoga
kita bisa menjadi penjelajah malam yang mengisi malam-malamnya dengan amal dan
kebaikan. Aamiin.
Share This Article
saya senang melihat langit malam, mas. apalagi kalau langitnya bertabur bintang. wuiihh :) btw, salam kenal ya mas.
ReplyDeletesama-sama
Delete