Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Cerita Unik Tentang Cinta

MENABRAK POLISI, EH MALAH DAPAT JODOH

Bismillahir-Rah­maanir-Rahim
Aku tak tahu, apakah ini kesialanku atau keberuntunganku­. Satu yang kutahu, inilah jalan yang diberikan Allah untuk bertemu jodohku. Meski awalnya, aku merasa sial karena kecelakaan itu dan aku harus mengganti rugi tidak sedikit. Toh akhirnya justru kesialanku itu membawaku ketemu jodoh.

Ceritanya begini, secara tak sengaja aku menabrak seorang polisi sepulang kuliah. Tak kusangka “motor butut”-ku bisa merusak total motornya yang bernilai puluhan juta. Perasaan, mataku sudah fokus ke jalan, tak jelalatan kemana-mana. Doa juga sudah kubaca saat aku menyalakan mesin motor di parkiran kampus.

Memang sudah apes dan inilah yang dinamakan takdir. Nggak diminta dan meski sudah hati-hati, eh nabrak juga, polisi lagi.


Aku dan motorku sempat juga jungkir balik, Alhamdulillah lukaku tak seberapa parah, meski jidatku sempat berdarah-darah dan tanganku terkilir, serta luka lecet hamper diseluruh tubuh. Meski tak sampai membuatku pingsan, aku harus merasakan mondok tiga hari di rumah sakit.

Sementara polisi yang kutabrak tak separah aku. Tapi justru motornya yang parah, sempat aku ciut nyali saat temen-temen polisi dan orang-orang mengerumuniku. Di TKP teman-teman polisi itu justru yang marah-marah dan bersikap agak keras padaku, tapi mas polisi itu justru minta teman-temannya bersikap baik dan sabar padaku.

“Sudah, nggak papa namanya juga nggak sengaja, memang ada orang mau nabrak atau ditabrak? Jangan kasarlah aku baik saja kok. Kayaknya motor yang kena, nanti kan bisa diselesaikan baik-baik”.

Aku dibuat kagum bahkan polisi yang kutabrak itu berbaik hati mengantarku ke rumah sakit dan mengabari keluarga di rumah. Selama tiga hari itu dia juga menyempatkan diri menjengukku di rumah sakit. Kami jadi akrab karenanya.

Nah, setelah keluar dari rumah sakit aku mulai disibukkan urusan ganti rugi onderdil motor senilai puluhan juta itu. Ganti rantai saja nilainya jutaan rupiah, itu pun belum spare part lain.

Makanya hampir seluruh tabungan hasil kerja sampinganku ludes semua. Tapi aku memang harus bertanggungjawa­b bukan? Aku tak mau menyusahkan orangtua soal ganti rugi, hingga aku bilang ke mas polisi cuma bisa mencicil sedikit demi sedikit.

Seperti biasa, kali ini aku ke rumah mas polisi untuk mencicil ganti rugi. Ini keempat kalinya aku kesana. Sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih dia menerima “setoranku”. Dan seperti biasa pula kami ngobrol sejenak. Tak kusangka dia tiba-tiba bertanya, “sudah ada gambaran nikah belum?” tanyanya padaku sambil mesem-mesem.

“Ya kadang pingin juga mas, kerja kecil-kecilan insya Allah sudah ada, pinginnya nggak nunda-nunda, tapi jodohnya belum ada”. Jawabku sambil cengar-cengir.

“Mau sama adikku? Serius nih, orangnya pake jilbab gedhe kamu carinya kan yang kayak gitu”. Mas polisi bilang gitu mungkin karena celanaku yang “kayak orang kebanjiran” seperti temen-temen kampus yang suka meledekku.

“Bener kok, serius!” Ujarnya menegaskan.

Sore itu aku pulang dan berjanji memikirkan tawarannya. Setelah berkonsultasi dengan orang tua dua pekan kemudian kuberikan jawaban “Ya”. Tentu saja, akhwat dan keluarganya sudah tahu keadaanku yang perbedaannya ibarat kangit dan bumi dengan mereka yang dari keluarga berada. Meski awalnya minder, sikap bapak akhwat yang begitu baik membuatku percaya diri, pesannya padaku singkat.

“Laki-laki yang bisa menjadi imam dan tanggungjawab, satu lagi jaga anak perempuan saya, dia sepenuhnya saya titipkan ke kamu”.

Meski diberi tanggungjawab yang tak ringan, hatiku serasa diguyur es, sejuk…. Rasanya. Aku segera pulang ke awang-awang sepulang nazhar. Mas Har, si mas polisi yang kutabrak itu mencegatku, ia menyerahkan amplop tebal padaku.

“ini uang yang kamu titipkan padaku, ini hadiahku tapi bener ya cepet jemput bidadarimu! Ia memukul pundakku ringan dan pergi tanpa memberiku kesempatan bertanya lagi.

Masya Allah, di rumah, begitu kubuka amplop ternyata isinya uang sesuai ganti rugi motor yang kuberikan kepada mas Har. Segera kuhubungi mas Har lewat telepon, tapi ia tertawa ringan.

“Aku sudah bilang, itu untuk calon adikku”.

Berkaca-kaca saat kututup telepon sambil tak henti-hentinya bersyukur. Sudah nabrak orang, dikasih adiknya, dipercaya orangtuanya, uang ganti ruginya masih dikembalikan padaku.

Semalaman aku tak bisa tidur entah karena senang atau bingung. Uang senilai hampir sepuluh juta itu, kuberikan sebagai mahar saat akad nikah buat istri. Tepat sebulan sebelum Ramadhan.

Kini kami sudah punya 2 momongan, insya Allah beberapa bulan lagi akan bertambah seorang lagi. Mas Har menikah 2 tahun kemudian, ia baru punya satu momongan, Alhamdulillah kami semua hidup bahagia. Mas har dan istrinya juga mulai tertarik manhaj mulia ini. Dan itu menambah kebahagiaan kami.

Sumber : Majalah nikah sakinah volume 9 no 6 dengan sedikit perbaikan tulisan

***

"Kita kadang bertanya kenapa, tapi yakinlah apa yang Allah tuliskan itulah yang terbaik." (Senyum Syukur-Ibu dan Cinta Pertama)

"Semua yang terjadi di bumi ini selalu indah, seburuk apapun itu. Hanya, tugas kitalah untuk diam merenung memikirkan keindahan-keindahan dalam episode yang buruk itu" (Senyum Syukur- Tersesat Bahagia)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah: 216).

***

Setelah membaca kisah ini, dilarang keras berencana untuk menabrak polisi , :P

Semoga bermanfaat!
_________
Gambar dari sini

Share This Article


7 comments:

  1. "......... Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan mencarikan jalan keluar baginya ( 2) dan memberikan rizki padanya dari jalan yang tidak dia kira-kira sebelumnya ......"

    ReplyDelete
  2. noted terakhir bikin ketawa, rada2 niat jg soalny wkwk
    "Setelah membaca kisah ini, dilarang keras berencana untuk menabrak polisi , :P"

    ReplyDelete
  3. Jodoh ada ditangan Allah swt ya.
    Yuk ikuta kontesku tentang cinta juga
    http://jatuhcinta.me/fiksi/flash-fiction-writing-contest-senandung-cinta

    Salam hagat dari Surabaya

    ReplyDelete
  4. Subhanalaah :)
    keren sekali ceritanya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang, Vey. Tapi gimana pun, saya tetep 'serem' sama polisi. Trauma. Sebab semua polisi yang saya temui gak ada yang 'baik' >.<
      Saya dan Mama pernah kecelakaan, mobil lawan mobil. Kami korbannya, malah menangggung ganti rugi karena lawannya itu mobil yang lebih kece >.<
      Trauma ... Belum lagi polisi yang lagi bikin acara tilang2an sukanya bentak2, padahal surat2 saya lengkap >.<

      Hiiiii....

      Mungkin polisi yang diceritakan diatas 1 banding sekian ya? :p
      Salut akan polisi dalam kisah ini.

      Delete