Hari ini satu Muharram 1436 Hijriah. Hampir semua orang berlomba-lomba membahas tentang hijrah. Katanya ini momen terbaik untuk hijrah dari kehidupan lama ke hidup yang lebih baru. Hidup penuh semangat dan motivasi. Hidup yang penuh manfaat buat diri dan orang lain.
Tapi, pada catatan kali ini ijinkan saya bercerita tentang hijrah cinta. Khusus untuk mereka yang sulit move on, patah hati, atau terlanjur berharap lebih. Sungguh, banyak mata yang tak bisa terpejam di malam hari karena virus ini. Ada ribuan hati yang tertawan setelah bercengkrama dengan pernak-pernik cinta. Juga tak terhitung jutaan jiwa yang kehilangan semangat hidup sebab bermain dengan rasa yang seharusnya menjadi nikmat.
Yang Lalu Biarlah Berlalu
Kawan, berharap kembali ke masa lalu dan kemudian mengubahnya adalah harapan gila yang tak mungkin terwujud. Harapan ini seperti upaya memasukkan gajah ke kulkas, unta ke lubang jarum, atau mencampurkan air dan minyak. Sampai kiamat hal ini mustahil terjadi.
Terimalah apa yang terjadi di masa silam kemudian berilah maaf. Tak harus yang dimaafkan pantas mendapat ampunan, namun setiap hati berhak bahagia. Menerima dan memaafkan adalah awal untuk melapangkan hati menuju bahagia.
Terimalah masa lalu karena ia telah menjadi bagian dari takdir. Berdamailah dengannya. Tak perlu lukai diri dengan mengenangnya. Fokuslah pada hari ini, hijrahlah untuk cinta yang lebih suci dan mulia :)
Masa Depan Biarlah Datang Sendiri
Mengenang masa lalu membuat sedih, terlalu memikirkan masa depan mengundang gelisah. Terutama mereka yang belum bertemu jodoh, sering terjebak ketakutan-ketakutan masa depan yang tak beralasan. Takut tak berjodoh dengannya, takut dia memilih menikah dengan orang lain, atau -untuk pria- takut ditikung lelaki lain.
Kawan, kenapa harus takut kehilangan orang yang bahkan belum pernah menjadi milikmu?
Kenapa harus gelisah memikirkan orang yang mungkin saja tak pernah memikirkanmu?
Kenapa mesti galau, padahal janji Allah pasti, yang baik hanya untuk yang baik?
Berhijrah, dan Pantaskan Diri!
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (QS. An-Nur: 26)
Memantaskan diri adalah usaha terbaik menjemput cinta sejati. Karena Allah telah berjanji, dan janji Allah adalah pasti. Jika kawan jomblo high quality, maka banyak hati yang siap mengantri, berharap dipilih menjadi pasangan sejati.
Namun tak sedikit yang salah niat dalam memantaskan diri. Niatnya bukan karena Allah tapi untuk si dia. Hingga, ketika kenyataan berkata lain, hati hancur berkeping-keping. Kemudian bersedih dan menyalahkan takdir. Lantas menuduh Allah tak tepati janji. Na’udzubillahi min dzalik.
Mungkin ada orang yang buatmu terpesona lantas jatuh hati. Juga selalu buatmu nyaman tersenyum berseri-seri. Bahkan menjadi motivasi untuk taat dan beribadah lebih. Tapi tak semua yang jadi jalan hidayahmu, pantas jadi imammu. Tidak semua yang hati kenalkan agama, layak jadi makmumnya.
Allah dengan segala Ilmu dan Kuasa-Nya tahu apa yang terbaik untukmu, termasuk jodoh. Tetaplah menanti dalam taat, hingga datang waktu yang telah dicatat.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat. Ingin tanya-tanya dan ngobrol dengan saya? Follow @SenyumSyukur
Pasar Minggu
1 Muharram 1436 H
Share This Article
Wah kakak masih aktiffdi blog yaaaa
ReplyDeleteMantappp semangatt nyaaa
semangat!
Deleteakhif lagi nih nulis blognya..
ReplyDeletesemangat nulis terus mbak..hihi :D