Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Masa Indah Yang Penuh Kenangan

Ehm, tersenyum saya memulai tulisan ini. Teringat masa indah puluhan tahun yang telah berlalu. Ini bukan cerita cinta, tapi sebuah kenangan yang penuh cinta.

Ada alasan saya menuliskan ini. Sebab sejak beberapa hari yang lalu saya tiba-tiba terdaulat menggantikan guru SD yang harus istirahat cukup lama untuk penyembuhan penyakit.

Jujur, setelah menerima tugas itu, hari-hari saya bertambah sibuk. Jika sebelumnya saya hanya mengajar selama lima jam dalam seminggu untuk anak SMP sekarang bertambah kurang lebih 9 jam dari anak SD dan beberapa jam anak SMP.  Tapi kawan, seharusnya (dengan bertambahnya tugas itu) membuat hati merasa berat, namun yang terjadi malah sebaliknya, kebahagianlah yang datang dan terus bertambah menyelimuti hati. Mungkin saya menikmatinya, itulah jawaban diplomatis dari fakta yang aneh ini.

Aktifitas ini bukan tanpa tantangan. Malah tantangannya (menurut saya) lebih banyak dari pada enaknya.  Sebagai contoh, saya harus memaksakan suara yang pas-pasan agar lebih pas di telinga anak-anak. Terlebih dengan anak kelas satu, susahnya minta ampun. Dibutuhkan kesabaran yang berlapis-lapis. Jujur.

Namun sekali lagi, dengan segala tantangan itu, saya tetap bisa bahagia dan menikmati aktifitas baru ini. Entah apa alasannya, yang jelas aktifitas ini telah membuat pikiran saya terbang jauh melayang ke kampung halaman saat masih berseragam merah putih.

Banyak kenangan disana. Dari guru, teman, permainan, perkelahian, persahabatan, keluguan, kepolosan, cinta monyet, perlombaan, dan..    sungguh begitu banyak, tak sanggup tangan ini menuliskannya.

Selain tentang kenangan indah di masa lalu, aktifitas ini membuat hati kembali merenung akan banyak hal yang terlupa. Tentang jasa para guru, kesabaran dan keihlasan, indahnya memaafkan, dan keberanian bermimpi.

                Jasa Para Guru; Kawan, masih ingatkah kamu dengan wajah guru kelas satumu?

Sungguh terlalu jika kau melupakannnya. Melupakan orang yang telah berjasa padamu. Orang yang telah mengajarkanmu huruf, angka, dan kata padamu. Memang itu adalah hal remeh, tapi tanpa  membaca dan menulis kau takan bisa sampai ke blog ini. Benar tidak?

Bahkan para profesor, ilmuan, presiden, dan orang-orang hebat lainnya dulunya adalah anak kelas satu di sekolah dasar. Sehingga, tak bisa disangkal bahwa sehebat apapun seeorang tentunya terdapat  jasa seorang guru (khususnya guru kelas satu) yang melekat padanya.

                Sabar dan Ikhlas; Dengan jasa dan pengorbanan yang besar itu, saya bertanya padamu kawan,  berapa gaji yang mereka dapatkan dalam sebulan?

Tak perlu dijawab. Semoga pertanyaan ini menjadi bahan renungan atas kesabaran dan keikhlasan para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

                Memaafkan; Ini tentang anak kelas satu.

Di kelas saya, hampir setiap hari ada murid yang menangis karena berantem. Tapi setiap hari pula saya melihat mereka bermain bersama. Mereka belum mengenal dendam, hati mereka begitu polos dan tulus. Sungguh sangat mengagumkan.

                KeberanianBermimpi; Jika anak kelas satu ditanya,  apa cita-citamu nak?

Tentunya jawaban mereka selalu yang tinggi-tinggi. Mereka tak pernah malu untuk menyebutkan cita-cita dan impiannya. Keberanian itulah yang jarang dimiliki oleh orang dewasa.

Memang mereka belum realistis, tapi terkadang terlalu realistislah yang membuat kita takan pernah maju.

***

Tulisan ini dipersembahkan untuk Ibu Maharani, guru kelas satu saya. Makasih bu..
___________________
Batam 27 February 2013

Share This Article


No comments:

Post a Comment