Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Ibu dan Cinta Pertama


“Jika ditakdirkan untuk menulis sebuah buku maka kata pertama yang akan kutulis adalah I  B  U"

Ibu adalah gambaran cinta yang sangat luar biasa, satu kata yang penuh keajaiban. Saat mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan, rasanya rasa cinta itu tak pernah berkurang, dan keajaiban-keajaiban itu senantiasa ada dan terus bertambah.

Seorang ibu selalu menjadi luar biasa dimata anak-anaknya. Siapapun ia, apapun pekerjaan dan status sosialnya, ia adalah ratu dirumah tangganya. Begitu juga dengan ibuku, dimataku ia adalah seorang ratu dan wanita yang luar biasa.

Ibuku bukanlah seorang bangsawan ataupun hartawan. Beliaulah hanyalah seorang wanita biasa namun telah mengajarkanku tentang cinta yang luar biasa. Bahkan rasa cinta itu masih aku rasakan meskipun 20 tahun lebih beliau meninggalkan aku dan dunia ini.

Ibuku adalah orang yang rajin, hemat, disiplin, tegas, mandiri dan tak memanjakan. Namun sebagai seorang ibu, beliau sangatlah lembut dan penyayang. Aku tahu semua itu dari cerita kakakku yang tertua. Dia sangat beruntung karena bisa mendapatkan bimbingan langsung dari beliau selama beberapa tahun. Sedang aku, hanya bisa mendengar cerita dari orang-orang disekitarku tentang beliau. Sebab beliau wafat diusiaku yang menginjak 13 bulan.

Untuk itu, dalam hati ini ada kerinduan yang sangat besar padanya. Aku ingin sekali memandang  dan menatap orang yang telah melahirkanku. Aku ingin memeluk orang yang telah mengorbankan nyawanya untukku. Aku ingin mencium orang yang telah rela menderita untukku. Kawan, jika kau tahu rasa rindu ini, kau akan menangis setiap malamnya. Bukankah kau punya kekasih yang kau cintai? bagaimana jika kau berpisah dengannya dalam waktu yang lama? Bukankah kau merasa rindu padanya? Jika kekasih saja bisa membuat hati tak bisa tidur kerena memikirkannya, apalagi dengan orang yang telah benar-benar teruji cintanya semenjak masih segumpal daging sampai kembali menjadi daging yang tak bernyawa.

Dari cerita orang-orang pula, aku tahu ibuku adalah tipe orang yang mengalami sakit yang sangat saat mengidam. Kata mereka sakit itu semakin menjadi-jadi saat beliau mengandungku. Beliau tak bisa makan dan sering muntah, sehingga beliau harus dirawat di rumah sakit. Dan kata dokter beliau mengalami kanker kandungan yang sudah sangat parah.

Masih dari cerita orang-orang disekitarku, saat sakit itulah beliau mendapat tawaran untuk menggugurkan kandungannya (demi kesalamatan nyawanya), tapi beliau menolak dan memilih untuk melahirkanku.

Mungkin, jika aku jadi ayahku saat itu, aku akan menyuruh beliau menggugurkan kandungannya demi keselamatan jiwa beliau. Namun itulah cinta, selalu tak bisa diukur dengan logika, selalu tak bisa ditebak, dan pastinya senantiasa datang dengan banyak keajaiban. Cinta itulah yang selalu aku rasakan, cinta itulah yang telah mengajarkanku, cinta seorang ibu yang rela menanggung resiko kematian demi anak yang dikandungannya.

Jika mengingat hal itu, kadang membuatku bersyukur karena diberi kesempatan hidup oleh Allah, tapi kadang juga merasa bersalah karena menjadi penyebab kematian ibuku. Namun, itulah takdir yang Allah tuliskan untukku dan ibuku. Kita kadang bertanya kenapa, tapi yakinlah apa yang Allah tuliskan itulah yang terbaik.

Sebagai penutup tulisan ini aku tutup dengan puisi yang kuberi judul:

 "Luapan Hati"
Ibu, inginku rangkai puisi untukmu
Puisi indah penggetar qalbu
Layaknya anak pada sang Ibu
Namun apa dayaku
Tiada kata yang terpadu
Lidah terdiam kelu
Jiwa ikut membisu
Hatipun merintih pilu
Hanya air mata yang terus melaju
Membasahi relung jiwaku
Yang tak kuasa memendam rindu
Ingin bersua denganmu Ibu
Walau hanya sekejap waktu

Bunda, hati ini kadang bertanya
Mengapa bunda telah tiada
Meninggalkanku menangis lara
Memasung rindu tiada tara
Kadang aku tak terima
Beruntung ada iman di dalam dada
Yang slalu menguatkan jiwa
Agar ikhlas menerima takdirNya

Ummi, satu pinta dalam hati
Satu asa yang terpatri
Ku ingin bertemu denganmu ummi
Biar hanya dalam mimpi
Jika itu terjadi
Aku tak ingin bangun lagi
Biarlah aku hidup dalam mimpi
Bersama dirimu ummi
Untuk pertama kali

Ayah, sepuluh tahun tidaklah lama
Namun itu cukup berarti
Senyummu penenang hati
Dekapanmu menghangatkan raga
Kejujuranmu selalu meneguhkan langkah
Marahmu bentuk kasih sayang
Diammu pelajaran berharga
Sabarmu membuatku tak mudah menyerah
Menghadapi hidup yang kian mengganas
Ayah aku rindu padamu
Seperti aku merindukan Ibu

Ya Allah…
Ampunilah dosaku
Dosa kedua orang tuaku
Kasihanilah mereka
Seperti mereka mengasihaniku semasa kecil

Ya Allah…
Pertemukanlah aku dengan mereka
Di surgaMu yang indah itu
Bersama para rasulMu
Juga orang-orang shaleh
Dan karuniakan kepada kami
Kenikmatan yang tiada tara
Dapat melihat wajahMu ya Ar-rahim

(Ditulis di Gorontalo -ketika di MANICG-, malam yang dingin saat rindu begitu membuncah)

***
Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan dan hiburan bagi mereka yang pernah kehilangan orang yang dicintainya. Kita kadang bertanya kenapa, tapi yakinlah apa yang Allah tuliskan itulah yang terbaik. Tersenyumlah kawan!
___Batam 1 Maret 2013


Share This Article


5 comments:

  1. kisah tentang Ibu tidak ada habisnya ...
    Arti Ibu bagi anak juga beragam. Berikut saya rangkum kata teman2 tentang ibunya di http://argalitha.blogspot.com/2013/02/ibukuadalah.html

    :)

    semoga bukunya lekas selesai, dicetak, dan laris manisss

    ReplyDelete
  2. :'(

    tetap SEMANGAT yaaaaa...

    ALLAHU AKBAR.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukran Ustad..

      Ustad juga jangan bersedih.. semua Pasti ada hikmahnya. :D

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete