Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Indahnya Perpisahan


“Perpisahan adalah keharusan maka jadilah orang yang dinanti kehadirannya dan ditangisi kepergiannya”

Sejak kecil sampai sekarang, dari petualangan pertama hingga petualangan saat ini, ada satu pelajaran hidup berharga yang saya dapatkan, yaitu perpisahan adalah keharusan. Entah perpisahan itu bersifat sementara ataupun untuk selama-lamanya.

Sejak kecil saya telah berpisah dengan orang-orang terdekat. Kedua kakek, ibu, kakak tercinta, nenek sebelah ayah, ayah, dan yang terakhir adalah nenek sebelah ibu berturut-turut pergi meminggalkan saya. Kecuali nenek sebelah ibu, semuanya terjadi diusia saya yang belum genap sebelas tahun. Bahkan kedua kakek wafat sebelum saya dilahirkan.

Jujur, dalam setiap perpisahan itu selalu ada luka dan kenangan pahit yang mesti dirasakan. Kenangan yang mau tak mau akan selalu teringat. Bukan untuk menyiksa diri tapi dalam kenangan pahit itu selalu ada bagian manis yang terlalu indah jika dilupakan.

Satu hal yang saya pelajari dari pengalaman masa kecil itu, bahwa hidup ini hanyalah sementara. Kita semua pasti akan pulang ke kampung akhirat. Mau tak mau, suka tak suka, semua pasti akan kembali.  Ya, setiap orang akan merasakan perpisahan selamanya dengan orang yang dicintai. Memang sampai saat ini sayalah yang selalu merasakan sedih karena ditinggal orang-orang tercinta, tapi suatu saat nanti saya yakin sayalah yang akan meninggalkan orang-orang yang tercinta untuk selamanya. Begitupun dirimu, kawan.

Selain perpisahan selamanya, entah berapa kali saya juga harus merasakan perpisahan dengan orang-orang tercinta untuk sementara waktu. Entah mereka yang pergi atau saya yang bertualang, tapi untuk saat ini sayalah yang sering meninggalkan mereka.

Kenapa saya katakan perpisahan sementara? Sebab kemungkinan untuk bertemu masih ada meskipun terkadang untuk beberapa orang kemungkinan itu sangat kecil. Tapi sekecil apapun, sebelum saya  atau mereka meninggal maka kemungkinan itu selalu ada.

Seperti pada perpisahan selamanya, dalam perpisahan yang sementara ini saya juga mendapatkan banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah tipe dan macam-macam manusia. Di antara mereka ada yang ingin saya temui lagi dan maaf, diantara mereka pula ada yang tak ingin saya jumpai lagi. Tentunya kalian juga pernah merasakan hal yang sama.

Singkatnya, manusia itu terbagi dalam dua golongan besar. Golongan pertama adalah orang yang dinanti kehadirannya serta ditangisi kepergiannya. Sedangkan golongan kedua adalah mereka yang dibenci kehadirannya serta diharapkan kepergiannya. Atau bisa juga ditambahkan golongan ketiga yaitu kehadiran dan kepergiannya tak membawa perbedaan. Istilah saya dan teman-teman, wujuudihi ka’adamihi, hehe.

Lalu untuk apa saya menceritakan semua ini?

Saya hanya ingin mengingatkan kita semua terutama diri saya sendiri bahwa suatu saat nanti kita akan berpisah dengan orang yang kita cintai, entah itu sementara atau bahkan untuk selamanya. Nah, saat perpisahan itu terjadi, kita termasuk golongan mana? Golongan pertama atau kedua? Orang yang dinantikan kehadirannya atau malah yang diharapkan kepergiannya? Orang yang yang ditangisi kepergiannya atau malah dibenci kehadirannya?

Tentu saja, saya, Anda, dan kita semua ingin menjadi bagian dari golongan pertama, yaitu mereka yang ditangisi kepergiannya dan dinantikan kehadirannya. Tapi apakah perbuatan, amal, dan sikap kita sudah mengarah kesana?

Satu rahasia yang saya tahu bahwa mereka yang menjadi bagian golongan pertama adalah mereka yang senantiasa ingin memberi dan bukan diberi. Sekuat tenaga mereka memberikan apa yang mereka punya, baik itu tenaga, uang, ataupun jasa.

Paragrap terakhir tadi mengingatkan saya akan seorang kawan yang tinggal jauh di negeri seberang. Seorang yang keberadaannya kadang tak disadari, dan bahkan sebagian orang memandangnya sebelah mata. Tapi karena ketulusan dan keikhlasannya dalam memberi, membuatnya menjadi berharga di mata kami atau setidaknya di mata saya.

Meskipun kesadaran itu datangnya terlambat, tapi setidaknya Allah menunjukan pada saya bahwa orang yang senantiasa menolong akan selalu dirindukan keberadaannya. Ya, saya mulai merindukan kehadirannya setelah dia pergi meninggalkan kami. Karena setelah kepergiannya, kami satu asrama sering kelaparan. Bukan karena tak ada makanan namun karana tak ada yang mau masak. Singkatnya, dengan kepergiannya asrama bisa dikatakan menjadi terbengkalai. Dengan perubahan keadaan itu menyadarkan kami, ternyata selama ini ia telah mengorbankan tenaga untuk “melayani” kami. Ya memang, terkadang sesuatu yang penting dan berharga itu baru terasa setelah hilang atau pergi.

Saya yakin, Anda juga pernah bertemu dengan orang seperti ini, dan saya juga yakin Anda akan selalu merindukan pertemuan dengannya lagi.

Memang kita semua belum bisa menjadi seperti itu, tapi setidaknya hendaklah kita berusaha untuk bisa menjadi seperti itu atau bahkan lebih. Atau setidaknya, jika kita belum mampu memberikan apa-apa maka berusahalah untuk tidak menjadi beban. Dengan sekuat tenaga berusahalah untuk mandiri. Sebab orang yang mandiri, yakinlah suatu saat nanti akan memberi. Dan jika sudah banyak memberi maka insya Allah akan banyak yang mencintai. Dan kalau sudah dicintai maka kepergian kita akan selalu ditangisi dan kehadiran kita akan senatiasa dinanti.

Di akhir tulisan ini, saya hanya ingin mengatakan: “Perpisahan itu akan menjadi indah dan nikmat jika kita memanfaatkan momen pertemuan untuk mengumpulkan bekal dihari perpisahan nanti.”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS 59 ayat 18)

***

Untuk mereka yang pernah saya temui, baik itu di Gorontalo, Makassar, Jakarta, Sukabumi, Bogor, Depok, Mamuju, Palu, Luwuk, Batam, Malaysia, Thailand, dan kota-kota lainnya: "mohon maaf sepenuh hati jika ada kata atau sikap yang pernah menyakiti. Semoga Allah mempertemukan kita lagi, jika bukan di dunia ini semoga di akhirat nanti"

Batam 11 Maret 2013

Share This Article


No comments:

Post a Comment