Ketika di kampung dulu, laptop saudara kakak ipar dan warnet dekat rumah menjadi pelarian untuk menulis. Di Malaysia laptop teman menjadi “korban”. Di batam, komputer kantor menjadi teman setia untuk menuliskan ide-ide. Saat di Malang, lagi-lagi laptop teman menjadi penolong. Saat ini di Jakarta, alhamdulillah sudah hampir dua bulan seorang sahabat ikhlas menitipkan notebooknya di tangan saya.
Ya, sejak catatan “Senja Pertama” hingga catatan ini, sahabat itu membiarkan saya menggunakan notebooknya. Padahal kami tak tinggal satu kos. Saya di Jakarta dia di Bekasi.
Baru-baru ini saya mendapat Rezeki yang lumayan banyak. Sebagai bentuk ungkapan terimakasih, saya berniat memberikan sesuatu kepadanya. Sebenarnya niat itu sempat dihiasi ragu. Namun ada satu momen yang membuat saya mantap untuk memberikan hadiah itu. Momen itu hanya berlangsung sekitar lima detik. Saat dia mentraktir saya makan ketika tiba di Bekasi. Memang bukan di restoran mewah namun cukup wah untuk ukuran kami yang masih pas-pasan.
Lima detik yang menentukan
Dalam hidup ini kita kadang dihadapkan dengan 5 detik yang menentukan. Misalnya saat bertemu pengemis di jalan. Sebelum memberi atau menolak tentu ada pergolakan batin yang menyelimuti dada.
Sisi baik berkata, “kasihan nenek itu sudah sangat tua, tangannya cacat, bajunya kusam, ..." dan seterusnya.
Namun di lain sisi ada juga yang berbisik, “jangan dikasih, nanti terbiasa loh. Mungkin saja dia hanya pura-pura, ... " dan seterusnya.
Apapun yang dipilih, dalam lima detik itu semua ditentukan.
Rezeki Yang Menanti
Kawan, ternyata lima detik yang sering kita temui itu benar-benar sangat menentukan. Terlebih untuk Rezeki yang sedang menanti untuk berkunjung.
Ketika mengetahui harga makanan yang teman bayarkan, saat itulah saya menjadi tahu bahwa berbagi itu benar-benar mencairkan rezeki yang menanti untuk mendatangi kita. Sebab nilai hadiah yang akan saya berikan padanya kira-kira sepuluh kali lipat dibanding harga makanan yang dia bayarkan. Amazing bukan?
Memancing Rezeki
Pengalaman itu mengajarkan saya bahwa sedekah itu menjadi pemancing rezeki yang mujarab. Ketika Allah hendak memberikan rezeki tertentu, kita di berikan pilihan untuk mengeluarkan rezeki yang lain.
Sahabat saya tak tahu akan ada hadiah yang sedang menanti mendatanginya. Kemudian dia memilih memberi sedikit hadiah dengan mentraktir saya, selanjutnya Allah balas hadiah itu sepuluh kali lipat melalui saya. Sungguh balasannya sangat cepat bukan?
Mungkin jika dia tak mentraktir saya, maka keraguan diawal tadi akan semakin membesar dan menghalangi keinginan hati memberikan hadiah. Wallahu A'lam
Dalam perenungan itu, saya sempat berpikir "gila", lalu apa yang akan Allah balaskan untuk saya? Mungkin ada Kawan yang berminat menjadi jalan Allah untuk membalas hadiah saya? Hehe, tak usah dipikirkan Kawan, kalimat ini hanya candaan semata :) .
Semoga catatan kecil ini semakin menambah motivasi hati untuk berbagi.
Pengalaman itu mengajarkan saya bahwa sedekah itu menjadi pemancing rezeki yang mujarab. Ketika Allah hendak memberikan rezeki tertentu, kita di berikan pilihan untuk mengeluarkan rezeki yang lain.
Sahabat saya tak tahu akan ada hadiah yang sedang menanti mendatanginya. Kemudian dia memilih memberi sedikit hadiah dengan mentraktir saya, selanjutnya Allah balas hadiah itu sepuluh kali lipat melalui saya. Sungguh balasannya sangat cepat bukan?
Mungkin jika dia tak mentraktir saya, maka keraguan diawal tadi akan semakin membesar dan menghalangi keinginan hati memberikan hadiah. Wallahu A'lam
Dalam perenungan itu, saya sempat berpikir "gila", lalu apa yang akan Allah balaskan untuk saya? Mungkin ada Kawan yang berminat menjadi jalan Allah untuk membalas hadiah saya? Hehe, tak usah dipikirkan Kawan, kalimat ini hanya candaan semata :) .
Semoga catatan kecil ini semakin menambah motivasi hati untuk berbagi.
Share This Article
lima detik itu bener tuh, kalau saya lebih suka ngasih langsung ke orang yang emang bener bener membutuhkan, bukan yang suka ada di traffic light -_-
ReplyDeleteWah saya salut, komitment menulismu (ngeblog) sangat tinggi hingga mampu tetap ngeblog meski laptopmu tak ada lagi. Dulu laptop istri saya rusak, lalu akhirnya ia gunakan laptop saya untuk menjalankan aktivitas kerjanya dan saya yang memilih hiatus. Lalu saya beli laptop lagi, lalu laptop yang dipegang istri rusak lagi, lalu saya pinjamkan lagi ke istri laptop yang baru, lalu saya hiatus lagi. Hehe, beda banget kan sama dirimu daya juang ngeblognya.
ReplyDeleteSoal kedahsyatan sedekah saya sangat yakini itu karena sering mengalaminya. Ngasih seratus dapat sejuta, bahkan kadang saya dapat balasan lebih dari 10 kali lipat. Allah memang Maha Hebat.
Salut sob, terus berbagi!
Perjuangan ngeblognya itu lho.... salut deh :)
ReplyDeletelima detik menentukan, bener banget tuh (y)
ReplyDeletesetuju.,,,
ReplyDeletemenurut saya cara ampuh memancing rezeki adalah dengan berbagi apalagi anak yatim
ReplyDeleteBagus banget tulisannya.
ReplyDeleteBtw, Thanks sharingnya dan Salam kenal.
Sekalian mengundang untuk submit URL atau Artikel originalnya dengan mendapatkan dofollow backlink dlm rangka meramaikan lauchingnya Direktori Weblogger Indonesia - direktorinya Blogger Indonesia.
Sukses Selalu.
Yaps, bikin aku semangat nih buat terus berbagi. Semoga berbagi cerita yang menyemangati juga termasuk sedekah yang luar biasa jika ikhlas. Terimakasih banyak sudah berbagi, sob. Salam kenal. Qefy.
ReplyDeletemampir kesini ah setelah sekitar seminggu ga buka blog.. langsung disguhi indahnya berbagi..
ReplyDeleteada kenikmatan tersendiri yang dirasakan oleh orang yang berbagi
alhamdulillah, hari ini saya mengalami kejadian 'memancing rezeki' mas. Siangnya sedekah, sorenya diganti Allah 50 kali lipat lebih besa...
ReplyDeletekalau baca tulisannya gini, jadi jelas dan paham maksudnya ^^
ReplyDeleteKuasa Allah ... Sang Maha Pembolak-balik Hati