Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Terimakasih Kawan!



Masih ingatkah Anda dengan kalimat indah di atas?
Ya, itulah kalimat yang telah lama kami posting di awal-awal peluncuran blog ini. Semoga Anda masih mengingatnya.

Kemarin, kalimat ini muncul dalam status seorang kawan. Entah apa alasannya mengutip kalimat ini, yang jelas status itu kembali mengingatkan hati yang mulai lalai dan lupa. Atau lebih tepatnya menjadi teguran untuk hati yang mulai nakal dan mata yang semakin tak terkendali.

Kami tak ingin menceritakan situasi kami saat ini. Semoga beberapa kalimat di atas sudah bisa menjadi isyarat.

Sebagai penutup kami ingin mengutip puisi yang pernah kami posting pada tanggal 08 Januari 2012. Kawan pandangan itu memang sederhana, tapi efeknya sungguh sangat membekas. Tak perlu kau ungkapkan cintamu, cukup kau pandangi ia dengan sepenuh hati maka yakinlah hatimu akan selalu galau jika dia belum halal untukmu, hehe.

Beginilah puisinya:
Mengapa tetap Memandang, jika memang tak Cinta?
Mengapa tetap Memandang, Meski tahu itu dosa?
Mengapa tetap Memandang, bila itu bukan yang pertama?
Mengapa terus Memandang, kalau memang tak ingin pacaran?
Mengapa terus Memandang, jika hanya ingin memastikan?

Memastikan pandangannya?
Memastikan isi hatinya?
Memastikan cintanya?

Jika benar dia memandang, lalu untuk apa?
Bukankah tak ada niat untuk pacaran?
Jika benar dia menaruh hati, lalu buat apa?
Bukankah TTM itu menyiksa hati?
Jika benar dia cinta, lalu mengapa?
Bukankah cinta saat ini adalah cinta palsu?
Bukankah cinta saat ini hanya penuh dengan nafsu?

Lalu, Mengapa Masih Tetap Memandang?
Lalu, Mengapa Masih Terus Memandang?

Padahal mata itu hanya titipan
Yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban

Padahal jiwa ini pasti mati
Yang suatu saat akan diadili
Di hari yang tak berguna lagi materi
Hanya amal shalih yang dapat menolong diri
Sayangnya ianya tak mencukupi

***

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An nur : 31)
________
Terimakasih banyak kawan atas kutipan statusmu itu, terus terang itu sangat membantu.

Batam 28 February 2013

Share This Article


No comments:

Post a Comment