Mengapa tetap Memandang, jika memang tak Cinta?
Mengapa tetap Memandang, Meski tahu itu dosa?
Mengapa tetap Memandang, bila itu bukan yang pertama?
Mengapa terus Memandang, kalau memang tak ingin pacaran?
Mengapa terus Memandang, jika hanya ingin memastikan?
Pastikan pandangannya?
Pastikan isi hatinya?
Pastikan cintanya?
Jika benar dia memandang, lalu untuk apa?
Bukankah tak ada niat untuk pacaran?
Pastikan isi hatinya?
Pastikan cintanya?
Jika benar dia memandang, lalu untuk apa?
Bukankah tak ada niat untuk pacaran?
Jika benar dia menaruh hati, lalu buat apa?
Bukankah TTM itu menyiksa hati?
Bukankah TTM itu menyiksa hati?
Jika benar dia cinta, lalu mengapa?
Bukankah cinta saat ini adalah cinta palsu?
Bukankah cinta saat ini hanya penuh dengan nafsu?
Lalu, Mengapa Masih Tetap Memandang?
Lalu, Mengapa Masih Terus Memandang?
Padahal mata itu hanya titipan
Yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban
Bukankah cinta saat ini adalah cinta palsu?
Bukankah cinta saat ini hanya penuh dengan nafsu?
Lalu, Mengapa Masih Tetap Memandang?
Lalu, Mengapa Masih Terus Memandang?
Padahal mata itu hanya titipan
Yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban
Padahal jiwa ini pasti mati
Yang suatu saat akan diadili
Di hari yang tak berguna lagi materi
Hanya amal shalih yang dapat menolong diri
Sayangnya ianya tak mencukupi
Repost : 18 Jumadil Ula 1436 H
Sedang menanti? Atau patah hati?
Mau move on & bahagia?
Follow twitter sen @SenyumSyukur
Moga bisa menghibur hati,
ngusir galau, & mengobat perih.
Yuk Berbahagia ^^
Share This Article
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete