Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Belajar Memantaskan Diri

Hari ini saya kehabisan ide untuk menulis. Entah berapa kali jari mengetik satu kalimat dan akhirnya terhapus kembali. Rasanya semua kata yang terangkai begitu hampar tak berasa.

Memang mengisi blog ini bukanlah kewajiban. Namun hati telah bertekad untuk senantiasa konsisten menulis minimal tiga kali dalam sepekan. Hari senin motivasi, kamis renungan, dan sabtu tentang cinta. Semua itu agar diri terlatih untuk istiqomah. Sedikit dan berlanjut itu lebih baik daripada banyak namun hanya sekali.

Akhirnya pikiran menemukan sebuah ide tulisan. Seperti judul di atas, temanya tentang memantaskan diri. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Gelas dan Lautan

Jika air ibarat rezeki dan diri adalah wadah, maka memantaskan diri adalah memperbesar wadah untuk menampung air. Jika diri hanyalah sebuah gelas, maka sebanyak apapun air yang dicurahkan, yang tertampung hanya sebatas kapasitas gelas. Namun jika diri seluas lautan, jangankan banjir, tsunami pun mampu untuk ditampung.

Analogi ini saya dapatkan dalam seminar "4 Million Dollars Project" bersama Merry Riana. Ketika awal menjalani bisnis beliau rela menghabiskan banyak uang untuk investasi leher ke atas, yakni mengikuti seminar-seminar mahal untuk memperlebar wadah. Sehingga saat peluang-peluang emas datang menyapa, beliau siap menangkap semuanya.

Anak dan Mobil

Memantaskan diri juga bisa diumpamakan seperti anak kecil yang minta dibelikan mobil pada ayahnya. Meskipun sang ayah mampu membelikan sepuluh mobil, ayah itu akan memilih bersabar hingga anaknya pantas untuk mendapatkan mobil.

Kadang hal ini membuat anak berprasangka buruk pada ayahnya. Atau bahkan marah dan ngambek tidak mau sekolah. Namun ayah yang bijak tentu takan memenuhi permintaan itu. Sekali lagi, bukan tak mampu, namun sang anak belum pantas mendapatkan mobil.

Apa Impianmu?

Kawan saatnya untuk bertanya. Apa impianmu? Sudahkah kau memantaskan diri untuk itu?

Pertanyaan ini lebih cocok ditodongkan kepada penulis. Seorang yang bermimpi besar namun belum melakukan apa-apa. Untuk itu marilah kita saling menguat dan mendoakan. Agar mampu menapaki jalan memantaskan diri.

Ilmu adalah Kunci

Hal konkret dalam memantaskan diri adalah menuntut ilmu. Karena itu adalah syarat kebahagian dunia dan akhirat. Menyesallah jika lewat satu hari dan ilmu tak bertambah. Teruslah belajar dan memantaskan diri. Sungguh Allah Maha Adil dan Maha Melihat. Jika niat dan usaha itu hanya untukNya, semua akan terbalas. Yakinlah!

___________
Bagi yang kesulitan mendwonload eBook #YatimBahagia, bisa hubungi kami lewat email, fb, atau twitter. InsyaAllah akan kami kirim lewat email. Oh, iya makasih untuk yang sudah dwonload.. :), Semoga bermanfaat Kawan.



Share This Article


6 comments:

  1. Setuju sekali. Hal apapun memang harus diimbangi dengan keselarasan. Karena dengan keselarasan kita juga dapat menampilkan apa adanya kita.

    Terima kasih Pak. Nasehatnya super sekali. Jabat tangan dari Jember.

    ReplyDelete
  2. Dahsyat
    Tak ada ide saja tulisannya bisa secemerlang ini
    Salut

    Semangat memantaskan diri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudny Kang, biasanya tulisan sudah jadi semalam sebelum diterbitkan. Untuk tulisan di atas, harus "bertapa" dulu baru dapat ide.. hehe

      Delete
    2. saya kagum sama mas. Bikin jadwal menulis dengan label yang selalu konsisten. Saya masih suka awut2an, nulis apa aja yang penting menulis 2 hari sekali, temanya juga ngga jelas, saya menulis sesuai pengalaman pribadi aja

      Delete
  3. Wah perlu banyak banget belajar menuntut ilmu nih.. Biar lebih pantas

    ReplyDelete
  4. KerON banget mas...saya suka tulisan ini.
    Mengingatkan terus utk selalu belajar hingga akhir dunia....3 seminggu ya mas, mudah2an istiqomah, hingga isi tulisannya akan memberi manfaat pada banyak orang yang membacanya....salam suksesmulia

    ReplyDelete