Beberapa pekan lalu, kakak menyapa lewat telpon. Suaminya lagi dapat bonus. Jadilah ia menghubungi adiknya yang jauh di rantau.
Lama sekali kami bercakap. Hingga bonus dan pulsa utama habis termakan. Bahkan saya mendaftar layanan bonus untuk menyambung perbincangan. Begitulah salah satu perayaan cinta kami kawan.
Dalam pembicaraan itu dia sempat bertanya. Untuk siapa puisi yang katanya begitu indah. Puisi berjudul “Yakinkan Aku”
Saya tersenyum sendiri mendengar hal itu. Rupanya dia adalah pengemar setia blog ini. Sampai bertanya-tanya setiap detail catatan maupun puisi. Jujur, hati bahagia karena itu.
Dia Bernama Naflah
Jujur, puisi itu untuk Naflah. Dia adalah gadis impian dalam cerpen pertama saya.
Tenang Kawan, Naflah tak berwujud seseorang. Naflah adalah gadis imajinasi yang akan saya nikahi jika bertemu orang seperti itu kelak.
Semua Puisi
Hampir setiap puisi cinta di blog ini hadir dari gadis impian itu. Pertemuan yang tak sengaja, tatapan yang mengetarkan, sapa dalam bisu, debar-debar cinta, dan puisi cinta lainnya lahir karena Naflah.
Dulu saya hampir menyerah terhadap godaan nafsu, namun karena ingin Naflah yang tak pernah pacaran saya harus menahan diri sampai bisa pacaran dengannya setelah menikah kelak.
Dulu, saya hampir meladeni nafsu untuk dekat dengan seseorang, tapi karena ingin Naflah yang tak dekat-dekat dengan pria lain sebelum bertemu dan menikah dengan saya, maka niat itu diurungkan.
Jangan Permainkan Perasaan
Awalnya hati menikmati puisi-puisi itu. Walaupun tahu akan ada yang salah harap, toh bukan salah saya. Sebab dalam puisi itu tak ada nama yang disebut.
Namun malam itu, ada pesan yang sangat dalam dari kakak. Kira-kira begini katanya:
“Dek, jangan permainkan perasaan wanita. Itu sangat menyiksa mereka. Lebih baik kau bilang tidak, daripada kau beri harap, dan akhirnya kau tebas harapan itu. Bisa gila mereka”
Untuk itu, bagi yang telah salah harap, mohon maaf dari hati yang terdalam. Jika ada yang ingin menjadi Naflah, pergi ke notaris dan minta ganti nama. Persyaratannya mudah, bawa akta lahir dan kartu keluarga, hehe.
Semoga bahasa isyarat ini mudah dipahami. Kawan, layaknya mati, jodoh itu sangat pasti. Pantaskan diri, karena resonansi hanya hadir dari hati yang satu frekuensi. Pantaskan diri dan berdoalah sepenuh hati, karena Allah tak pernah menyalahi janji.
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (QS. An-Nur: 26)
Share This Article
Hehe, jadi inget masa lalu. Ah kau sob, semoga segera dipertemukan :)
ReplyDeletenaflah dimana kamu.... ku ingin menjumpaimu
ReplyDeletehus.. dia milikku tau..
Deletehehe :)
Buat yang salah harep, kayany dalem banget nih, hehe --v
ReplyDeletekayaknya ga ada.. hanya perasaan penulis saja yang terlalu GR hehe..
Deleteoh..naflah yg anaknya kepala sekolah bukan?
ReplyDeleteko' tahu?
Deleteada-ada aja antum ini Zal.. :P
#nunggujodoh
ReplyDeletehehe..
Deleteayat yg itu menenangkan sekaligus mengkuatirkan...
ReplyDeletebetul..
Deletesepakat..
cakeepp...... :)) aku sukaa
ReplyDeletemakasih, semoga bermanfaat :)
Delete