Renungan Akhir Tahun

Tahun akan berganti, pergi meninggalkan cerita dan kenangan.

Pergantian tahun bukanlah hal yang istimewah, karena dalam agama kita, hanya ada tiga hari raya, Idul fitri, idul Adha, dan hari jumat.

Mungkin ada yang berkata, itu kan bukan hari raya?

Kawan, tahukah kau apa yang dimaksud dengan hari raya?
'Id atau (yang diterjemahkan) hari raya berasal dari kata عاد- يعود yang berarti kembali/pulang.

Mengapa idul fitri di katakan sebuah 'id, karena ia terulang atau selalu kembali atau terulang setiap tahun, bulan, tau pekan. Jadi, apa saja yang diperingati setiap tahun/bulan/pekan secara otomatis akan dinamakan sebagai 'id atau hari raya.

Ah, kami tak mau berpanjang lebar kawan. Kami hanya ingin berbagi dengan prinsip yang kami yakini. Mungkin kita harus lebih banyak belajar lagi kawan.

Satu hal yang perlu kita renungi dari pergantian tahun ini, yaitu ajal dan kematian kita semakin mendekat. Yakinlah!

Lalu, apa yang telah kita sembahkan?

Memang berubah itu tak mesti menunggu momen, tapi setidaknya bagi mereka yang sulit untuk berubah, mungkin tahun baru ini bisa menjadi momen yang tepat untuk berubah menjadi lebih baik.

Kawan, hidup itu perlu perencanaan. Sebab, kalau kita tidak berencana untuk sukses maka secara tidak langsung kita telah merencanakan kegagalan dalam hidup. Rencana yang gagal itu masih lebih baik daripada gagal berencana. Tapi tentunya ditindak lanjuti dengan aksi yang nyata.

Akhirnya, tulisan yang singkat ini kami tutup dengan petikan kata inspirasi dari seorang Jamil Azzaini yang kami kutib dari blog tetangga. 

“Kalau untuk bikin acara yang digelar satu dua hari saja kita butuh sebuah proposal, mengapa untuk hidup kita yang berjalan puluhan tahun kita tidak membuat proposal? Mengapa kita membiarkan hidup kita mengalir tanpa arah ,tanpa tujuan , tanpa cita-cita?”

Semoga bermanfaat.

Share This Article