Hati masih teringat untuk memberikan kalian semangat.
Sahabat, Jangan terlalu bersedih!
Perpisahan itu adalah keharusan. Untuk itu jadilah orang yang selalu dinanti kehadirannya, dan ditangisi kepergiannya.
Jujur.. saat pesawat terbang meninggalkan kampung tercinta, ada sebongkah airmata ikut jatuh membasahi pipi. Ini tak biasanya, biasanya hati bisa bertahan untuk tidak bersedih saat memulai beberapa petualangan sebelumnya.
Mungkin, kenangan yang telah kita ukir bersama telah terlanjur indah.
Main futsal bersama.. (pak ketua, terimakasih atas sepatunya)
Ke pantai bersama.. (karena sepi, seakan-akan pantai itu milik hanya milik kita, dua tahun nanti kita naik mobil peribadi ya.. supaya tidak basah kalau turun hujan)
Mabit (ittikaf) bersama.. (nyamuk menajadi teman yang kurang baik)
Memulai usaha bersama.. (semoga niat baik itu tetap terjaga)
Menuliskan Impian secara bersama-sama..
Dan bertekat untuk berlari bersama mengejar mimpi
Sadarilah.. kalian hanya kehilangan satu orang,
Sedang aku, aku kehilangan kalian semua.
Siapakah yang berhak bersedih lebih dalam?
Sahabat.. itulah resiko menjadi pemimpi. Seorang pemimpi itu harus bangun untuk mengejar mimpinya. Ingat, dalam perjuangan itu harus ada yang dikorbankan.
Jika perpisahan saja telah mebuat kalian sedih dan lemah, maka bagaimana dengan tantangan yang lain?
Untuk itu..
Berjanjilah untuk terus berjuang!
Berjanjilah untuk menggapai apa yang telah kalian tuliskan!
Berjanjilah untuk selalu memenuhi mesjid!
Berjanjilah untuk menjadi orang sukses dunia akhirat!
Aku yakin.. kalian pasti bisa (insya Allah).
Share This Article
No comments:
Post a Comment