Tiga Jumat, Tiga Khutbah, Tiga Bahasa
Pekan pertama, kami berada di Malaysia dan tentunya dengan bahasa Melayu.
Satu hal yang menarik dari khutbah di Malaysia adalah di tulis dengan Arab Melayu dan hampir atau semua mesjid dengan judul dan khutbah yang sama.
Pekan kedua (Jumat 7 Des 2012)
Pekan kedua kami berada di Thailand dan tentunya dengan bahasa Thailand.
Sejujurnya kami tak mengerti dengan khutbah itu, namun menurut perkiraan kami khutbah itu bertemakan tentang pentingnya ukhuwah islamiyah. Sebab dalil-dalil yang dinukil oleh khotib kebanyakan tentang ukhuwah.
Pekan ketiga (Jumat 14 Des 2012)
Kemarin kami menunaikan shalat Jumat di kedutaan besar Arab Saudi untuk Malaiysia dan tentunya dengan bahasa Arab.
Inti dari khutbah itu adalah bahwa seorang muslim itu seharusnya berusaha untuk memberi bukan berharap untuk diberi. Seorang muslim itu harus seperti pohon kurma yang penuh manfaat, berbuah sepanjang tahun, tak menggugurkan daun-daunnya meskipun di musim panas (sehingga orang selalu bisa berteduh), dan memiliki akar yang kuat menghujam tanah.
Untuk khutbah yang ketiga ini, mengingatkan kami akan ma’had tercinta. Ma’had yang dijuluki dengan kampung Arab. Bukan karena banyak orang Arab di sana, tapi bahasa resmi di sana adalah bahasa Arab.
Semoga dipekan-pekan selanjutnya, kami tak hanya sampai di kedutaannya saja, akan tetapi bisa langsung terbang ke Arab Saudi. Kawan, adakah hati yang tak rindu dengan shalat di Masjidil Haram? Adakah hati yang tak bahagia menuntut ilmu di kotanya Rasulullah?
Semoga Allah Ta’ala menakdirkan kita untuk bisa mengunjungi rumahnya di Makkah sana, memenuhi undanganNya dan menjadi tamu di Baitullah Alharam. Aamiin ya Rab.
Pekan kedua kami berada di Thailand dan tentunya dengan bahasa Thailand.
Sejujurnya kami tak mengerti dengan khutbah itu, namun menurut perkiraan kami khutbah itu bertemakan tentang pentingnya ukhuwah islamiyah. Sebab dalil-dalil yang dinukil oleh khotib kebanyakan tentang ukhuwah.
Pekan ketiga (Jumat 14 Des 2012)
Kemarin kami menunaikan shalat Jumat di kedutaan besar Arab Saudi untuk Malaiysia dan tentunya dengan bahasa Arab.
Inti dari khutbah itu adalah bahwa seorang muslim itu seharusnya berusaha untuk memberi bukan berharap untuk diberi. Seorang muslim itu harus seperti pohon kurma yang penuh manfaat, berbuah sepanjang tahun, tak menggugurkan daun-daunnya meskipun di musim panas (sehingga orang selalu bisa berteduh), dan memiliki akar yang kuat menghujam tanah.
Untuk khutbah yang ketiga ini, mengingatkan kami akan ma’had tercinta. Ma’had yang dijuluki dengan kampung Arab. Bukan karena banyak orang Arab di sana, tapi bahasa resmi di sana adalah bahasa Arab.
Semoga dipekan-pekan selanjutnya, kami tak hanya sampai di kedutaannya saja, akan tetapi bisa langsung terbang ke Arab Saudi. Kawan, adakah hati yang tak rindu dengan shalat di Masjidil Haram? Adakah hati yang tak bahagia menuntut ilmu di kotanya Rasulullah?
Semoga Allah Ta’ala menakdirkan kita untuk bisa mengunjungi rumahnya di Makkah sana, memenuhi undanganNya dan menjadi tamu di Baitullah Alharam. Aamiin ya Rab.
Share This Article
No comments:
Post a Comment