Salah satu hukuman besar seorang pendosa adalah tak lagi merasa berdosa saat berbuat nista. Ketika seseorang telah sampai ke level ini, sudah pasti hatinya telah tertutup dan mati. Tak ada lagi harapan untuk kembali karena ia tak bisa lagi merasa “sakit’ saat berbuat dosa. Malah, dengan bangga akan berkata:
“Lihat, tiap hari aku maksiat tapi pendapatan terus melesat!”
“Ngapain capek-capek shalat, aku aja yang tak pernah taat, punya tubuh yang selalu sehat!”
“Shalat? Sudah ga zamannya lagi bro! Aku aja ga pernah taat selalu juara”
Padahal Ibnul Jauzi berkata: "Terkadang pelaku maksiat merasa bahwa tubuh dan hartanya bebas dari masalah, sehingga ia menganggap tidak ada hukuman yang menimpanya. Padahal ketidakmampuan merasakan adanya hukuman yang menimpa adalah sebuah hukuman."
Air Mata
Lalu, bagaimana jika hati sudah seperti itu?
Siramlah ia dengan air mata taubat dan penyesalan. Menangislah di malam gelap memohon ampun. Selama nyawa masih dikandung badan, pintu kembali selalu terbuka pasti. Bertaubatlah!
Jadilah salah satu dari tujuh golongan yang mendapat perlindungan dari Allah di hari tiada perlindungan kecuali dari-Nya: “dan seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian kemudian matanya meluap basah”
Akhirnya, semoga hadist ini bisa menjadi hiburan untuk hati-hati yang telah mati
“Sesungguhnya Allah Ta'ala selalu membuka tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima tobat orang yang melakukan kesalahan pada siang hari. Dan ia membuka tangan-Nya pada siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat kesalahan pada siang hari. Begitulah hingga matahari terbit dari barat. ” (HR Muslim).
Share This Article
Semoga hati kita tidak mati, karena jika hati mati maka jelas ini celaka.
ReplyDeletemari saling menasehati Kang agar selalu istiqomah dalam kebaikan..
Deleteberbahagialah orang yang masih bisa menangis, karena penyesalan
ReplyDeleteBenar sop.. :)
Delete