Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Mama dan Cinta Kedua


"Ini masih tentang keajaiban cinta. Dari seorang yang kupanggil mama. Seorang wanita yang menyusui dan membesarkanku"

Mama, dia adalah wanita kedua dalam hidupku. Wanita yang sempat kukira adalah ibu kandungku itu, juga mengajarkanku arti sebuah cinta tanpa pamrih. Aku bukan anaknya, dan beliau bukan ibuku, tapi jika ditanya, mungkin aku lebih menyanginya dari ibu kandungku dan ia lebih mencintaiku dari anak kandungnya. Ini hanya prasangka, sebab dalam hati siapa yang tahu.

Tiga belas bulan setelah melahirkan, ibu kandungku menghembuskan nafasnya yang terakhir. Namun enam bulan sebelum kepergian beliau, aku telah hidup bersama ibu susuku. Bukan karena tak cinta, tapi sakit yang menimpa setelah melahirkan, membuat beliau harus bolak-balik menjalani perawatan di rumahsakit.

Berbicara tentang ibu susuku, beliau adalah seorang yang janda yang telah ditinggal pergi suaminya. Beliau mempunyai satu anak perempuan yang mempunyai perbedaan umur cukup jauh dariku. Sesuai cerita yang aku dengar, beliau sangat mengimpikan mempunyai anak laki-laki, dan mungkin akulah adalah jawaban dari impian tersebut.

Aku hidup bersama beliau dalam balutan keajaiban, keajaiban yang sampai saat ini tak bisa aku pahami. Memang begitulah yang namanya keajaiban, selalu sulit untuk dipahami. Keajaiban itu adalah keluarnya asi dari ibu susuku. Padahal tidak ada faktor-faktor pendukung yang membuat beliau bisa mengeluarkan asi.  Anaknya sudah besar, tanda-tanda kehamilanpun tak ada, jadi mengapa asinya bisa keluar?

Namun, satu hal yang kutahu, setiap kali menangis mencari asi, beliau menggendongku dan pura-pura menyusuiku. Mungkin karena rajinnya aku menyusu padanya, membuat payudaranya terangsang untuk mengeluarkan asi.

Ini hanya dugaan, mungkin ada sebab-sebab lain yang tidak aku ketahui. Namun aku yakin jika Allah berkehendak maka Dia hanya berkata "jadilah" maka jadilah. Jika melahirkan nabi Isa dari Maryam yang tak bersuami mudah bagi Allah, maka untuk mengeluarkan Asi dari ibu susuku tentunya lebih mudah bagi Allah.

Kehidupanku bersama ibu susuku terus berlanjut sampai saat ini. Beliau sangat sayang padaku. Seingatku, tak pernah beliau memukulku meskipun hanya sekali. Bahkan ia selalu memanjakanku, membelaku, memelukku, dan menghapus airmataku. Aku sangat sangat sayang pada beliau.

Kawan, dari beliaulah aku belajar bahwa ketika Allah mengambil sesuatu yang engkau cintai, Dia akan menggantikan dengan sesuatu yang sama atau lebih baik darinya jika kau rela dan ikhlas dengan apa yang telah Dia tuliskan untukmu.

Dari beliau pula aku menjadi tahu bahwa cinta tanpa pamrih itu akan selalu terbalas dengan cinta yang lebih besar. Cinta yang tulus itu, senantiasa membekas dihati orang yang dicintai, dan kasih sayang seorang ibu itu, selalu penuh dengan kejaiban-keajaiban yang tak bisa dilukiskan dengan kata. Andaipun ada kata yang bisa melukiskannya maka aku sebut itu "CINTA".
***

Tulisan kedua dari trilogi Ibu Dan Cinta, Sebuah Persembahan Cinta
Tulisan pertama: Ibu dan Cinta Pertama (sudah diposkan)
Tulisan kedua: Mama dan Cinta Kedua (tulisan ini)
Tulisan ketiga: Bunda dan Cinta Ketiga (sudahdiposkan)

Baca juga:

Share This Article


No comments:

Post a Comment