“Buatku mimpi harus diraih bukan dihadiahkan” (Dedi Padiku, Mengejar-ngejar Mimpi hal 189)
Begitulah sepenggal kalimat dalam buku Mengejar-ngejar Mimpi karya Dedi Padiku. Sebuah buku yang menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda nekat dalam menggapai impian menjadi seorang penulis. Impian yang sangat sederhana namun melahirkan kisah penuh motivasi dan sangat inspiratif.
Untuk menggapai impian, dalam waktu yang relatif singkat, dia melewati berbagai pekerjaan dan profesi. Demi impian itu, dia bertualang dari ujung Sulawesi bagian utara hingga Jakarta ibu kota Negara. Agar menjadi penulis, dia pernah menjadi gelandangan di Monas, kuli bangunan, pembantu dokter, ditawarin jadi gigolo, bahkan hampir menjadi teroris.
Dan akhirnya, perjuangan itu berbuah manis. Beberapa hari yang lalu buku perdananya diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House, bahkan sudah di cetak ulang sebelum beredar luas di pasaran. Pasalnya, pihak Gramedia sudah memborong habis stok yang dimiliki penerbit ANPH. Sebuah prestasi yang mengagumkan untuk seorang penulis baru. Penulis yang pernah dilecehkan karyanya oleh sebuah website kepenulisan karena tak mengerti beberapa kaidah tata bahasa, juga pernah ditolak dan ditertawakan karyanya karena dianggap aliran sesat.
Bagi saya, buku ini wajib dibaca untuk mereka yang percaya akan keajaiban impian. Mereka yang berani berjuang dan memperjuangkan impiannya, apapun itu. Sebab buku ini berisi perjuangan hidup yang mengharukan. Menceritakan kisah penulis yang lahir dari keluarga miskin, ditinggal pergi ayah dan ibu ketika kecil, dan telah menjadi sopir angkot saat masih duduk di bangku sekolah. Meskipun dengan latar yang demikian, dia tak pernah malu untuk bermimpi besar, tak pernah menyerah terhadap nasib, dan setia dalam memperjuangkan impian.
Untuk mereka yang ingin menjadi penulis dan tulisannya diterbitkan penerbit besar harus baca buku ini. Karena Dedi Padiku menceritakan secara rinci perjuangannya pontang-panting mengejar impian agar bukunya bisa terbit. Dia bercerita bagaimana usahanya mengejar para penulis terkenal, menghabiskan gaji untuk mencetak buku, menabung berbulan-bulan untuk ikut workshop kepenulisan, dan masih banyak kisah inspiratif lainnya.
“Ketika kukatakan obsesiku menerbitkan buku sendiri, mereka diam seribu bahasa. Tapi terlihat mereka tak bisa menahan senyum geli. Seakan aku tak lebih pemimpi di siang bolong. Seorang sopir dan pekerja rendahan yang tak tahu diri memimpikan sesuatu yang mustahil.
“ Tapi aku punya prinsip jangan pernah takut untuk bermimpi. Jika harta benda kita tak punya dan tak boleh bermimpi, apa lagi yang tersisa? Bukankah mimpi yang selama ini memberi harapan untuk terus berjuang dan berusaha?” (Dedi Padiku, Mengejar-ngejar Mimpi hal. 266)
klik gambar untuk sumber :) |
***
Alhamdulillah, kemarin saya menghabiskan setengah hari penuh dengan sang penulis, Dedi Padiku. Dimulai dari kopdar KBM (Komunitas Bisa Menulis) di toko Asma Nadia bersama mbak Asma Nadia, pak Isa Alamsyah, mas Agung Pribadi (penulis Gara-Gara Indonesia), para staf, dan anggota KBM lainnya. Acara berlangsung dari pukul 13.00 WIB hingga sore menjelang Magrib. Selain membahas teknik kepenulisan, kami mendapat suntikan motivasi menulis dari penulis-penulis best seller tersebut. Acara kopdar semakin lengkap dengan sesi tanya jawab atas masalah yang biasa dihadapi penulis pemula. Beruntung sekali bisa ikut acara yang bertabur manfaat itu.
Setelah Magrib saya menyempatkan diri silaturahim ke rumah penulis. Maklum, latar belakang kami yang berasal dari satu provinsi (Gorontalo) membuat saya cepat akrab dengan mas Dedi. Di sana kami bercerita banyak dan mencoba untuk mengenal lebih dekat. Banyak hal yang dapat saya pelajari darinya. Terutama semangat untuk berjuang dan kerendahan hati ketika telah berhasil.
O iya, saya juga sempat melihat putri cantiknya Marissa yang berumur sebulan lebih. Kita doakan semoga menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orangtuanya.. aamiin.
Terakhir, sebagai ungkapan bahagia, saya ingin menghadiahkan satu buku Mengejar-ngejar Mimpi bertanda tangan dan bertuliskan pesan langsung dari penulisnya.
Bagi Kawan yang beminat, caranya sangat mudah. Tuliskan apa impian hidup Kawan dan usaha yang telah dilakukan. Silahkan kirim ke email senyumsyukurbahagia@gmail.com beserta data diri secara singkat. Saya tunggu emailnya sampai tanggal 3 Juni 2014. Yang paling berkesan dapat hadiah.
Semoga catatan ini bermanfaat dan sampai jumpa di puncak kesuksesan!
Pasar Minggu,12 Mei 2014
_________________
jangan tulis impiannya buat buku bareng saya ya!
buku best seller yang bertuliskan nama dua pasangan
dan ditandatangani pejabat KUA.. hehe
Share This Article
eh......keren bang,,,,inshaallah ya....mugo-moga nggak lupa...akan segera ditulis
ReplyDeletedi tunggu :)
Deletekeren makasih ya
ReplyDeleteWah, ini ada penulisnya ^^
Deletesalam kenal Kak ^^
Aku juga dari Gorontalo :D << gak ada yg nanya :D
hehehehehe
Pengen ikutan aku Mas. Menarik pastinya. Kita semua manusia pasti punya mimpi, dan harus di wujudkan.
ReplyDeletedi tunggu :)
DeleteBoleh ikutan mas?
ReplyDeleteboleh sekaliiii... :D
DeleteAlangkah indah jika kita belajar dari bagaimana orang lain berproses meraih mimpinya. Mereka yang menginspirasi kita untuk semangat meraih mimpi. Alhamdulillah dik, beberapa impian saya pun telah kesampaian dan terus berporses :)
ReplyDeletesaya juga terinspirasi dari akang :)
Delete