Sungguh sebuah Ied yang Istimewa,
Ditempat yang Lapang,
Ditemani sinar mentari yang hangat,
Dengan Khutbah yang menyentuh Raga,
Isak tangis Pun tak terelakan,
Sungguh Ied yang menyenangkan..
Selamat membaca..
Sungguh Ied yang menyenangkan..
Selamat membaca..
-MENATA JIWA, MEMBANGUN PRIBADI MENUJU KEJAYAAN UMAT-
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ
اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ
بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً”
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ
الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd…
Hari ini kita kembali berkumpul, di
tempat ini, di atas sepenggal bumi milik
Allah Azza Wajalla yang cucuran rahmatNya tak berhenti menyapa kita.
Segenap jiwa kitapun menyatu, dalam satu harapan menggapai RidhaNya.
Seraya lisan-lisan kita serempak melantunkan takbir, tahlil dan tahmid. Yang suaranya
membahana menggetarkan jiwa, membelai alam semesta, menambah keindahan dan
keselarasannya.
Sebulan lamanya kita menempa diri dengan ibadah, semoga kiranya semua
ibadah itu diterima olehNya Allah Tabaraka wa Ta'ala, amin,amin ya Rabbal
alamin,...
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Hari ini, saat kita bergembira dalam
suasana hari raya, kitapun tetap sadar bahwa sesungguhnya kaum muslimin
menghadapi demikian banyak problema, hampir di setiap sudut kehidupan.
Penjajahan dan kezaliman dengan
pongahnya masih saja menerkam kaum muslimin di berbagai penjuru dunia.
Palestina, Suriah dan Arakan Burma menjadi saksi nyata memilukan hati.
Kemiskinan dan tekanan ekonomi masih
saja menerpa saudara-saudara kita di berbagai negeri, sementara konflik seakan
tak berhenti berkecamuk, menambah runyamnya keadaan.
Ancaman pemurtadan dan maraknya
aliran-aliran sesat juga semakin mengancam dan mengkhawatirkan.
Dan yang
paling miris adalah semakin jauhnya umat
ini dari tuntunan agamanya, maka jadilah kebenaran sebagai barang
langka, amanah tersia-siakan, kemaksiatan merajalela, yang haq dipandang
batil dan kebatilan dipandang sebagai
yang haq...Wallahul Musta'an
Dihadapan berbagai permasalahan ini,
di tengah berbagai problema ini, jiwa-jiwa beriman, jiwa-jiwa perindu Surga tak
pernah putus harapan, karena mereka yakin bahwa malam pekat yang mencekam
takkan selamanya mengurung kehidupan, akan ada sinar mentari pagi yang datang
menerangi:
تُولِجُ
اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ
مِنَ الميت وَتُخْرِجُ
الميت من الْحَيَّ
“Engkaulah yang memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam, dan Engkau mengeluarkan yang hidup dari yang
mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup...” (QS. Ali Imran: 27)
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum Muslimin a'azzakumullah
Semoga Allah mengokohkan kita semua,....
Jiwa-jiwa perindu surga tak pernah
putus harapan, karena mereka yakin bahwa sebesar dan sebanyak apapun
permasalahan dan problema yang datang mendera, selalu ada jalan insya Allah.
Sebanyak dan sedalam apa kita
menanam iman, maka akan semakin banyak kita menuai harapan. Karena iman dan
taqwa adalah bahan bakar utama bagi seorang insan dalam mengarungi kehidupan
dengan berbagai derita dan problemanya.
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Ia
akan memberikan baginya jalan keluar...” (QS.
Al-Thalaq: 2)
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Dia
akan bagi urusannya kemudahan..” (QS.
Al-Thalaq: 4)
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya bersama dengan kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Syarh: 6)
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum muslimin yang disayangi Allah
Yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah dari mana kita mulai menapaki jalan harapan itu?
Kita tak perlu lama menunggu jawabannya. Rasul kita yang tercinta shallallahu
alaihi wasallam, memberi kita jawabannya dengan sangat jitu:
ابْدَأْ
بِنَفْسِكَ
“Mulailah dari dirimu sendiri!” (HR. Muslim)
Ya, jalan
itu dimulai di sini, dari dalam diri ini.
Setiap diri telah tiba saatnya untuk menengok lebih dalam pada jiwanya, menelaah
lebih teliti rongga hatinya, melihat dan membasuh semua luka yang ada di situ,
menghapus semua noda hitam yang melekat, hingga hilang dari qalbu semua
torehan dosa yang kelabu.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ
تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا
كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ
قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah
diturunkan Al-Kitab atas mereka kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka
lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan diantara mereka adalah
orang-orang yang fasik.” ( QS. Al-Hadid: 16)
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum beriman yang dirahmati Allah,
Wahai para pengibar Panji Laa ilaha illallah
Memperbaiki diri dan menata jiwa adalah bermakna bahwa kita harus memulainya dari aqidah, dari
pondasi paling asasi dari bangunan
keIslaman kita, yang menentukan baik tidaknya amalan kita selanjutnya, bahkan
diterima atau tidaknya semua amalan kita.
لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Jika engkau melakukan kesyirikan, maka sungguh akan
batal amalan-amalanmu, dan engkau di akhirat
termasuk orang yang merugi.” (QS. Al-Zumar : 65)
Kewaspadaan
dari perkara-perkara yang merusak aqidah seharusnya menjadi sesuatu yang melekat pada diri kita, bukankah seorang Khalilullah,
kekasih Allah, Ibrahim alaihissalam sendiri pernah berdoa yang doanya
diabadikan dalam Al-Qur’an:
وَاجْنُبْنِي
وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“...dan jauhkanlah kami dan anak keturunanku dari penyembahan terhadap
berhala-berhala.”
(QS. Ibrahim: 35)
Jika
seorang Ibrahim alaihissalam sedemikian waspadanya menjaga aqidah, maka
sudah sepatutnya kita yang demikian banyak kelalaian ini- yang mencoba menata
dan memperbaiki diri- menapak tilasi jejak beliau alaihissalam, dengan
menjadikan aqidah sebagai titik tolak semua kebaikan itu.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum Mukminin a'azzakumullah
Wahai para hamba-hamba Allah yang semoga dikasihiNya
Memperbaki dan menata kembali diri ini adalah usaha
sungguh-sungguh untuk memperbaiki segala bentuk ibadah kita kepada Allah
Ta'ala, karena untuk itulah kita diciptakan :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
beribadah kepadaku.” (QS: Al-Dzariyat: 56)
Seorang
mukmin sejati adalah seorang yang 'aabid (ahli ibadah), segala gerak
geriknya adalah ibadah. Ia menjaga ibadah-ibadah mahdhah yang telah ditentukan
Allah yang kemudian dengan dengan taufiq Allah Ta'ala pengaruh dan
dampak dari ibadah itu membersitkan berkas-berkas cahaya dalam kepribadiannya.
Rasul kita yang mulia shallallahu alaihi wasallam
pernah meriwayatkan dari Rabb-nya satu hadits qudsi, di mana Allah berfirman:
وَمَا
تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ
كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ
الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ
وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
“Dan tidak ada perkara yang lebih Aku cintai dari hambaKu
yang mendekatkan diri kepadaKu melainkan dengan perkara-perkara yang telah Aku
wajibkan atasnya, dan senantiasa seorang
hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan perkara-perkara sunnah sehingga Aku
mencintainya, maka bila Aku telah mencintainya maka Aku sebagai pendengarannya
yang ia mendengar dengannya, Aku menjadi
penglihatannya yang ia melihat dengannya, Aku menjadi tangan yang ia
menyentuh dengannya, Aku sebagai kakinya yang ia berjalan dengannya, jika ia
memohon padaKu sesuatu, sungguh akan Kuberikan, dan jika ia meminta
perlindungan dariKu, sungguh akan kuberikan perlindungan itu.” (HR. Al-Bukhari)
Alangkah indah dan luar biasanya atsar
atau pengaruh ibadah yang kontinyu dan konsisten itu, bermula dari yang wajib
kemudian disempurnakan dan dilengkapi dengan yang sunnat atau nawafil,
hingga hal itu mengundang cinta Ilahi yang demikian agung. Akhirnya sang hamba
akan terpenuhi hatinya dengan pengagungan kepada Allah, jadilah ia menggunakan
semua pendengaran, penglihatan, tangan, kaki dan semua yang ada pada dirinya
hanya sesuai dengan keridhaan Allah. Ada bimbingan ilahi untuk seluruh
gerak-geriknya, dan itu semua adalah karunia Allah yang diberikannya kepada
para ahli ibadah dari hamba-hambaNya.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum muslilmin Rahimaniyallah wa iyyakum
Memperbaki dan menata kembali diri ini adalah usaha
sungguh-sungguh untuk semakin memperindah akhlak kita, mengharumkan kepribadian
kita dengan akhlakul karimah, hingga pribadi muslim sejati akan semakin semerbak
baunya, menyenangkan dan menentramkan orang-orang yang berada di sekelilingnya,
bukankah Nabi kita tercinta Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia,
إِنَّمَا
بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
(HR. Ahmad dan Al-Bukhari
dalam al-Adab al-Mufrad)
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditanya oleh seorang sahabat beliau: perbuatan apakah yang paling banyak
memasukkan manusia ke dalam sorga? Maka beliau pun menjawab:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“...Taqwa kepada Allah dan akhlak yan baik.” (HR.
At-Tirmidzy)
Menjadi
seorang yang dianugerahi iman dan komitmen untuk memperjuangkan iman, adalah
karunia terbesar kepada seorang hamba yang wajib untuk disyukuri dan
dipertahankan, dan salah satu sisi iman yang perlu terus diasah dan dipertajam
adalah masalah akhlak ini.
Seorang multazim
(yang berkonsisten terhadap agamanya) adalah orang yang paling berpeluang untuk
menjadi manusia-manusia yang terbaik akhlaknya. Sikap ar-Rifq (lemah
lembut) harus senantiasa menghiasi kepribadian seorang insan multazim.
Bukankah Nabi kita Shallallahu
‘alaihi wa sallam yang mulia telah menghadiahkan salah satu mutiara
perkataannya:
إِنَّ
الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا
شَانَهُ
“Sesungguhnya kelemahlembutan itu tidaklah ia berada
pada sesuatu kecuali ia akan membuatnya semakin indah, dan tidaklah ia tercabut
dari sesuatu kecuali ia akan membuatnya semakin buruk.” (HR. Muslim)
Perilaku
keras yang menjurus kasar dalam ucapan dan tindakan akan membuat manusia
menjauh dan enggan mendekati cahaya iman yang sesungguhnya ada pada anda.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dengan
Rahmat dari Allah engkau pun bersikap lembut pada mereka. Dan andai saja engkau
bersikap kasar dan keras hati, pasti mereka akan pergi dari sekitarmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Iman yang
mendalam, akan tercermin dari perilaku yang mulia terhadap sesama manusia.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Upaya
perbaikan diri, bukanlah sikap melarikan diri dari kenyataan dan meninggalkan
gelanggang dakwah dan upaya ishlahul ummah (perbaikan ummat). Namun
kedua hal ini harus berjalan simultan. Setiap pribadi harus selalu perduli
dengan dirinya dan terus memperbaikinya. Semakin baik pribadinya, maka satu
dari komponen umat menjadi semakin baik.
Sekali lagi
contoh teladan Nabi kita yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam
seharusnya menjadi parameter kita, dimana beliau adalah seorang paling bersih
hatinya, paling dekat dengan Rabbnya, sekaligus paling peduli dengan umatnya.
Upaya
perbaikan diri ini akan menjalar dengan indah ketika setiap pribadi muslim
melakukannya dengan konsisten, dimana setiap pribadi akan membentuk atau
menjadi bagian dari satu keluarga muslim yang akan saling menggandeng dengan
keluarga muslim lainnya membangun sebuah masyarakat Islam yang kuat.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Kaum Muwahhidin a'azzakumullah
Semua asas dan dasar perbaikan itu adalah sekali lagi
bermula dari Tauhid.
Tauhid yang
murni akan melahirkan kebersihan hati, kemuliaan akhlak dan kejayaan di dunia
ini.
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم
فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ
دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Dan Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh di antara kalian, sungguh Allah akan menjadikan mereka
berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang
telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka setelah berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukanKu dengan sesuatu pun.”(QS. An Nur: 55)
Kunci
perbaikan diri dan kejayaan umat ini adalah tauhid yang murni hanya kepada
Allah, menjauhkan diri dan membersihkan hati dari semua bibit kesyirikan termasuk
diantaranya syirik kecil yang sesungguhnya adalah dosa besar.
Allahu Akbar, walillahil hamd
Kemudian setelah itu jamaah yang
mulia, bangunan pribadi mukmin harus ditegakkan tiangnya dan tiang itu adalah SHALAT.
Perbaikan diri adalah shalat.
Ya...shalat yang banyak dilalaikan oleh
banyak orang yang mengaku muslim.
Bukankah shalat mencegah dari yang mungkar? Bukankah
shalat adalah penguat jiwa? Bukankah shalat adalah media paling indah seorang
hamba berhubung dengan Rabbnya?
Melalaikan
shalat adalah kelalaian yang tiada terkira, maka upaya perbaikan diri harus
kita mulai dengan menegakkan shalat kita. Jadikan shalat sebagai warisan yang
paling berharga kepada anak dan cucu kita. Jangan sampai kita meninggalkan
dibelakang kita generasi yang menyia-nyiakan shalat.
فَخَلَفَ
مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ
“Kemudian datanglah setelah mereka generasi yang
mengabaikan shalat dan memperturutkan hawa nafsu.” (QS. Maryam: 59)
Mari perhatikan lafal-lafal adzan
Hayya 'alas shalah
Mari menuju shalat
Hayya 'alal falah
Mari menuju kemenangan
Betapa shalat adalah pembuka kemenangan
Jika sebagian ummat masih saja lalai dan menyia-nyiakan
ibadah yang terpenting ini, barangkali sudah saat kita menggemakan GERAKAN HAYYA 'ALASH SHALAH.
Setiap kita perlu meningkatkan kualitas
shalat kita, dan bagi yang belum disiplin menegakkannya. Sudah saatnya kembali
menikmati indahnya shalat, indahnya bermunajat kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala,
Rabb yang telah menciptakannya.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Di tengah upaya perbaikan diri ini,
cukup pantas mendapat perhatian kita adalah kewaspadaan terhadap berbagai
aliran sesat yang yang tidak membawa kepada umat ini melainkan marabahaya dan
berbagai kemudharatan, upaya perbaikan diri setiap pribadi ummat sangat terganggu dengan berbagai pemikiran
yang menyimpang.
Betapa
tidak, di tengah upaya kita kembali kepada al-Qur’an, ternyata ada yang
mengatakan bahwa ada al-Qur’an lain yang berbeda dengan kita baca hari ini,
bahkan mereka menuduh bahwa al-Qur’an kita telah mengalami penyimpangan.
Di tengah
upaya kita kembali kepada As-Sunnah, ternyata ada yang mengatakan bahwa semua
sahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum– yang merupakan para periwayat
hadits-hadits Rasulullah kepada kita-telah murtad kecuali beberapa gelintir
saja.
Di tengah
upaya kita menjaga tatanan keluarga dan masyarakat, ternyata ada yang justru
memotivasi kalangan anak muda untuk melakukan nikah mut’ah alias kawin kontrak.
Dan tentu saja kita tidak lupa, ada
kelompok yang meyakini masih ada Nabi lain setelah Nabi kita yang terakhir,
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahul Musta'an Wa'alaihittiklaan
Kaum Muslimin hafidhakumullah
Semoga
perlindungan Allah selalu meliputi kita semua.
Dari
tempat yang mulia ini pula, di atas sepenggal bumi milik Allah kami serukan
ajakan kepada para pemimpin negeri ini -yang mendapat amanah untuk mengurus
sepenggal bumi itu beserta manusia-manusianya- mari kita bersama memperbaiki diri-diri ini,
karena keshalehan para pemimpin akan berbias pada kepemimpinannya.
Marilah kita tingkatkan rasa khauf
(takut) kita pada Allah. Mari kita
berdamai dengan alam yang Allah karuniakan ini dengan menjalankan dan
menerapkan SyariatNya yang mulia dan indah, karena sesungguhnya seluruh alam raya
ini adalah makhluk-makhlukNya yang tunduk pada ketentuan dan aturanNya.
Dan bagi
anda saudara kami para insan pers dan media, jadikan peran anda bagian dari
upaya perbaikan umat, jangan terperdaya dengan pragmatisme, apalagi upaya
terselubung menyudutkan dakwah Islam. Jadilah insan media yang menuntun dan
membimbing umat.
Allahu
akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
walillahil hamd...
Dan wahai
para guru kami tercinta, para Ustadz dan pembimbing jiwa kami, kepadamulah
setelah Allah bergantung kejayaan umat ini, mari kita membangun dan terus
memperbaki diri, jangan kita terlalaikan
dengan rutinitas dakwah sekalipun. Janganlah
kita bagaikan lilin, menerangi
sekitarnya lalu luluh dan meleleh.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ
أَنْفُسَكُمْ
“Apakah engkau
menyeru manusia (melakukan) kebajikan namun melupakan diri-dirimu.”
(QS. Al-Baqarah: 44)
Lalu kepada para pemuda harapan umat,
pemikul tanggung jawab kini dan hari esok: jadilah pemuda-pemuda beriman yang
tangguh, tantangan menantimu di hadapan dengan beribu macam dan ragamnya.
Bekali diri dengan ilmu syar'iy yang cukup, karena itulah pelita sejati
yang menerangi jalanmu yang penuh dengan onak dan duri, Jadikan Al-Qur'an di
dadamu, yang selalu menghembuskan ruh iman dan taqwa.
Kobarkan
selalu semangat jihad dan perjuangan di dadamu, jangan pernah redup apalagi
padam. Jadilah pemuda mukmin sejati yang berani dalam kecerdasannya, dan cerdas
dalam keberaniannya.
Allahu Akbar walillahil hamd..
Lalu kepada
engkau para ibunda kami, ummahat yang mulia, perbaikan umat ini tergadaikan di
tanganmu, kesalehanmu adalah kesalehan umat ini, dan ketergelinciranmu adalah
ketergelinciran umat ini, mari bersama untuk
tiada henti menata diri, Umat menanti uluran tanganmu yang lembut nan
tegar membina generasi yang sholeh dan teguh.
Engkaulah benteng keluarga yang
tangguh, dan setiap engkau wahai para
bunda adalah pelabuhan jiwa bagi setiap suami dan anandamu, senyummu
adalah mentari yang terindah buat mereka, sapaanmu adalah embun tersejuk yang
membasahi jiwa mereka, engkau ada untuk
mereka.
Wahai saudari muslimah yang mulia,
muliakan dirimu dengan menutup auratmu. Kemuliaanmu ada pada jilbab dan hijab muslimahmu.
Jaga kehormatanmu, karena engkaulah perhiasan terindah dunia ini dengan
kesalehanmu.
Wahai para mujahidah sejati, jadilah
wanita pilihan, jadikan jiwamu selembut dan setegar Khadijah, cerdasmu bagaikan
Aisyah, sabarmu bagaikan Maryam, keteguhanmu seperti Nusaibah, setiamu bagaikan Fatimah. Dan
cita-citamu adalah cita-cita Asiah yang doanya abadi dalam kitab Ilahi:
رَبِّ
ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Wahai Tuhanku, buatkan bagiku sebuah rumah di sisiMu di
dalam Surga.” (QS. Al-Tahrim: 11)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…
Kaum Mukminin Syarrafakumullah
Setelah kita menyelesaikan ibadah puasa sebulan penuh
pada Ramadhan tercinta, Allah Azza wa Jalla masih saja memuliakan kita dengan
kesempatan menyempurnakan pahala puasa kita senilai setahun penuh, dan itu
"hanya" dengan menambahkan 6 hari berpuasa di bulan Syawal, Sang
Rasul tercinta shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ
سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa ramadhan kemudian
mengikutinya (dengan berpuasa) enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti telah berpuasa setahun
penuh.” (HR. Muslim)
Waktu pelaksanaannya bisa dipilih di
hari mana saja dari bulan syawal dan tidak harus berturut- turut, dan bahkan
sebagian ulama berpendapat bolehnya mendahulukan puasa Syawal ini sebelum mengqadha’/mengganti puasa Ramadhan. Semoga kita dapat memanfaatkan peluang emas ini, jangan sampai
tersia-siakan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd...
Di hari penuh rahmat Allah, saat
kebahagian memenuhi dada kita, keharuan menyelimuti hati kita, mari kita
tundukkan jiwa dan raga seraya memohon dan berdoa kepada Rab yang kuasaNya
tiada batas, yang RahmatNya meliputi segala sesuatu:
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ
تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ الْمَجْدِ
وَالثَّناَءِ ، رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ
إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم
Alhamdulillah, segala puji bagimu Ya Allah, atas
anugerah kehidupan, atas nikmat kesehatan, atas iman dan hidayah. Atas segala
karunia yang mengucur terus tiada terputus.
Ya Allah, hari ini, di tempat ini
kami berkumpul, kami hamba-hambamu yang penuh noda dan dosa ini menengadahkan
jiwa mengharap limpahan kasih dan sayangmu.
Wahai Rab kami yang Maha pengampun,
sungguh Engkau mencintai ampunan dan permohonan ampun, maka ampunilah kami dari
segala dosa dan kesalahan.
Ya Allah Engkaulah Tuhan kami, tak ada
yang berhak disembah melainkan Engkau, engkaulah Pencipta kami, dan kami pun
akan selalu menepati janji terhadapMu semampu kami. Kami berlindung padaMu dari
buruknya apa yang kami kerjakan, kami akui segala nikmat yang Engkau karuniakan
pada kami, walau kami akui pula segala dosa dan salah kami padaMu. Ampunilah
diri-diri ini Ya Allah, karena tiada yang dapat mengampuni semua dosa itu
melainkan Engkau.
Ya Allah… Ya Rabbana, Ya Allah…
Ya Ilahana
Engkau Maha Tahu akan segala apapun juga, tak ada yang dapat bersembunyi dari
pengawasanMu. Bersihkanlah jiwa-jiwa kami dengan embun rahmatMu, bersihkanlah
dengan salju putih kasihMu, hingga jiwa ini kembali putih bersih bagai kain
putih yang terbersih.
Wahai Rab kami yang Maha Perkasa,
Wahai Rab kami yang Maha bijaksana.
Jagalah negeri kami dan setiap negeri
kaum muslimin dari setiap marabahaya, dari setiap fitnah dan bencana, jangan
Engkau timpakan hukuman pada kami karena dosa-dosa kami.
Ya Allah, kedua Ayah Ibu kami adalah
orang yang pertama kali berjasa kepada kami, memperkenalkan kami kepada-Mu,
merawat, mendidik dan membimbing kami dengan penuh kesabaran, tak jarang
airmata mereka tumpah karena ulah kami, Ya Allah tak ada yang mampu kami
berikan kepada mereka kecuali seuntai doa kepada-Mu untuk mengampunkan
kekhilafan dan kesalahan mereka, melimpahkan kasih sayang dan rahmat kepada
mereka, ampunkan mereka yang telah wafat, bimbing dan tunjukilah mereka yang
masih bersama kami dan jadikanlah kami orang yang mampu berbakti kepada mereka
sesuai tuntunan-Mu, Engkaulah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Do’a.
Wahai Rab kami, Engkau Maha Tahu apa
yang diderita saudara- saudara kami di berbagai belahan bumiMu, Engkau Maha Tahu
ya Ilaahana bahwa di tengah desingan peluru, dentuman bom yang
menggelegar, mereka tetap menyebutMu, mereka tetap menyembahMu, mereka tetap
menggelorakan seruan Laa ilaaha illallah...
Ya Allah, Rab para mustadh'afin,
penolong orang-orang tertindas, segerakan pertolonganMu pada hamba-hambaMu yang
beriman di Palestina, anugerahkan ajaibnya kekuasaanMu buat para saudara kami
di Syria, Enyahkan tirani kaum sesat yang zalim dari negeri Syam yang mulia.
Ya Allah, Ya Rabbana....Tak
mungkin lepas dalam pengawasanMu, tak mungkin hilang dari pengetahuanMu yang
tiada berbatas apa yang diderita oleh saudara kami di Burma, dengan
kelembutanMu Ya Allah tolonglah mereka, basuhlah setiap luka mereka dengan
kasih dan sayangMu, runtuhkan segala angkara murka dan kezaliman dari negeri
tumpah darah mereka. Hanya Engkau harapan kami...Ya Rab....
Duhai Rab kami yang Maha penyayang,
sayangilah para ustadz kami, para guru kami, lindungilah mereka selalu dari
segala marabahaya, tuntunlah langkah mereka selalu di atas kebenaran, ampuni
segenap khilaf mereka, berikanlah cahayaMu yang dengannya mereka membimbing
kami.
Allahumma… Ya Allah, sungguh kami hanyalah hamba-hambaMu, anak dari hamba-hambaMu jua,
ubun-ubun kami di TanganMu, berlaku pada kami setiap ketentuanMu dan adil bagi
kami putusanMu, Ya Allah kami mohon padaMu dengan setiap namaMu, yang Engkau
namakan diriMu denganNya, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau Engkau
ajarkan pada seorang hambaMu, atau Engkau simpan dalam perbendaharaan ilmu
gaibMu, agar Kau jadikan Al Qur'an penyejuk jiwa kami, cahaya dalam dada kami,
pengusir kesedihan kami, dan dengannya berlalu segala gundah-gulana kami.
Wahai Allah yang menggenggam hati
hamba-hambaNya, satukan hati ini dalam ketaatan padaMu, himpunkan ia dalam
cinta sejati karenaMu, hilangkan segala benci dari jiwa-jiwa beriman atas
saudara-saudaranya, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang bersaudara karenaMu dan
hanya untukMu.
Ya Allah Rab yang Maha Pemaaf, hiasi
hati kami dengan kelapangan, kuatkan jiwa kami untuk memberi maaf pada setiap
saudara kami yang bersalah, karena Engkau maha Tahu Ya Allah dosa dan kesalahan
kami padaMu.
Ya Allah karuniakanlah pada keluarga
dan anak-anak kami kesalehan yang menyejukkan pandangan kami, hiasilah mereka
dengan Al Qur'an di dada-dada mereka, satukanlah kami di duniaMu ini dalam
ketaatan dan himpunkan kami dalam Sorgamu yang kekal abadi.
اللَّهُمَّ
رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ،
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ
وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
-----
Share This Article
No comments:
Post a Comment