Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Hilang Arah

Hal yang paling ditakutkan seorang perantau, penjelajah, pendaki, ataupun pengembara adalah kehilangan arah. Apalah arti bekal yang banyak jika tak bisa kembali? Apalah arti fisik yang kuat jika puncak tak dapat dicapai? Apalah arti kedudukan yang tingggi jika terlunta di negeri orang?

Masih ingat tulisan “Tersesat Bahagia”? Itu salah satu petualangan tersesat yang selalu saya syukuri. Meskipun berakhir bahagia (#tsaaaa), tapi pada awalnya ada takut yang menyelimuti hati. Dalam kesendirian, di negeri orang, dan materi tak bisa dibilang banyak, tentulah membuat siapa yang mengalami akan merasa takut dan ngeri. Segala puji bagi Allah yang selalu menjawab doa hamba-hambaNya yang sedang terdesak.

Baru-baru ini saya tersesat lagi. Meskipun tidak terlalu mencekam tapi alhamdulillah ada cerita yang bisa dibagi.


Salah Naik Kereta

Idul Adha kemarin saya ingin silaturahim kerumah teman. Rumahnya di Jakarta Utara namun saat ini dia berasrama di kota Bogor. Untuk kemudahan bagi saya yang masih “meraba” kota Jakarta, kami sepakat bertemu di stasiun Pasar Minggu. Sebab tempat tinggal saya yang sekarang cukup dekat dengan stasiun itu. Namun tak diduga terjadi perubahan rencana. Dia ingin kita berjumpa di stasiun Kota. Sebenarnya ini bukanlah masalah besar, tapi cukup membuat bingung bagi yang belum terbiasa atau pertama menjalaninya.

Teman berangkat dari st. Bogor sedangkan saya dari st. Pasar Minggu. Jika beruntung kami akan satu kereta. Tapi sayang ketika naik, teman belum melewati st. Pasar Minggu. Jadilah saya berangkat lebih dulu darinya.

Ketika dalam kereta, saya tertegun melihat peta jalur yang akan dilewati. Ada ragu yang menyelimuti dada. Saya baca berulang-ulang. Ada dua jalur besar yang akan dilewati setiap kereta. Satunya akan berakhir di st. Kota tujuan saya dan lainnya akan berakhir di st. Jati Negara. Hanya satu yang membedakan jalur itu, warna kereta. Bisa ditebak saya bukan di warna yang benar.

Tanpa ragu dua stasiun berikutnya saya turun menunggu kereta selanjutnya. Saya tak tahu apakah harus bayar lagi apa tidak. Sebelum sempat bertanya datang kereta yang warnanya menuju st. Kota. Tanpa pikir panjang sayapun langsung naik.

Alhamdulillah, ternyata kereta itu yang ditumpangi teman saya. Lebih menakjubkan lagi, kami satu gerbong dan satu tempat duduk. Saat itu saya senang sekali. Entah karena perjumpaan kembali dengan teman yang telah lama berpisah atau “kebetulan” yang sangat indah ini.


Salah Naik Angkot

Pernah juga ketika ingin berjumpa dengan kawan di Bekasi, saya tersesat salah naik angkot. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah, hanya angkot yang saya tumpangi baru saja dari Bekasi. Seharusnya saya naik angkot yang sama namun dengan arah yang berlainan.

Alhamdulillah sopir angkot itu mau pulang dan rumahnya ke arah Bekasi. Jadinya saya tetap menumpang padanya. Setelah penumpang terakhir turun, sopir itu memutar arah menuju Bekasi.

Singkat cerita saya tiba di tempat kawan dengan mudah dan murah. Sebab sopir itu tidak meminta banyak sebagaimana tarif biasa yang dibayar.


Hilang Arah

Dari semua cerita di atas ada satu hal yang membuat saya hilang arah. Malu bertanya dan pura-pura tahu. Beruntung dalam setiap kisah itu selalu berakhir bahagia. Bagaimana jika sebaliknya?

Dunia ini adalah perantauan. Kita akan kembali ke kampung halaman, akhirat. Untuk itu jangan sampai hilang arah.

Agar tak hilang arah seorang petualang butuh tujuan, peta, dan bekal. Jika tujuan telah jelas maka kaki mudah melangkah, lisan tak malu bertanya, dan bekal bisa disiapkan. Namun jika tidak bersiaplah untuk tersesat.

Setiap muslim pada hakikatnya melangkah menuju surga. Hanya ada yang cepat, lambat, dan bahkan tersesat. Sebab ketersesatan itu banyak, salah satunya tak mampu membaca peta bahkan ada yang mampu namun tak mau membacanya.

Apa peta hidup seorang muslim?

Benar kawan, itulah Alquran.

Alquran adalah kalamullah atau perkataan Allah yang Suci, diturunkan kepada Nabi Yang Mulia, di bulan yang dimuliakan, dan dengan bahasa yang paling menawan.

Kawan, sudahkah kau baca Alquran hari ini?

Yakinlah siapa yang berpegang teguh pada Alquran dengan petunjuk Ashshunnah (hadist), dengan pemahaman sahabat terdahulu, insyaAllah surga bisa digapai.

Selanjutnya amal dan ketakwaan adalah bekal paling baik untuk petualangan yang panjang ini. Semoga kaki tetap istiqomah dalam jalan ini dan bisa berjumpa di puncak kesuksesan nanti. Saat kaki telah menginjak surga yang abadi. Aamiin.



Share This Article


14 comments:

  1. kebetulan yang asik tuh langsung ketemu teman.
    semoga kita dapat membaca "Peta" itu dengan baik yaa
    alhmadulillah habis shubuh tadi sudah

    ReplyDelete
  2. Ada hikmah indah dari salah arah yg kau dapat. Terima kasih juga telah mengingatkan. Saat mengisi training terbaru saya dapat hadiah mushaf dari peserta, katanya ini hadiah untuk anak saya. Ini juga pengingat agar saya rajin baca :)

    ReplyDelete
  3. wah kok bisa ketemu di kereta yang sama. Bener-bener kehendak yang maha kuasa.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah udah baca sob, kalau pengalaman saya tersesat mungkn cuma sedikit dan tidak jauh dari tempat tujuan ^^

    ReplyDelete
  5. Pertemuan tak terduga namun sudah direncankan olehNYA ya :)

    saya pernah kehilangan arah, entah mau kemana padahal niatnya mau pulang eh pas udah di stasiun kereta udah lewat 5 x saya masih diem aja eh pada akhirnya saya ke kampus lagi *pengalaman aneh* :D

    ReplyDelete
  6. Peta dan arah serta tujuan itu memang penting ya ? Supir angkotnya baik sekali itu.

    ReplyDelete
  7. supir angkotnya baik tuh, harus di lestarikan supir kayak gitu

    ReplyDelete
  8. beberapa hari lalu pun saya tersesat, salah melewati gang, tetapi pede2 saja, alhamdulillah ternyata nyampe juga ke tujuan meski sambil mikir keras hehehe...

    ReplyDelete
  9. Semoga bisa menjadi pelajaran baik ya Pak Ustadz.

    Hilang arah dan arah tujuan sama kayaknya ya. Hehee...

    Terima kasih.

    ReplyDelete
  10. hilang arah dunia mgkn msh ada solusix tp hilang arah akhirat (masuk neraka) maka hilanglah arah selamax.., jgn sampai! *smile

    makasih sdh mengingatkan!

    ReplyDelete
  11. terimakasih mas sudah mengingatkan, saya juga sering merantau mas, dan saya juga pernah mengalami tersesat di perantauan, tpi beda critanya.. Thankz mas sudah berbagi,

    ReplyDelete
  12. Hidup di daerah perantauan memang cukup menantang ya mas. Jadi kita harus banyak belajar dari pengalaman :)

    ReplyDelete