Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Ibu Dan Cinta


Adakah orang yang sanggup menahan beban kemana saja dia pergi??
Adakah orang yang rela perutnya dibelah?
Adakah orang yang bisa tersenyum bahagia disaat perih?
Adakah yang berani mengambil pilihan hidup atau mati?

Tak perlu dijawab,
Untukmu Ibu, kami persembahkan tulisan ini..

Ibu Dan Cinta
Kawan, jika kau rajin bertualang di dunia maya, maka kau akan dapatkan berbagai kisah antara ibu dan cinta. Kisah yang begitu menyentuh, mengharukan, dan kadang membuat mata menjadi basah.
Salah satu kisah yang begitu menyentuh hati kami adalah "Ibuku Bermata Satu". Kisah seorang ibu yang rela memberikan satu matanya untuk sang anak tercinta. Yang dengannya membuat ibu itu harus ditinggal anaknya karena sang anak malu mempunyai ibu bermata satu. Bahkan anak tersebut pernah mengusir ibunya itu saat beliau datang untuk menumpahkan kerinduan berjumpa dengan anak dan cucu-cucunya.
Memang hati ibu tersebut sakit dengan sikap anaknya, namun dengan cintanya yang besar itu, beliau memaafkan anaknya dan bahkan meminta maaf padanya karena datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Permintaan maaf itu ditulis dalam sebuah surat perpisahan sebelum ia meninggal. Di surat itu pula, ia beritahukan sebab kebutaannya dan kepada siapa mata itu diberikan. Beginilah isi suratnya:
“Anakku sayang, sepanjang hari Ibu selalu memikirkanmu. Ibu rindu denganmu nak, Ibu kangen denganmu anakku. Semenjak Ayahmu berpulang keharibaan-Nya, hanya engkaulah mutiara ibu nak. Duhai mutiara hatiku, maafkan Ibu nak, waktu itu Ibu berkunjung ke rumahmu tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Ibu tidak bermaksud membuatmu malu, anakku. Ibu juga tidak berniat untuk menakut-nakuti  anakmu dengan kondisi Ibu yang hanya memiliki satu mata. Ibu hanya kangen dan ingin melepas rindu padamu dan cucu-cucu Ibu.
Ibu juga mohon maaf karena sering membuatmu malu. Ibu mohon maaf karena telah membuat hidupmu tidak nyaman anakku. Ketahuilah duhai anakku sayang, dulu ketika engkau masih kecil, engkau mengalami kecelakaan sehingga harus kehilangan satu bola matamu. Sebagai seorang Ibu, aku tidak tega, aku tidak sanggup membiarkan engkau hidup dalam kesedihan dan tumbuh besar hanya dengan satu bola mata.
Ibu tidak ingin engkau dihina oleh teman-temanmu hanya karena satu matamu telah tiada. Oleh karena itu, ibupun memberikan satu bola mata ibu untukmu anakku sayang. Ibu sangat bahagia dan sangat bangga karena anak Ibu satu-satunya dapat melihat dunia dengan mata kepala yang ibu berikan padanya.
Salam Cinta,  Ibumu.
Anak yang membaca surat perpisahan dari ibunya itu hanya tinggal diam, terpaku, menangis dan terus menangis, menyesali apa yang telah ia perbuat selama ini.
 ***
Kawan, itulah sepenggal kisah antara Ibu dan Cinta. Memang cinta seorang ibu takan pernah ada batasnya. Selalu penuh dengan keajaiban dan tak bisa dijangkau oleh logika.
Ya, Ibu adalah gambaran cinta yang sangat luar biasa, satu kata yang penuh keajaiban. Saat mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan, rasanya rasa cinta itu tak pernah berkurang, dan keajaiban-keajaiban itu senantiasa ada dan terus bertambah.
Kawan, tengoklah ibumu sekejap! Meskipun ibumu tak pernah memberimu mata seperti kisah diatas, walaupun ibumu tak pernah menyelamatkanmu dari kebakaran hingga tubuhnya lumpuh, singkatnya, walaupun ibumu tak pernah melakukan sesuatu yang luar biasa dalam hidup dan kehidupanmu, sadarilah saat ia memilih melahirkan dan membesarkanmu, maka itu sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan betapa luar biasa cintanya padamu.
Jadi kenapa kau malu menggandeng tangannya saat kalian jalan berdua?
Jadi apa yang menghalangimu untuk mengucapkan aku cinta padamu ibu?
Jadi masihkah ada alasan bagimu untuk terus menyakiti hatinya?
Bahkan kau bisa tersenyum manis kepada orang yang pertama bertemu denganmu dan tak pernah memberikan senyum yang manis itu pada ibumu. Bahkan terkadang kau begitu khawatir karena teman-temanmu telah lama menunggu dan tak pernah memikirkan perasaan ibumu saat kau terlambat pulang.
Dia tahu kau sudah besar, dia tahu kau sudah dewasa, tapi seperti yang kami katakan padamu diawal tadi kawan, cinta ibu itu tak pernah bisa diukur logika. Cintanya selalu lebih besar dari logika.
Mungkin ketika kau tiba dirumah dia sudah tertidur, tapi yakinkah kau apakah ia benar-benar tidur? Ataukah ia hanya pura-pura tidur agar kau tak merasa bersalah karena dia menunggumu sampai larut malam?
Sekali lagi kawan, cinta ibu itu tak bisa diukur dengan logika. Selalu "aneh" dan penuh keajaiban. Dia akan selalu berusaha dan berjuang agar melihat anaknya hidup bahagia.
Itulah Ibu dan Cinta. Itulah cinta orang yang melahirkan kita. Tapi bagaimana dengan cinta Dzat yang menciptakan kita? Semoga hadist dibawah ini bisa menjawab pertanyaan diatas dan sekaligus menutup tulisan ini.
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Zaid bin Aslam dari Ayahnya dari Umar bin Al Khatthab radliallahu 'anhu (katanya); "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: 'Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ' Kami menjawab; 'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda: 'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hambaNya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.' (Hadist Riwayat Bukhari)

Paling akhir, bagimu yang masih mempunyai ibu, setelah membaca tulisan ini cobalah untuk menciumnya dan bisikan padanya, Ibu aku memcintaimu karena Allah. Jika kau masih enggan, maka ketahuilah ada ribuan orang di dunia ini yang telah kehilangan ibunya. Yang sebagian dari mereka kadang berharap memiliki waktu sedetik untuk melakukan apa yang kami sebutkan diatas.

Kawan, jangan pernah menunda sebab ajal takan pernah tertunda. Selagi ada kesempatan, berbaktilah pada mereka dengan sepenuh hati dan cinta. Semoga Allah Ta'ala mengampuni dosa kita, dosa kedua orangtua kita, dan menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita semasa kecil. Semoga bermanfaat. (Senyum Syukur dan Team sM).

Baca juga: Hadiah Untuk Kawan. Ayah, Sebuah Catatan Dari Hati, Ibu dan Cinta PertamaMama dan Cinta Kedua. Bunda dan Cinta Ketiga.

Share This Article


1 comment:

  1. Jadi Tak Perlu tunggu hari ibu, untuk mengungkapkan Rasa cinta kita. Karena bagi setiap muslim, setiap hari adalah hari ibu. Untuk ia berbakti dan mencintai ibunya setiap hari.

    ReplyDelete