Berbagilah walau satu rupiah! Bersedekah meski hanya seuntai senyum! Bersedekah, berbagi, dan bahagia ^^

Butiran Hikmah di Kota Bandung

"Sungguh celaka, sungguh celaka, sunggguh celaka, mereka yang berjumpa dengan Ramadhan namun tak mendapat ampunan"

Malam ini jari dipaksa menulis. Untuk sebuah catatan kecil, tentang kota ke delapan dalam rangkaian petualangan panjang, Bandung.

Sekian lama dinanti | akhirnya Bandung bisa dijejaki
Setelah menikmati perjalanan selama kurang lebih empat jam dari Sukabumi akhirnya diri bisa menjejaki kota Bandung. Bahagia rasanya bisa menginjakkan kaki di kota itu, terlebih dijemput sahabat yang telah lama dirindu. Dengan motor pinjaman adik angkatan, dia membawa diri disekitar kampus ternama, tempat kosnya jauh berada.
Bandung Lautan api | Namun dinginnya menusuk pori
Kesan pertama diri tentang Bandung adalah dingin. Dinginnya sangat menusuk pori. Memaksa diri untuk berhemat air. Jangankan mandi pagi, siangpun dingin masih merajai. Maka tak usah heran, ke mana-mana selalu ada parfum dan jaket yang menemani, hehe.

Seuntai Renungan Ramadhan | dari Bandung di masjid Salman
Malam ini saya shalat tarawih di Masjid Salman ITB. Sebelum shalat ada satu renungan indah dari sang penceramah. Tentang bagaimana Ramadhan mentarbiyah hati, dalam menahan diri dari peluang maksiat di depan mata. Sebagaimana nasi yang halal, didapat dengan cara yang halal, menjadi haram di siang hari Ramadhan. Untuk itu, jika jiwa mampu manahan diri dari godaan yang halal,seharusnya lebih bisa menahan diri dari godaan yang haram.

Sebut saja para koruptur, mereka rata-rata orang yang berharta. Namun masih korupsi bukan lantaran butuh harta tapi tak mampu menahan diri dari peluang maksiat di depan mata.

Semoga Ramadhan tahun ini bisa melatih jiwa untuk bisa menahan diri dari peluang maksiat di depan mata.

Andai ini Ramadhan Terakhir | Adakah amal yang telah di ukir
Ramadhan adalah momen pulang kampung, dari kampung dunia ke kampung akhirat. Sebelas bulan cukuplah sudah untuk mengejar dunia, sebulan di hadapan haruslah untuk akhirat. Mungkin saja ini Ramadhan terakhir, sungguh menyesal jika terabaikan.

Pulang kampung haruslah banyak bekal, untuk cindramata dan juga hadiah. Sungguh malu jika pulang tak membawa apa-apa. Hanya umur yang bertambah dan kualitas sama saja.

Kita semua adalah perantau. Merantau di dunia mencari bekal pulang. Akhirat adalah kampung kembali. Sungguh nestapa jika pulang tangan masih hampa.

Ramadhan adalah bulan mencari bekal. Banyak promo dan juga gratisan. Untung berlipat ganda, pahala tinggal dipanen. Anehnya banyak manusia lebih tertarik dengan dunia.

"Sungguh celaka, sungguh celaka, sunggguh celaka, mereka yang berjumpa dengan Ramadhan namun tak mendapat ampunan"

Ah Kawan, untuk bertobat tak harus menunggu Ramadhan, namun selagi Ramadhan telah bertamu, mengapa tidak bertobat?

***
Ketika hikmah terkuak | Syukur harus meluap
Selalu dan selalu saya kutip, bahwa kadang hati bertanya kenapa, tapi yakinlah apa yang Allah tuliskan itulah yang terbaik. Seburuk apapun kisah hidupmu, asal kau mau belajar dan memperbaiki diri, akan terkuak banyak hikmah dalam setiap episode buruk itu. Entah itu sebuah kegagalan, kebangkrutan, atau impian yang tak tercapai.

Bagi saya kunjungan perdana ke kota Bandung ini, melahirkan satu kesadaran hidup yang membuat hati mengalun bersyukur. Ternyata dalam satu impian yang tak terwujud ada beribu hikmah yang patut disyukuri.
Tak perlu dijelaskan panjang lebar, intinya semua memang ada hikmahnya, :D

Semoga bermanfaat, salam hangat dari kota yang dingin, :)

Bandung, 20 Juli 2013 M /11 Ramadhan 1434 H

______
Rute Petualangan :  > SelatPanjang - Buton - - - Sukabumi - Jampangkulon - - ???

Saat ini kami sendiri | adakah yang mau menemani? >.<"


Share This Article


4 comments:

  1. Replies
    1. Musafir?

      Iya, saya sedang bertualang sekarang. Sekedar jalan-jalan sambil mengunjungi kawan-kawan lama.

      Delete
  2. memang lebih asyik lagi jika safar bareng sama teman ehmmm ya teman, semoga cepet dapat teman .... :D

    ReplyDelete