Janganlah main hati
kerena menjaga hati itu tak mudah
Andai hati Anda bisa belum tentu dengan hati dia
Andaipun hati Anda dan hatinya bisa
Lantas bagaimana dengan hati-hati orang lain?
Berikut ini adalah percakapan saya
dengan seorang teman di pesan FB.
Teman: ana mo tx sswtu ini,,, (saya mau tanya sesuatu nih?)
Saya: Apa?
Teman: klu baganggu akhwat di fb itu,,,ap depe hukum wee,,, (bisakah kita menggangu akhwat di FB, apa hukumnya ya?)
Saya: apa poli ini.. assaail a'lamu minal mas-ul anhu.. :D (antum ini ada-ada saja, yang bertanya lebih tahu daripada yang ditanya :D)
Teman: ternyata ada akhwat suka klu mo diganggu,,,khotiirr,,, (ternyata ada akhwat yang suka diganggu.. bahaya!)
Saya: akhwat atau akwat-akwatan.. jangan main hati.. mungkin antum tidak mosaki hati.. tapi dia? (akhwat atau akhwat-akhwatan.. jangan main hati.. mungkin antum tidak akan sakit hati, tapi dia?)
Teman: hahaha,, afwan akh baku sedu,,, (hahaha, maaf akh, hanya bercanda)
Saya: ana tau ente cuma baku sedu.. cuma hati-hati saja.. mencegah lebih baik daripda mengobati.. :D (saya tahu antum hanya bercanda.. hanya antum harus hati-hati.. mencegah lebih baik daripda mengobati.. :D)
***
Percakapan singkat ini adalah teguran yang indah buat hati
untuk lebih berhati-hati lagi dalam berhubungan dengan lawan jenis. Terlebih jika
percakapan itu hanya di ketahui oleh dua hati. Sekalipun niatnya untuk dakwah,
tetap sangat sangat berbahaya.
Hati kadang tak peduli dengan teguran ini. Menganggap
ia mampu dan bisa menata diri. Padahal hati lupa, ada hati lainnya yang mungkin
tak bisa menjaga diri. Sehingga hati itu tersesat dan tak tahu jalan pulang. Berharap
pada hati yang telah men”dakwahi”nya. Jika telah begini maka dakwah hanyalah
alasan untuk mencegah hati agar tidak ber”dakwah” ke hati lainnya.
Adalah musibah besar membiarkan hati tersesat
di hati orang lain, namun lebih besar lagi membuat hati orang lain tersesat di
hati kita. Jika belum siap untuk menikah, jangan memberi harapan. Jika belum
mampu melangkah ke pelaminan jangan permainkan hatinya. Kasihanilah hati yang
lagi tersesat, mereka akan terus menggalau jika tak pulang-pulang.
Bagi yang telah terlanjur, cepat pulang! Pintu itu
selalu terbuka.
Bagi yang lagi tersesat, cepat kembali! Peta itu
sudah jelas.
Bagi yang belum pernah, jangan coba-coba,
sungguh menyiksa, percayalah!
Bagi yang bertahan untuk bisa diam atau lupa,
saya salut padamu Kawan. Semua akan lebih indah pada waktunya, :)
Di akhir catatan ini saya ingin mengutip
kembali sebuah puisi yang pernah di posting pada tanggal 29 Desember 2011.
Puisi ini terinspirasi dari pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat.
Main Hati
Di taman hati, kulihat hati sedang sibuk
bermain
Berkutat handphone butut mengirim “pesan hati”
Kepada pemilik hati, di taman hati lainnya
Di taman hati,
Tiba-tiba handphone berdering menggetarkan hati
Pemilik hati tersenyum menawan hati
Bukan karena isi pesan, tapi pengirim dari hati
Padahal pemilik hati tidak menyadari
“Pesan hati” itu dikirim ke banyak hati
Yang semuanya berpikiran seperti pemilik hati
Andaikan pemilik hati sadari
Niscaya hatinya akan kecewa meratapi
Merasa dikhianati...
Itulah “pesan hati”
Terlihat aman namun harus diwaspadai
Di antara handphone hati dan pemilik hati
Ada ribuan iblis yang berbaris rapi
Siap membisikkan ke hati
Akan kenikmatan yang membuai hati
Untuk menjerumuskan para pemilik hati
Menemaninya di neraka yang abadi
Maka pesan dari hati…
Janganlah main hati
Janganlah main hati
kerena menjaga hati itu tak mudah
Andai hati Anda bisa belum tentu dengan hatinya
Andaipun hati Anda dan hatinya bisa
Lantas bagaimana dengan hati-hati orang lain?
Sanggupkah mereka menahan prasangkanya?
Biarkan hati Anda yang menjawabnya sendiri
***
Alhamdulillah teguran itu selalu ada, dalam setiap keadaan dan dengan berbagai cara. Terimakasih Kawan.
***
Alhamdulillah teguran itu selalu ada, dalam setiap keadaan dan dengan berbagai cara. Terimakasih Kawan.
Share This Article
Foto yang muncul tiadak seperti desain kami yang seharusnya. Foto seharusnya bisa di lihat di FB. Kira-kira apa penyebab foto ini berganti warna ya?
ReplyDelete