Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Menzinahi Ibu vs Syirik

Ada seorang ulama yang telah menulis sebuah buku Tauhid, membahas tentang pentingnya tauhid memulai penjelasan kepada santri-santrinya, mengulang dan terus mengulang masalah tauhid kepada mereka sampai beberapa santri itu bosan mendengarnya.

Maka para santri itu berkata kepada beliau: “Ya Syeh, kami ingin Anda menganti pelajaran dengan pelajaran yang lain seperti kisah-kisah, sejarah dan lain sebagainya…”
Beliaupun menjawab: “Baiklah, kita lihat saja nanti.”
 
Kemudian pada besok paginya Beliau keluar dihadapan para santrinya dengan wajah yang sedih dan penuh pikiran. Maka para santripun bertanya pada Beliau apa sebabnya. Maka Beliau menjawab: “Aku mendengar kalau di desa sebelah ada seorang pemuda yang baru pindah ke rumahnya yang baru. Dia takut kalau kepindahannya itu mengganggu  jin yang tinggal di tempat itu. Maka diapun
menyembelih seekor ayam jantan untuk jin tersebut sebagai pendekatan kepadanya agar jin itu tidak mengganggunya. Aku telah mengutus seseorang untuk memastikan kabar itu benar atau tidak.”

Mendengar jawaban itu para santri biasa-biasa saja. Reaksi terbesar mereka adalah doa agar pemuda itu mendapatkan hidayah. Kemudian mereka diam tanpa kata.

Kemudian pada besok paginya beliau menemui para santrinya dan berkata: “setelah dipastikan ternyata kabar itu tidak seperti demikian, ternyata pemuda itu tidak menyembelih ayam jantan sebagai pendekatan untuk jin melainkan pemuda itu menzinai ibunya.”

Mendengar kabar itu para santri itu menjadi emosional. Mereka menghina dan mencaci maki pemuda itu dan berkata: “kita harus menghentikan pemuda itu, menasehatinya dan memberi hukuman padanya.

Melihat reaksi santrinya Syeh itu berkata: “sungguh aku sangat terkejut dengan reaksi kalian. Kalian sangat terkejut dengan suatu dosa besar (zina) yang kalian ketahui bahwa dosa itu tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dan sisi lain kalian diam saja terhadap syirik (menyembelih untuk selain Allah تعالى) yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.”

Para santripun terdiam. Kemudian beliau memberikan isyarat kepada seorang santri dan berkata: “mari kita membahas kitab tauhid dari awal lagi”

*diterjemahkan secara bebas dari kitab
اركب معنا

Share This Article


No comments:

Post a Comment