Sabtu itu saya sangat bahagia. Mimpi untuk bertemu langsung dengan motivator yang telah saya baca buku-bukunya bisa terwujud. Sensasinya sungguh luar biasa. Lebih dahsyat dari sekedar membaca buku-bukunya.
1/4 (Seperempat) Dompet
Ada kisah menarik dibalik keikut sertaan saya dalam seminar ini. Jujur, saya mengikuti seminar ini dengan gratis. Ada seorang kakak tingkat di SMA dulu yang telah berbaik hati mengajak saya ke seminar itu.
Saya tak tahu apakah kisah ini memang berhubungan atau tidak. Silahkan Kawan menyimpulkan sendiri.
Semua ini bermula ketika pulang dari penutupan Indonesia Book Fair di Senayan pekan lalu. Di jalan, saya bertemu dengan seorang pengemis yang begitu memilukan hati. Umur beliau kira-kira sebaya Ibu susu yang jauh di kampung.
Begitu melewatinya, saya memberikan selembar uang kertas. Saya tak tahu jumlahnya berapa karena tak sempat melihat lagi. Yang jelas kalau bukan 1000 tentu 2000 Rupiah. Karena uang itu diambil dari saku jaket yang memang hanya berisi uang pecahan seperti itu.
Kira-kira seratus meter melewati pengemis itu, pikiran selalu terbayang wajahnya. Saya tak tahu kenapa, tiba-tiba ada dorongan yang menyuruh untuk memberi lebih. Sepanjang jalan hati diselimuti bimbang. Memberi lebih atau tidak.
Sekian lama bepikir akhirnya hati memutuskan untuk memberi lebih. Namun jarak saya dan pengemis itu sudah bertambah jauh. Ada ragu untuk kembali dan berbalik badan. Bagaimana diberikan kepada pengemis selanjutnya yang ditemui? Akal mencoba memberi saran. Namun, saya tak tahu kenapa, kaki telah lebih dulu berbalik arah. Kemudian badan ikut menyusul dengan hati yang masih diwarnai sedikit ragu.
Beberapa menit kemudian kaki tiba di tempat pengemis tadi. Pengemis itu masih ada di sana dengan wajah yang masih memprihatinkan. Dengan cepat tangan mengambil seperempat uang dari isi dompet. Dengan lihai memasukkan ke gelas wadah pengemis menampung uang. Kemudian cepat berbalik arah dan berjalan mengejar busway untuk pulang ke kosan teman.
Seperempat isi dompet itu tidaklah banyak. Jika isi dompet hanya 10.000 Rupiah maka seperempatnya hanya 2.500 Rupiah. Jika isi dompet Rp. 100.000 maka seperempatnya Rp. 25.000, dan seterusnya. Intinya seperempat isi dompet.
Hanya Dua Jam
Saat tiba di kos, saya membuka facebook sejenak. Di pemberitahuan grup alumni SMA, seorang kakak tingkat mengajak satu orang alumni untuk ikut dalam seminar 4 Million Dollars Project. Siapa saja yang mau ikut inbox ke dia. Free!
Dengan semangat saya langsung menghubungi beliau. Mengenalkan diri dan menyebut alasan mengapa ingin ikut. Menyebutkan impian ingin bertemu dengan kedua motivator itu dan melampirkan proposal hidup yang telah diposting sebulan lalu.
Akhirnya tanpa hambatan permintaan itu disetujui. Di seminar kemarin saya bertemu langsung dengan beliau. Kawan, beliau jauh-jauh datang dari Gorontalo untuk mengikuti seminar itu. Semangat beliau masih seperti dulu bahkan lebih berkobar. Saya jadi teringat bagaimana dulu beliau memotivasi kami saat menghadapi UN di kelas tiga SMA. Terimakasih Ka.. ^ ^
Saat dipastikan untuk ikut, tubuh saya bergetar hebat. Sangat cepat balasan itu. Hanya dua jam setelah memberikan sedekah kepada pengemis tadi. 1/4 isi dompet dibalas dengan 4 Million Dollars Project. Subhanallah!
Kawan, berbagi itu indah. Selalu ada keajaiban yang menyelimuti disetiap kisah. Jangan pernah takut berbagi. Karena sesuatu yang dibagi karena Allah akan bertambah dan berlipat ganda. Entah itu sekarang, nanti, atau di akhirat kelak. Entah itu cepat, lambat, atau dihindarkan dari bencana. Sungguh Allah tidak buta dengan amal kebaikan sekecil apapun itu, seringan apapun itu. Tetap berbagi dan nantikan keajaibannya.
Ada kisah menarik dibalik keikut sertaan saya dalam seminar ini. Jujur, saya mengikuti seminar ini dengan gratis. Ada seorang kakak tingkat di SMA dulu yang telah berbaik hati mengajak saya ke seminar itu.
Saya tak tahu apakah kisah ini memang berhubungan atau tidak. Silahkan Kawan menyimpulkan sendiri.
Semua ini bermula ketika pulang dari penutupan Indonesia Book Fair di Senayan pekan lalu. Di jalan, saya bertemu dengan seorang pengemis yang begitu memilukan hati. Umur beliau kira-kira sebaya Ibu susu yang jauh di kampung.
Begitu melewatinya, saya memberikan selembar uang kertas. Saya tak tahu jumlahnya berapa karena tak sempat melihat lagi. Yang jelas kalau bukan 1000 tentu 2000 Rupiah. Karena uang itu diambil dari saku jaket yang memang hanya berisi uang pecahan seperti itu.
Kira-kira seratus meter melewati pengemis itu, pikiran selalu terbayang wajahnya. Saya tak tahu kenapa, tiba-tiba ada dorongan yang menyuruh untuk memberi lebih. Sepanjang jalan hati diselimuti bimbang. Memberi lebih atau tidak.
Sekian lama bepikir akhirnya hati memutuskan untuk memberi lebih. Namun jarak saya dan pengemis itu sudah bertambah jauh. Ada ragu untuk kembali dan berbalik badan. Bagaimana diberikan kepada pengemis selanjutnya yang ditemui? Akal mencoba memberi saran. Namun, saya tak tahu kenapa, kaki telah lebih dulu berbalik arah. Kemudian badan ikut menyusul dengan hati yang masih diwarnai sedikit ragu.
Beberapa menit kemudian kaki tiba di tempat pengemis tadi. Pengemis itu masih ada di sana dengan wajah yang masih memprihatinkan. Dengan cepat tangan mengambil seperempat uang dari isi dompet. Dengan lihai memasukkan ke gelas wadah pengemis menampung uang. Kemudian cepat berbalik arah dan berjalan mengejar busway untuk pulang ke kosan teman.
Seperempat isi dompet itu tidaklah banyak. Jika isi dompet hanya 10.000 Rupiah maka seperempatnya hanya 2.500 Rupiah. Jika isi dompet Rp. 100.000 maka seperempatnya Rp. 25.000, dan seterusnya. Intinya seperempat isi dompet.
Hanya Dua Jam
Saat tiba di kos, saya membuka facebook sejenak. Di pemberitahuan grup alumni SMA, seorang kakak tingkat mengajak satu orang alumni untuk ikut dalam seminar 4 Million Dollars Project. Siapa saja yang mau ikut inbox ke dia. Free!
Dengan semangat saya langsung menghubungi beliau. Mengenalkan diri dan menyebut alasan mengapa ingin ikut. Menyebutkan impian ingin bertemu dengan kedua motivator itu dan melampirkan proposal hidup yang telah diposting sebulan lalu.
Akhirnya tanpa hambatan permintaan itu disetujui. Di seminar kemarin saya bertemu langsung dengan beliau. Kawan, beliau jauh-jauh datang dari Gorontalo untuk mengikuti seminar itu. Semangat beliau masih seperti dulu bahkan lebih berkobar. Saya jadi teringat bagaimana dulu beliau memotivasi kami saat menghadapi UN di kelas tiga SMA. Terimakasih Ka.. ^ ^
Saat dipastikan untuk ikut, tubuh saya bergetar hebat. Sangat cepat balasan itu. Hanya dua jam setelah memberikan sedekah kepada pengemis tadi. 1/4 isi dompet dibalas dengan 4 Million Dollars Project. Subhanallah!
Kawan, berbagi itu indah. Selalu ada keajaiban yang menyelimuti disetiap kisah. Jangan pernah takut berbagi. Karena sesuatu yang dibagi karena Allah akan bertambah dan berlipat ganda. Entah itu sekarang, nanti, atau di akhirat kelak. Entah itu cepat, lambat, atau dihindarkan dari bencana. Sungguh Allah tidak buta dengan amal kebaikan sekecil apapun itu, seringan apapun itu. Tetap berbagi dan nantikan keajaibannya.
Share This Article
waduh kuasa allah emang hebat sekali ya mbak
ReplyDeleteterima kasih telah berbagi kisah ini...ini semakin meyakinkan kita bhwa Allah kuasa mengembalikan semua dengan berlipat ganda, jadi...jangan takut untuk berbagi ya :)
ReplyDelete:) Tak bisa berkata-kata :)
ReplyDeleteAlhamdulillah..
ReplyDeleteDan tidaklah ada kebaikan yang sia-sia, Allah Maha Teliti PengawasanNya..
Subhanallah
ReplyDeleteKeazaiban sedekah memang indah :)
semoga do'a ibu pengemeis itu dapat mensegerakan keinginan dan harapannya mengikuti jejak para motivator di seminar tersebut....aaaamiiiin
ReplyDeleteMasya Allah ... berbagi itu indah .... di dunia tak ada yang kebetulan. Bimbingan Allah menyebabkan kita berbuat baik, menggerakkan kaki dan gati kita. Trim sudah berbagi
ReplyDeleteSubahallah :)
ReplyDelete