Entah berapa kali kau datang mengadu
Tentang dia yang mulai merayu
Dalam status atau bait yang terucap merdu
Bahwa dia sedang menunggu, menantimu
Oh indahnya kisah cinta dua insan
Yang selalu diam menahan lisan
Meski terkadang dalam isyarat berkirim pesan
Mewarnai hati dengan jutaan kesan
Sayang keindahan itu hanya sementara
Setelahnya hati berhias sengsara
Bertanya, benarkah bait itu tercipta untukmu?
Berharap, semoga bait itu bukan untuk selainmu
Pastinya bait itu dibaca banyak mata
Yang tentu bisa sama rasa
Bertanya, benarkah bait itu tercipta untuknya?
Berharap, semoga bait itu bukan untuk selainnya
Ah tidak, bait itu benar-benar untukku
Semua isyarat kembali padaku
Dia benar menanti, menunggu
Lalu?
Kawan, aku pun kadang sepertimu
Yang tertawan cinta masa lalu
Tapi, kita sama-sama tahu
Rasa ini punya rambu
Terimakasih telah mengadu
Membuat hati kembali tahu
Bahwa isyarat itu
Sangat menyiksa qolbu
Bukan begitu? ^^
Share This Article
Hehehe....tanyakan pada rumput yang bergoyang wkwkkw
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Deletehehe.. mbak Nunu bisa aja.. :)
DeleteSaya sih lagi nungguin cerita asli berikutnya :)
ReplyDeletesiap Kang.. kapan-kapan saya ke tempat Akang untuk kisah selanjutnya :D
DeleteBukan begitu?
ReplyDeleteYa betul.
benar-benar menyiksa ya bu? :D
DeleteBagus sekali puisinya. Talented :)
ReplyDeletehehe.. semoga bermanfaat.. :)
DeleteBaruu baca. Wkwk isyarat mengundang baperr
ReplyDelete