Ini bukan keluhan hati, hanya sebagai kabar bahwa disini
juga ada rindu. Jika hati telah rindu itu tandanya dalam hati ada cinta. Sebab
rindu takan ada jika cinta telah tiada.
Adakah yang tak rindu dengan keluarga yang selalu mendukung?
Adakah yang tak rindu kampung halaman yang penuh dengan kenangan? Lalu,
bagaimana pula dengan teman-teman sepermainan? Dan untuk mereka yang punya
kekasih hati, tentunya rindu itu semakin membuncah. Juga bagi mereka yang punya
anak, mungkin rindu itu sudah tak tertahankan.
Jika berbicara tentang rindu, mengingatkan kami akan tiga
ibu. Ibu kandung yang telah wafat, ibu susu yang selalu menanti, dan ibu angkat
yang senantiasa mendoakan. Entah bagaimana mengungkapkan rindu ini, yang jelas
hanya Allahlah yang tahu.
Kawan, rindu adalah perasaan yang istimewah. Ketika kau
dirindukan berarti kau dicintai. Namun jika tak ada yang merindukanmu itu
berarti tak ada cinta untukmu. Begitu juga sebaliknya, jika kau merindukan
seseorang berarti kau mencintainya, namun jika kau tak merindukannya boleh jadi
cinta itu tak ada dalam hatimu.
Lalu, siapakah yang
paling pantas untuk dirindukan?
Alharits Almuhasibi berkata: “Jika ucapan orang yang berilmu
lebih layak didengarkan daripada ucapan orang bodoh, dan ucapan seorang ibu
yang penyayang lebih layak didengarkan dari daripada ucapan orang lain, berarti
ucapan Allah Yang Maha Berilmu dan Maha Penyayang lebih layak didengarkan,
direnungkan, dan dipahami.”
Ya, begitu juga dengan rindu. Jika rindu selalu identik
dengan orang yang melahirkan, membesarkan, menemani, menyayangi, dan mencintai,
maka rindu kepada Allah haruslah lebih besar lagi, karena Dialah yang
menciptakan orang yang melahirkan, membesarkan, menemani, menyayangi, dan
mencintai itu. Dialah Pencipta manusia, orang tua, kampung halaman, dan juga
teman. Dialah Pencipta alam semesta ini. Dialah yang senantiasa
memberikan berbagai nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Dan salah satu nikmat
itu adalah rasa rindu yang ada dalam dada ini. Sehingga selayaknyalah rasa rindu yang
paling besar hanyalah untukNya.
Satu Nikmat
Kawan, tak ada nikmat yang paling besar dari nikmat bisa memandang
wajah Allah di akhirat kelak. Bagi mereka yang pernah merantau (bertualang)
maka saat-saat terindah bagi seorang perantau adalah kembali ke kampung halaman
kemudian berjumpa dengan mereka yang sangat dirindukan. Betul tidak?
Nah, bukankah kampung halaman yang sesunggguhnya adalah
akhirat? Bukankah dunia ini hanyalah persinggahan? Untuk itu, jangan sampai
saat kembali nanti kita terhalang dari kenikmatan memandang wajah Allah Ta’ala.
Seperti orang-orang yang Allah sebutkan dalam firmanNya:
Sungguh ini adalah musibah yang paling besar dan siksaan yang paling berat. Kita berlindung pada Allah agar tidak termasuk dari golongan di atas.
كَلاَّ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ
"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat)Tuhannya." [Al Mutaffifin :15]Sungguh ini adalah musibah yang paling besar dan siksaan yang paling berat. Kita berlindung pada Allah agar tidak termasuk dari golongan di atas.
Impian Terbesar
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata, “Ini merupakan puncak kerinduan pecinta surga dan bahan kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya orang-orang bekerja keras untuk mendapatkannya.”
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata, “Ini merupakan puncak kerinduan pecinta surga dan bahan kompetisi mereka. Dan untuk hal ini seharusnya orang-orang bekerja keras untuk mendapatkannya.”
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Robb-Nya mereka memandang." (Al-Qiyamah: 22-23)
Mamandang wajah Allah di akhirat kelak adalah salah satu
impian terbesar bagi setiap muslim. Karena itu adalah nikmat yang paling besar
di syurga kelak.
Rasul bersabda dalam hadist Jabir bin 'Abdullah:
"Kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam memandang bulan purnama di malam itu , seraya bersabda : Sungguh kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini, tidak terhalangi apapun dalam melihatNya subhanahu wata'ala, maka semampunya berusahalah menyempurnakan shalat subuh dan shalat Ashar maka perbuatlah". ( Shahih Al Bukhari )
Lalu, bagimana cara
menggapainya?
Allah mengabarkan salah satu caranya dalam akhir surat
Alkahfi. Allah berfirman:
Katakanlah: Sesungguhnya aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Adakah Hati
Benar-benar Rindu?
Pertanyaan di atas selayaknya senantiasa kita tanyakan pada
hati masing-masing. Sebab cinta dan rindu itu menuntut bukti dan pengorbanan.
Jika cinta, apa buktinya? Jika rindu, apa yang telah dikorbankan?
Jangan sampai kita mengaku cinta dan rindu pada Allah, namun
shalat lima waktu begitu malas, baca Quran hanya Ramadhan, dan sedekah hanya
sisa uang.
Jangan sampai kita mengaku cinta dan rindu pada Allah, tapi
untuk nonton sepak bola atau berangkat kerja/sekolah selalu bangun tepat waktu
dan untuk shalat subuh selalu kesiangan.
Jangan sampai kita mengaku cinta dan rindu pada Allah, namun
koran lebih banyak dibaca daripada Quran, lagu lebih banyak dihafal daripada
Quran, dan perkatan manusia lebih sering dikaji serta dipelajari daripada
Quran.
Jangan sampai cinta dan rindu itu hanya di bibir. Sedangkan
hati dan anggota tubuh lainnya selalu menghianati. Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia." (QS.Al Anfal 2-4)
Ujian Cinta
Kawan, di negeri yang jauh di sana, banyak saudara-saudara
kita yang rela dibunuh untuk membuktikan rasa cinta dan rindunya. Mereka tak
takut, mereka tak gentar, mereka selalu berjuang. Kita doakan semoga Allah
Ta’ala memberikan mereka kekuatan, semangat, dan keteguhan iman untuk selalu
berjuang dijalanNya. Semoga Allah menolong mereka dengan pertolongan yang
sempurna dariNya. Serta menghancurkan musuh-musuh mereka dan musuh–musuh islam
dengan kehancuran yang sangat, dan tidak membiarkan satu orang dari mereka
selamat dari adzabNya.
اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَلاَ يُؤْمِنُوْنَ بِوَعْدِكَ، وَخَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمْ الرُّعْبَ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ إِلَهَ الْحَقِّ
Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang mencegah manusia dari jalan-Mu, yang mendustakan Rasul-Rasul-Mu dan tidak beriman kepada janji-Mu. (Ya Allah) perselisihkanlah, hancurkanlah persatuan mereka, timpakanlah rasa takut dalam hati mereka, timpakanlah kehinaan dan siksa-Mu atas mereka. (Ya Allah) Ilah Yang Haq.”.
Semoga tulisan yang sederhana ini bisa memberikan motivasi
kepada hati untuk senantisa menjadikan Allah Ta’ala adalah Dzat yang senantiasa
paling dirindukan dan dicintai serta menimbulkan rasa persaudaran antara kita sesama
muslim.
sM Hadir Kembali
sM Hadir Kembali
Akhirnya tulisan ini kami tutup dengan kabar gembira kepada
mereka yang senantiasa merindukan layanan SMS sM (Senyum Moivsi: hidup indah,
penuh inspirasi).
Kami beritahukan dengan hati yang gembira bahwa sM kini
hadir kembali namun dengan format yang berbeda. Jika dulu sM adalah singkatan
senyum motivasi maka sekarang berubah menjadi senyum Muhasabah. Jika dulu sM
hadir lewat sms, maka sekarang akan melalui status facebook kami.
Bagi yang berminat caranya sangat mudah. Cukup dengan tiga langkah. Pertama like/suka, kedua dibagikan (ke grup atau ke didinding sendiri) dan yang ketiga adalah komentar. Ya, Anda cukup menyukai, membagikan dan memberi komentar pada status kami yang berbunyi: “Senyum Muhasabah: bersama memperbaiki diri dari hari kehari”
Untuk layanan ini anggota/membernya terbatas. Hanya untuk
lima puluh orang yang pertama kali memberi komentar pada status tersebut. Adapun
format kementar, ketik sM: harapan Anda untuk sM kemudian kesan Anda pada sM
sebelumnya (khusus member lama sM). Contoh, sM: semoga bisa membantu saya dalam
berintropeksi diri (harapan). Syukran sM, SMS kalian membuat saya lebih
bersemangat (kesan).
Bagi yang diterima menjadi member, insya Allah akan di tag
dalam status khusus kami untuk sM. Untuk kali ini kami akan fokus pada
perenungan ayat-ayat alquran. Buku yang menjadi rujukan kami adalah Liyadabbaru
ayaatihi hashadi ‘amin minat tadabbur yang telah diterjemahkan menjadi SMS
Tadabbur Alquran.
Berikut ini adalah 3 status pembuka untuk sM:
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi (merenungkan)
Alquran, ataukah hati mereka terkunci?” (QS Muhammad ayat 24)
“Jika ucapan orang yang berilmu lebih layak didengarkan
daripada ucapan orang bodoh, dan ucapan seorang ibu yang penyayang lebih layak
didengarkan dari daripada ucapan orang lain, berarti ucapan Allah Yang Maha
Berilmu dan Maha Penyayang lebih layak didengarkan, direnungkan, dan dipahami.”
(Alharits Almuhasibi)
“Coba pikir! Bila Alquran diturunkan pada gunung yang besar
dan tinggi, niscaya gunung itu akan tunduk, bahkan retak dan hancur. Sementara
hati Anda yang ukurannya hanya serpihan dari gunung itu, berapa banyak ia
mendengarkan Alquran? Namun demikian ia tidak pernah tunduk dan tidak
terpengaruh. Rahasia dibalik itu hanya satu; ia tidak merenungkannya.” (Prof.
DR Nashir Al-Umar)
Semoga niat ini tetap terjaga dan langkah ini tetap
istiqomah. Jangan lupa sampaikan kepada kawan dan keluarga Anda. Semoga bermanfaat
dan salam ukhuwah.
Share This Article
No comments:
Post a Comment