"Ini masih tentang keajaiban cinta. Dari seorang
yang kupanggil mama. Seorang wanita yang menyusui dan membesarkanku"
Mama, dia adalah wanita kedua dalam hidupku. Wanita yang
sempat kukira adalah ibu kandungku itu, juga mengajarkanku arti sebuah cinta tanpa
pamrih. Aku bukan anaknya, dan beliau bukan ibuku, tapi jika ditanya, mungkin
aku lebih menyanginya dari ibu kandungku dan ia lebih mencintaiku dari anak
kandungnya. Ini hanya prasangka, sebab dalam hati siapa yang tahu.
Berbicara tentang ibu susuku, beliau adalah seorang yang
janda yang telah ditinggal pergi suaminya. Beliau mempunyai satu anak perempuan
yang mempunyai perbedaan umur cukup jauh dariku. Sesuai cerita yang aku dengar,
beliau sangat mengimpikan mempunyai anak laki-laki, dan mungkin akulah adalah
jawaban dari impian tersebut.
Aku hidup bersama beliau dalam balutan keajaiban,
keajaiban yang sampai saat ini tak bisa aku pahami. Memang begitulah yang
namanya keajaiban, selalu sulit untuk dipahami. Keajaiban itu adalah keluarnya
asi dari ibu susuku. Padahal tidak ada faktor-faktor pendukung yang membuat
beliau bisa mengeluarkan asi. Anaknya
sudah besar, tanda-tanda kehamilanpun tak ada, jadi mengapa asinya bisa keluar?
Namun, satu hal yang kutahu, setiap kali menangis mencari
asi, beliau menggendongku dan pura-pura menyusuiku. Mungkin karena rajinnya aku
menyusu padanya, membuat payudaranya terangsang untuk mengeluarkan asi.
Ini hanya dugaan, mungkin ada sebab-sebab lain yang
tidak aku ketahui. Namun aku yakin jika Allah berkehendak maka Dia hanya
berkata "jadilah" maka jadilah. Jika melahirkan nabi Isa dari Maryam
yang tak bersuami mudah bagi Allah, maka untuk mengeluarkan Asi dari ibu susuku
tentunya lebih mudah bagi Allah.
Kehidupanku bersama ibu susuku terus berlanjut sampai
saat ini. Beliau sangat sayang padaku. Seingatku, tak pernah beliau memukulku
meskipun hanya sekali. Bahkan ia selalu memanjakanku, membelaku, memelukku, dan
menghapus airmataku. Aku sangat sangat sayang pada beliau.
Kawan, dari beliaulah aku belajar bahwa ketika Allah
mengambil sesuatu yang engkau cintai, Dia akan menggantikan dengan sesuatu yang
sama atau lebih baik darinya jika kau rela dan ikhlas dengan apa yang telah Dia
tuliskan untukmu.
Dari beliau pula aku menjadi tahu bahwa cinta tanpa
pamrih itu akan selalu terbalas dengan cinta yang lebih besar. Cinta yang tulus
itu, senantiasa membekas dihati orang yang dicintai, dan kasih sayang seorang
ibu itu, selalu penuh dengan kejaiban-keajaiban yang tak bisa dilukiskan dengan
kata. Andaipun ada kata yang bisa melukiskannya maka aku sebut itu
"CINTA".
***
Tulisan kedua dari trilogi Ibu Dan Cinta, Sebuah Persembahan Cinta
Tulisan pertama: Ibu dan Cinta Pertama (sudah diposkan)
Tulisan kedua: Mama dan Cinta Kedua (tulisan ini)
Tulisan ketiga: Bunda dan Cinta Ketiga (sudahdiposkan)
Baca juga:
Share This Article
No comments:
Post a Comment