Maka para santri itu berkata kepada beliau:
“Ya Syeh, kami ingin Anda menganti pelajaran dengan pelajaran yang lain
seperti kisah-kisah, sejarah dan lain sebagainya…”
Beliaupun menjawab: “Baiklah, kita lihat
saja nanti.”
Kemudian pada besok paginya Beliau keluar
dihadapan para santrinya dengan wajah yang sedih dan penuh pikiran. Maka para
santripun bertanya pada Beliau apa sebabnya. Maka Beliau menjawab: “Aku
mendengar kalau di desa sebelah ada seorang pemuda yang baru pindah ke rumahnya
yang baru. Dia takut kalau kepindahannya itu mengganggu jin yang tinggal di tempat itu. Maka diapun
menyembelih seekor ayam jantan untuk jin tersebut sebagai pendekatan kepadanya agar jin itu tidak mengganggunya. Aku telah mengutus seseorang untuk memastikan kabar itu benar atau tidak.”
menyembelih seekor ayam jantan untuk jin tersebut sebagai pendekatan kepadanya agar jin itu tidak mengganggunya. Aku telah mengutus seseorang untuk memastikan kabar itu benar atau tidak.”
Mendengar jawaban itu para santri
biasa-biasa saja. Reaksi terbesar mereka adalah doa agar pemuda itu mendapatkan
hidayah. Kemudian mereka diam tanpa kata.
Kemudian pada besok paginya beliau menemui
para santrinya dan berkata: “setelah dipastikan ternyata kabar itu tidak
seperti demikian, ternyata pemuda itu tidak menyembelih ayam jantan sebagai
pendekatan untuk jin melainkan pemuda itu menzinai ibunya.”
Mendengar kabar itu para santri itu menjadi
emosional. Mereka menghina dan mencaci maki pemuda itu dan berkata: “kita
harus menghentikan pemuda itu, menasehatinya dan memberi hukuman padanya.
Melihat reaksi santrinya Syeh itu berkata: “sungguh
aku sangat terkejut dengan reaksi kalian. Kalian sangat terkejut dengan suatu
dosa besar (zina) yang kalian ketahui bahwa dosa itu tidak mengeluarkan
pelakunya dari Islam. Dan sisi lain kalian diam saja terhadap syirik
(menyembelih untuk selain Allah تعالى) yang menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam.”
Para santripun terdiam. Kemudian beliau
memberikan isyarat kepada seorang santri dan berkata: “mari kita membahas kitab
tauhid dari awal lagi”
*diterjemahkan secara bebas dari kitab اركب معنا
*diterjemahkan secara bebas dari kitab اركب معنا
No comments:
Post a Comment